Haura, gadis manja yang menikah dengan Alkana, laki-laki yang lebih tua beberapa tahun darinya. Laki-laki yang sudah ia impikan untuk menjadi suaminya sejak kecil.
Alkana menikahi Haura karena permintaan sang Mami. Bahkan ia sempat sesumbar tidak akan menyukai perempuan yang dalam bayangannya dulu hanyalah anak culun yang mengekorinya kemanapun pergi.
Namun, setelah akad Alkana malah menjilat ludah sendiri. Ia akui ia sudah jatuh hati sejak melihat Haura stelah bertahun-tahun lamanya tidak berjumpa. Haura kini menjelma menjadi gadis cantik.
Bagaimana perjalanan pernikahan mereka disaat ada sosok Melodi yang hanya diakui Alkana sebagai sahabat namun, memendam perasaan pada Alkana dan tidak terima bahwa wanita lain yang jadi pendamping hidup lelaki pujaannya?
Happy reading 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HIPDD 19 Rencana Pindah
Haura, Istri Pilihan Dari Desa (19)
" Hai, Mel. Sendiri aja?," tanya Reva. Dia orang pertama yang mengetahui keberadaan Melodi.
' Ah, iya. " Jawab Melodi tergagap.
Ia melihat ke arah Alkana dan Haura.
Apa Alkana bohong padaku? Tapi, tidak mungkin. Batin Melodi.
" Mereka sangat serasi kan?. Sempurna," puji Reva lagi-lagi membuat Haura malu. Karena benayk orang yang melihat ke arah mereka.
" is, udah sih teh. Di goda terus dari tadi. Istriku ini memang canti luar dalam," puji Alkana malah tambah memuji Haura.
" A, ih. Malu tahu," Haura menangkup wajahnya,"
" Manisnya istriku .." Alkana malah terus menggoda Haura. Sangat senang saat melihat Haura tersipu seperti itu.
Keluarga Alkana sangat bahagia melihat keharmonisan Alkana dan Haura. mereka berharap hubungan keduanya semakin harmonis.
Namun, harapan keluarga alakan berbanding terbalik dengan harapan melodi.
Melodi malah ingin keduanya berpisah. Tangannya mengepal. Ia marah. Bahkan tangan satunya yang memegang buket pun tak sengaja meremas kuat buket itu.
" Mereka serasi kan?," timpal Reva seolah senang melihat ekspresi cemburu Melodi.
" Ah iya. Mereka memang serasi," Ucap Melodi dengan senyum palsunya.
" Ayo ke dalam. Acaranya sebentar lagi di mulai," Ajak Alkana sambil merangkul Haura tanpa malu.
Melodi hanya mendengus.
Acara pun berlangsung meriah. Beberapa foto di abadikan oleh Reva yang memang membawa fotografer sendiri. Temannya.
" Al,ayo buka toganya. Foto biasa sekarang," ucap Reva.
Sebenarnya mereka sengaja sekalian membuat foto pasca wedding untuk di pajang nanti di hari resepsi pernikahan mereka.
" Kalian sangat serasi,"
Berbagai foto dengan banyak gaya pun di ambil.
Melodi kesal sendiri. Ia melirik Ben. Yang justru entah kenapa malah memakai jas yang warnanya senada dengan kebaya miliknya.
" Ben, Mel mau foto juga. Kalian sangat serasi. Apa di belakang kami kalian diam-diam menjalin hubungan?," Taba Vani mengompori.
Adam hanya menahan senyum. Dasar Vani, sudah tahu melodi menyukai Al masih saja di goda begitu. Batin Adam.
" Hanya kebetulan," jawab Melodi ketus.
" iya. Kebetulan saja," jawab Ben
Sebenarnya ia juga heran dengan pilihan warnanya. Sebelumnya rencananya memakai jas yang biasa. Warna hitam. Namun, tiba-tiba ingin memakai warna lain. Ia tidak tahu bahwa akan ada kebetulan ini.
Hingga akhirnya sesi foto itu berakhir. Mereka pulang ke kediaman masing-masing.
" Ayo kita rayakan dengan makan di luar," seru Reva antusias saat mereka menuju mobil masing-masing.
" Mami dan Papi mau ke rumah sakit. Mbakmu mau melahirkan katanya. Vin, kamu ikut masmu aja ya," ucap mami Senja pada putranya.
" Ya, sudah kita ke rumah sakit semua aja, Mi. Al juga mau lihat. Sudah lahir atau belum," ucap Alkana yang merasa lebih baik melihat keponakannya saja.
" Ya sudah, ayo."
Mereka pun pergi ke rumah sakit. Di sana Rega sudah ada di dalam ruangan dimana sang istri sedang berusaha melahirkan anak mereka.
Sementara di luar, orang tua Ameena pun ikut menunggu. Harap-harap cemas menantikan kelahiran cucu pertama mereka.
Rega akhirnya bernafas lega saat suara tangis bayi menggema. Putra pertama mereka telah lahir.
...******...
