Dokter Cantik Tuan Psikopat

...༻⌘༺...

Athena merasa waspada saat melihat Ares memegang pisau. Perlahan lelaki itu berjalan mendekatinya.

"Kau mau apa dengan pisau itu?" tanya Athena.

"Beritahu aku dulu. Apa kau berbohong tentang orang tuamu?" Ares justru berbalik tanya.

"Tidak! Aku sudah lama berpisah pada orang tuaku. Mereka memang selalu berusaha mencariku karena merasa menyesal. Tapi aku tak peduli! Karena mereka sudah menyakiti hatiku!" Athena tetap pada pendiriannya. Karena jika dia mengaku berbohong, maka Ares akan merasa terkhianati.

"Percayalah padaku, Ares..." lirih Athena sambil memasang tatapan penuh harap. Tatapan yang seketika membuat Ares meletakkan pisaunya kembali ke meja.

'Aku tidak bisa terus membuang waktu! Aku harus keluar dari sini. Tak peduli hidup atau mati! Yang jelas aku harus menguak monster ini ke publik. Akan kubuat dia tunduk padaku!' batin Athena. Dengan berani dia dekati Ares. Lalu Athena pegang wajah lelaki tersebut. Ia amati wajah rupawan itu.

"Apa kau tahu? Sepertinya aku mengenalmu sejak dulu," ungkap Athena. "Apa namamu dulu Brandon Stewart?" tanyanya.

Mata Ares membulat sempurna. Dia kaget mendengar Athena menyebutkan nama itu.

"Bagaimana kau tahu? Aku tidak menyimpan dokumen tentang diriku di rumah ini!" ucap Ares dengan tatapan tak percaya.

"Sudah kubilang, aku mengenalmu sejak lama. Tapi kau tak mengenalku," jelas Athena.

"Beritahu aku lebih banyak tentang apa yang kau tahu!" tanggap Ares.

"Tentu saja. Tapi aku punya syarat," ujar Athena.

"Syarat apa itu?" Mata Ares melotot.

"Saat aku memberitahumu, kau juga harus menceritakan tentang dirimu. Tentang ketakutanmu, tentang alasan kenapa kau membunuh orang," pinta Athena panjang lebar.

Ares membisu sejenak. Sampai akhirnya dia berkata, "Itu bukan syarat yang berat."

Athena tersenyum lebar mendengarnya. "Baguslah kalau begitu. Oh iya, jangan beri aku wine bercampur darah lagi," tambahnya.

Ares tersenyum miring. "Harusnya kau merasa beruntung kuberi itu. Karena wine itu bisa membuat kulitmu bagus dan awet muda,"

"Benarkah? Memang darah apa itu?" Athena lantas penasaran.

"Rahasia," jawab Ares. Dia langsung menarik pinggang Athena. "Sekarang beritahu aku bagaimana kau tahu tentang Brandon Stewart?" desisnya.

Athena menceritakan semuanya yang dia tahu tentang Brandon Stewart saat masih SMA. Dari mulai ketampanan, kekayaan, dan kepopulerannya kala itu.

"Banyak gadis yang jatuh hati padamu," imbuh Athena seraya menautkan kedua tangan ke balik punggung. Dia menatap lekat Ares dan melanjutkan, "Termasuk aku. Kau harus tahu betapa terkejutnya aku saat melihat kau membuka topeng. Aku langsung teringat dengan cinta pertamaku yang menghilang..."

Ares tersenyum miring. "Apa? Cinta pertama?" tanyanya merasa tak percaya.

"Ya. Brandon Stewart adalah cinta pertamaku! Aku sangat sakit hati saat mengetahui kau tiba-tiba menghilang," ungkap Athena.

Ares mematung. Tatapannya tampak kosong dan bergetar. Kedua tangannya mengepal erat. Ternyata dia teringatkan tentang masa lalunya yang tragis.

"Aaarghhh!!!" Ares mendadak berteriak histeris. Dia menunduk sambil mencengkeram kepalanya dengan erat. Wajah tampan dengan kulit putih porselen itu, langsung memerah padam.

Athena segera memeluk Ares. Dia berusaha menenangkan pria itu. Sebagai psikiater, dirinya tahu Ares terkena serangan panik.

"Tenanglah... Sekarang itu sudah berlalu. Kau baik-baik saja, Ares..." ucap Athena. Dia mengelus kepala Ares yang menyandar di dada.

Perlahan Ares mulai tenang. Usaha Athena untuk menenangkannya tidak sia-sia. Meskipun begitu, lelaki tersebut masih terdiam dalam pelukan Athena.

Athena membiarkan saja Ares tetap dalam pelukannya. Namun tiba-tiba, dia merasakan ada pergerakan di dadanya.

"Ares?" panggil Athena sembari menengok ke arah pergerakan yang dirinya curigai.

Setelah dilihat, ternyata Ares tampak membuka kancing dressnya dengan gigi. Satu per satu kancing Ares lepaskan.

"Kau mau apa?" tanya Athena dengan mata terbelalak. Dia mencoba melepas pelukan, akan tetapi Ares tak membiarkan. Lelaki itu memaksanya untuk terus memeluk.

"Kau ingin menenangkanku kan? Ini akan membuatku lebih tenang dan melupakan semuanya," ujar Ares. Dia sudah sepenuhnya membuka kancing dress Athena. Kemudian dia keluarkan salah satu buah dada perempuan tersebut. Tanpa basa-basi, Ares langsung menyumpal mulutnya dengan itu. Dia menyesapnya seperti seorang bayi yang kelaparan.

Athena mengerutkan dahinya. Tubuhnya langsung bergidik tatkala Ares memberikan sentuhan. Alhasil kegiatan saling cerita berubah menjadi lebih intim.

Di sisi lain, Cody baru saja memeriksa dealer mobil dimana Ares menjual mobilnya. Dia merasa aneh karena fakta yang ditemukannya sangat berbeda dengan pernyataan Ares.

"Dia bilang baru kemarin menjualnya. Tapi kata pembelinya sudah dijual seminggu yang lalu? Kenapa Ares berbohong padaku?" gumam Cody. Dia mulai menaruh kecurigaan pada Ares.

Cody duduk ke sebuah bangku. Dia menjelajah internet melalui ponselnya. Dengan itu, Cody mencari tahu lebih detail mengenai siapa sebenarnya seorang Ares Beneditch.