"Gue sudah bilang kalau lo itu tulang rusuk gue, mau menjauh seperti apapun juga endingnya lo akan tetap jadi milik gue"
"Bangun gih mimpi lo kayanya ketinggian nanti jatuh sakit"
"Ada lo kan, jadi jatuh juga bakal kepelukan lo"
"Dasar playboy"
"Gue akan berubah jika lo jadi cewek gue Giselle!"
"Sorry selera gue bukan lo"
***
Hidup Giselle yang rumit semakin rumit karena bertemu dengan laki laki tengil disekolah barunya, laki laki yang dikenal buayanya Cendrawasih High School dan laki laki yang dapat julukan sebagai the prince Cakrawala, pertemuan yang tidak sengaja di clup malam membuat Giselle harus berurusan sama laki laki itu, dan parahnya Langit mengincar Giselle sebagai mainan selanjutnya.
Bisakah Langit menakhlukkan hati Giselle, dan akankah Langit tidak terjebak dengan permainannya sendiri?
Yuk ikuti kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tikaka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15. Deg Degan
Demi Tuhan, kenapa gengaman tangan Giselle sangat nyaman, dan baru kali ini Langit merasakan dekat denga cewek senervous ini,
Langit berdehem sambil menatap Samudra dan ceweknya dengan songong, mungkin batin Langit gini Cakepan juga gue kemana mana buta kali ya mata Giselle.
"Ehem, siapa sayang?" tanya Langit pura lupa dengan Samudra.
"Dia siapa Sel?" tanya Samudra sambil menatap Langit.
Giselle menunjukan tautan tangannya "Cowok gue kenapa?"
"Semudah itu lo lupain gue?"
"Hellow, gimana gimana? Gak salah lo tanya kek gitu posisi ada cewek lo? Ingat kita sekarang bukan apa apa, dan yang jelas gue gak selingkuh kaya lo berdua. Dasar penghianat"
"Sel gue bisa jelasin kalau gu..."
"Diam!" tegas Giselle menatap tajam Stella.
"Gini ya Stella, gue diawal emang sudah curiga sama lo, dan bodohnya kenapa gue percaya sama lo saat ban mobil lo bocor dan rumah lo searah sama Samudra waktu itu, dan gue fikir emang paling bener gue jauhi lo dan lo dihubungan yang gak sehat ini" Giselle menepuk bahu Stella dengan senyum smriknya "Bahagia sama hasil ngerebut ya, hati hati nanti malah diselingkuhi balik"
"Yuk sayang kita pergi, mood gue malah kurang baik ketemu mereka" ajak Giselle.
"Gue tau lo gak suka sama Giselle kan, lo hanya manfaatin Giselle kan?" tanya Stella.
Langit menghentikan langkahnya dengan menatap Stella "Lo tau apa soal gue, emang lo siapa? Bisa baca fikiran gue dan saat Giselle hampir mati karena over dosis minuman kalian kemana? Oh iya kan kalian emang sudah gak peduli ya sama Giselle dan lo" Tunjuk Langit kearah Stella "Sebagai temen yang baik, harusnya gak mengambil kebahagiaan temennya sendiri. Tapi ada untungnya juga kalian selingkuh karena gue bisa deket dan ketemu Giselle"
"Sudah ih gak usah ditanggepi, sekarang kita jalan aja deh Lang, gak penting sama mereka, kasian Bella nungguin"
"Ingat, sampai kalian sakiti lagi cewek gue, maka gue gak akan tinggal diam!" ancam Langit dengan tatapab tajamnya
Giselle mengerjabkan matanya menatap Langot tak percaya, kenapa kesannya seperti Langit bener bener mau melindungi Giselle, apa benar Langit mencintai Giselle? Entahlah Giselle juga bingung sama Langit, karena setiap cewek juga diperlakuin seperti ini.
Baru juga melangkahkan kakinya benerapa langkah, Giselle langsung berhenti kala mendengar suara seseorang.
"Loh kalian disini?" teriak seorang laki laki,
Demi Tuhan jantung Giselle berdetak dua kali lipat dari biasanya, mendengar suara laki laki yang sangat dia benci, laki laki yang menghancurkan hati Giselle dan Sinta.
"Sel lo gak papa? Tangan lo kenapa jadi dingin gini?" panik Langit dengan mengosok gosok punggung tangan Giselle.
"Papa! Kok papa sama mama ada di sini?" ucap Samudra sambil mencium tangan kedua orang tuanya.
Giselle langsung membalikan tubuhnya, matanya yang tadi menatap dengan tajam, berubah menjadi berkaca kaca jujur tiba tiba dadany semakin sesak, dengan air mata yang mengalir deras dipipinya.