" Pi, aku mau tidur di apartemen aja. Soalnya besok ada kerjaan pagi-pagi di sekitar sini," pamit Reva pada Papi Dirga
" Ya, hati-hati." jawab Papi Dirga. " Al, kamu juga ajak istrimu tidur di apartemen aja. Biar bisa cepat istirahat. Mami dan Papi juga kayaknya mau di apartemen Alvin dulu. Biar lebih dekat nengok cucu,"
Alkana mengangguk. Kalau semua tidur di apartemen,pulang ke rumah pun akan sepi.
Akhirnya semua pulang ke apartemen masing-masing. Yang sebenarnya masih satu gedung bahkan satu lantai.
Papi Dirga sengaja membelikan keempat putra mereka satu apartemen di lantai yang sama.
" Ini apartemen teteh, password ****. Jadi, nanti kalau mau sembunyi dari suamimu yang enggak peka itu, lari kesini aja." bisik Reva.
" Hah?," Haura tidak mengerti.
" Lupakan. Pokoknya hapalin password nya. Al juga tidak tahu," bisik Reva lagi.
Haura hanya manggut-manggut.
" Pokoknya kalau Al bikin masalah, bilang tetah Ya,"
" Siap teh,"
Jawab Haura walaupun dia sendiri tidak tahu masalah apa yang di maksud.
" La, ayo masuk. Istirahat. Kalian lagi apa sih?,"
Haura dan Reva hanya nyengir. Merekapun masuk ke apartemen masing-masing.
" Semoga tidak ada apa-apa," Perasaan Reva sebenarnya sedikit tidak enak. Melihat sikap Haura akhir-akhir ini ia merasa ada sesuatu tapi, Haura tidak menceritakannya.
Jadi, ia memilih untuk memberi jalan saja. Agar Haura tidak merasa sendiri jika ia sedang ada masalah.
" A, jarak apartemen ke kampus sama rumah ke kampus, jauhan mana?," tanya Haura.
" Jauhan rumah. Kenapa? Mau pindah kesini?," tebak Alkana.
"Em, boleh? ," tanya Haura
" Boleh saja. Nanti kita izin mami dan papi. Lagi pula aku lebih senang kalau tinggal berdua." jelas Alkana dengan berbagai ide di kepalanya.
" pasti mikirin yang enggak-enggak," Haura berdecak kesal
" Bukan yang enggak-enggak. Tapi, yang iya-iya," jawabnya sambil tertawa.
"Ayo, kamar kita ada di atas?,"
" Hah? Maksudnya?. Memang apartemen ada lantai duanya juga?,"
" Gak semua sih. Tapi, milikku ada lantai duanya. Punya teh Reva dan yang lainnya juga sama," jelas Alkana sambil merangkul Haura menunjukkan kamar mereka.
Selain kamar, Alkana juga menunjukkan semua tempat yang ada di apartemen itu.
" Tapi, A. Lala gak bawa baju,"
" Disini sudah ada kok. Sengaja memang tadinya persediaan kalau tiba-tiba menginap seperti sekarang. Tapi, kalau mau pindah ya, kita ambil pakaian kita. Disini bajunya sedikit."
" Alhamdulillah kalau gitu. Lala bisa langsung mandi. Gerah soalnya,"
Mendengar kata mandi,wajah Alkana malah berseri-seri.
" Ya udah, ayo mandi,"
" Hah? Kenapa Aa yang malah semangat? Mau Aa duluan?,"
" Kenapa harus giliran kalau bisa barengan," Alkana tidak memberikan Haura kesempatan untuk menjawab. Akhirnya ia menarik Haura ke kamar mandi padahal masih menggunakan pakaian lengkap.
Ia berencana langsung membuat Haura dan dirinya basah agar Haura tidak punya alasan untuk mandi giliran.
"A, basah tahu..."
" Ya, memang sengaja." jawab Alkana acuh sambil membantu membuka semua yang Haura kenakan.
" Jangan aneh-aneh A. Ini kamar mandi,"
" Gak aneh-aneh kok. Mandi bareng aja. Yang aneh-anehnya nanti di kamar aja." jawab Alkana sekenanya.
" Gak mau ih, nanti harus mandi lagi dong. Capek," keluh Lala.
" Gak boleh nolak ajakan suami. Kalau capek nanti aku mandiin,"
Jawaban Alkana membuat Haura mengangkat tak percaya.
Hingga tanpa Haura sadari, keduanya sudah dalam keadaan polos. Mereka pun akhirnya mandi bersama.
Mandi bersama memang di anjurkan untuk pasangan suami istri untuk menjaga kemesraan.
Mandi pun di selesaikan dengan cepat, karena Alkana malah menginginkan yang lain hingga tanpa aba-aba langsung menggendong sang istri yang sudah memakai bathrobe.
" Aa!!!,"
" Ayo lanjutkan di kamar,"
Sekalipun sangat ingin. Alkana tidak mau mencampuri sang istri di kamar mandi. Sekalipun diperbolehkan namun ia ingat pesan ayahnya bahwa sebagian ulama menganggap aktivitas itu kurang beretika jika dilakukan di kamar mandi. Sementara melakukan hubungan suami istri ada etikanya sendiri.
TBC
jyn kasih celah al buat pelakor yg berkedok sahabat
buat reva semangat ya nanti ada saatnya km ketemu jodoh yg terbaik
next thor
baru begitu aj alkana udah cemburu apakabar haura gimana ga cemburu sm melodi