"Sel are you oke?" tanya Langit dengan menghapus air matanya,
"Gue gak mimpi kan Lang, ini nyata kan?"
"Kamu kenapa sih Sel? Kenapa sama mereka bilang sama gue?"
Giselle menggelengkan kepalanya sambil menghapus air matanya, langkah kaki mungilnya dia bawa mendekati keluarga bahagia yang sedang cipika cipiki dengan Stela, dan bercanda, layaknya mereka sangat akrab dan saling kenal.
"Jadi ini alasannya kenapa Giselle sama Samudra gak bisa disatuin, dan ini alasan papa ninggalin mama? Gila ya selingkuh nya keren pa, sampai merengut semua kebahagiaan anaknya sendiri" ucap Giselle dengan air mata yang terus mengalir.
Samudra menatap binggung kearah Giselle "Maksud lo apa sih Sel, dia papa gue kenapa lo nuduh nya seperti itu"
"Sel, papa bisa jelasin" lirih Dito papa dari Giselle.
"Jujur Samudra gak faham sama apa yang kalian bicarakan, maksud lo apa sih Sel?" binggung Samudra.
"Gak usah sok bego deh lo Sam, lo aslinya tau kan bokap lo itu siapa? DIA BOKAP GUE BANGSAT!"
"GISELLE!" tegas Mita sambil menatap Giselle dengan tajam "Kamu gak bisa ngatain anak saya, dan kamu lihat sekarang anal saya sudah bahagia sama pilihannya, dan kenapa? Kamu masih gamon sama Samudra? Ingat sampai kapanpun tante tidak akan pernah restui hubungan kamu dengan Samudra dasar anak urakan"
"Mon maaf ya tan Giselle cewek saya, dan saya juga gak akan terima jika kekasih saya malah dibilang ini itu sama tante"
Mita tertawa pelan dengan menatap Langit "Kamu siapa? Tau apa kamu dengn urusan saya dan anak ini hem?"
"Saya gak tau apa apa, dan kalau tante tanya saya siapa dengan jelas dan penuh sadar diri saya akan bilang kalau saya kekasih dai Giselle"
"Giselle sekarang sadar san Giselle sekarang tau, pantas saja mama sama tante larang keras saya berhubungan sama Samudra, ternyata ini" kekeh Giselle menatap Dito "Ternyata papa malab selinguh sama mama dari pacar anaknya, dan buat tante, tante perempuan kan harusnya tante gak lakuin ini kesesama perempuan, merebut laki laki yang sudah beristri dan parahnya menghancurkan kebahagiaan anaknya"
"Kamu diam Sel!mama kamu juga salah dalam hal ini" tegas Dito
Giselle bersidekap dada sambil menghapus air matanya dengan kasar "Sekarang jelasin pa, jelasib dimana letak salah mama? Apa dia selingkuh sama kaya yang papa tuduhkan? Apa mama sibuk kerja sampai lupa waktu dan weekend gak pulang? Jelaskan dimana letak salah mama pa, Jelaskan!" bentak Giselle.
"Sell, jangan keras keras malu" lirih Stella
Dengan kasar Giselle menghempaskan tangan Stella yang ada dibahunya "Lo diam bangsat! Lo juga salah, lo tau semuanya dan lo diam saja kan, dimana hati dan perasaan lo Stella, gu bener bener benci sama lo, gue benci"
"Sel dengerin gue, gue bis...."
"Diem!" tegas Giselle "Sekarang Giselle tau dan faham pa, semoga kalian semua bahagia"
Tanpa mendengarkan perkataan Stella dan papanya lagi Giselle langsung membalikan tubuhnya dan berlati meninggalkan keluarga itu dengan tangis yang pecah,
"Sesak Tuhan, kenapa kenyataan ini begitu menyakitkan" guman Giselle dengan menghalus air matanya,
Bahkan dia langsung berlari keluar dari pusat perbelanjaan, tidam peduli dengan Langit yang ada dimana, jujur saat ini Giselle tengah emosi.
"Giselle awas!" ucap Langit dengan menarik tangan Giselle, yang hampir saja Giselle terserempet mobil.
"Kalau jalan itu pake mata dong, jangan asal nyebrang" teriak bapak bapak yang ada didalam mobil.
Langit membungkukan tubuhnya "Maaf pak, cewek saya yang salah, sekali lagi saya minta maaf"
"Dasar anak muda, masalah percintaan saja sampai mau bunuh diri" sautnya sambil menjalankan mobilnya.
"Sel, tenang. Mending sekarang lo ikut gue ya, kita tenangin diri lo"
"Sakit Lang, sakit banget"
Langit menangguk dengan mengelus punggung Giselle dengan lembut "Iya gue tau, sekarang ikut gue ya"
