NovelToon NovelToon
Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Berdua : Menjadi Penakluk Bersaudara

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Reinkarnasi / Cinta Terlarang / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Alif R. F.

Dua bersaudara kakak beradik yang sudah lama memainkan MMORPG menggunakan kapsul DDVR (Deep-Dive Virtual Reality) tiba-tiba berpindah dunia disaat mereka sedang menunggu tutupnya server.

Adik perempuan yang bernama Rena sudah bertahun-tahun menggunakan kapsul DDVR yang sekaligus digunakan sebagai penunjang kehidupan karena dirinya yang mengalami koma akibat kecelakaan di masa lalu, akhirnya bisa mengalami dunia nyata meskipun dengan tubuh yang berbeda dan di dunia yang berbeda pula.

Berbeda dengan kakak laki-lakinya, Reno, yang sudah mempersiapkan pernikahannya sementara semua impiannya hampir sudah tercapai semua kini harus dihadapkan dengan situasi yang berbeda, di dunia dan dengan tubuh yang berbeda, sama sekali tidak memiliki jalan untuk kembali.

Apakah Reno akan mengalah dengan adiknya, Rena, dan hidup di dunia baru sebagai seorang Penakluk? atau dia akan tetap berusaha mencari jalan pulang sementara meninggalkan adiknya di dunia yang asing dan kejam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif R. F., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#26 – Kehidupan Baru sebagai Penakluk III

Di atas kapal, ketika Bohumir menuju Meregraf untuk melapor, para tawanan yang ada di kapal pun memberontak. Mereka melihat 18 demon knight yang menahan mereka sebagai keuntungan mengingat jumlah mereka yang jauh lebih banyak.

Namun setelah pemberontakan dimulai, tak satupun dari mereka yang tersisa, sedang kini, geladak kapal dibanjiri dengan darah.

"Buang mereka," ucap Ouros, naik ke tempat roda kemudi dengan Auriel mengikutinya dari belakang.

"To-tolong," Rintih salah satu pemberontak di tengah genangan darah dan tumpukan mayat kawan-kawan nya, sementara dirinya langsung dipenggal oleh Demon Knight yang ada di dekat nya.

Auriel yang mendengar itu pun hendak berlari menolong, namun Ouros menahan tangan nya, kemudian menuntunnya untuk naik ke atas tempat roda kemudi.

Di sisi lain, Priscilla hanya bisa terdiam sambil mengepalkan tangan nya. Tenang … ini adalah hal biasa yang juga pernah dan akan aku alami.

Satu persatu, Demon Knight pun mulai membuang potongan-potongan mayat pemberontak ke danau. Sedang Bohumir masih menoleh ke sekitar dan ke tiang layar sambil mencari cara untuk membuat kapal itu bergerak.

Priscilla di sela-sela itu langsung berlari di antara genangan darah menuju tempat roda kemudi, kemudian berdiri tepat di sebelah kanan Ouros yang kini sudah memegang Roda kemudi.

Auriel yang berada di sebelah kiri nya pun menoleh. "Apakah kamu ingin menggunakan sihir angin untuk menggerakan kapal ini?"

"Iya, tinggal menurunkan layar saja," Balas Ouros.

Bohumir yang mendengar itu pun menoleh dan langsung berlari menghampiri Ouros. "Tuan … bagaimana jika kita membayar para awak dari dermaga? Saya lihat masih banyak kapal saudagar yang merapat di sana."

"Tidak perlu. Para Demon Knight juga bisa melakukannya kalau hanya sekadar menurunkan dan menaikkan layar."

"Tapi … hari ini angin tidak terlalu kencang, saya khawatir kita butuh mengerahkan orang lebih untuk mendayung."

"Tenang saja. Punya caraku sendiri."

Beberapa saat kemudian, setelah semua potongan mayat dibuang, Ouros pun memerintahkan ke 20 Demon Knight nya melalui telapati untuk langsung menurunkan layar. Dan benar saja, mereka bisa melakukannya dengan baik seakan mereka sudah terlatih dan berpengalaman.

Bohumir menatap takjub. "Tidak ku sangka, para kesatria Demon juga bisa melakukan pekerjaan awak kapal. Apakah mereka pasukan serba guna?"

Layar pun turun, dan kapal pun bergerak tertiup sihir angin yang dirapalkan oleh Ouros. Kapal bergerak cepat karena angin yang dirapalkan oleh Ouros merupakan sihir serangan, meski yang digunakan adalah sihir yang berlevel rendah.

Aku tidak pernah naik kapal secepat ini sebelumnya. Pikir Priscilla.

Tuan benar-benar menggerakkan kapal ini dengan sihir angin nya. Pikir Bohumir.

***.

Sesampainya di dermaga Ealdklif, terdapat dua Demon Knight terlihat sudah berdiri menunggu di antara dua menara pengawas di pos masuk hendak menyambut rombongan. Kemudian, bersama dengan Bicorn dan Unicorn yang sejak awal ikut berlari di permukaan danau untuk sampai ke tujuan, Rombongan pun mulai melewati pos masuk dan menuju rumah gerbang pertama.

Setelah melewati rumah gerbang pertama, mereka harus berjalan di antara tembok benteng yang menghimpit menjadi jalan sempit untuk menuju ke dalam area kastil, atau begitulah yang setidaknya dipikirkan oleh Ouros.

Setelah berjalan cukup lama, kini mereka harus dihadapkan dengan rumah gerbang ke-dua.

"Hmmm, aku berpikir, ini adalah kastil yang sangat mustahil untuk ditembus, mesti nya. Tapi, entah bagaimana kelompok Eoron bisa menembusnya," ungkap Ouros sambil menatap betapa tingginya rumah gerbang ke-dua.

"Saya rasa, anda akan lebih takjub lagi dengan desain kastil ini setelah melewati rumah gerbang ke-2," balas Bohumir yang berdiri di belakang nya.

Gerbang pun terbuka, dan kini mereka dihadapkan dengan gang-gang yang dihimpit oleh benteng yang lebih tinggi. Rombongan pun mulai bergerak melewati rumah gerbang ke-2.

Kemudian, mereka berjalan melewati lika-liku gang yang akhirnya berakhir di depan rumah gerbang berikutnya, rumah gerbang ke- 3.

"Ada lagi? Sebenarnya ada berapa banyak, sih?" tanya Auriel menoleh ke arah Bohumir yang berjalan di belakang unicorn nya.

"Ada sembilan, Nyonya," jawab Bohumir.

Tak banyak bicara lagi, Ouros pun turun dari Bicorn nya, kemudian mengulurkan tangan nya ke arah Auriel yang menunggangi Unicorn nya.

"Ada apa?" tanya Auriel.

"Kita terbang saja," ajak Ouros dengan wajah datarnya. "Ini terlalu lama. Terlalu banyak labirin, aku salut dengan kelompok Eoron yang berhasil melewati semua ini."

Auriel tersenyum melihat tingkah Ouros, kemudian langsung turun sambil memegang tangan nya.

Bohumir mendekat ke arah Ouros dan Auriel dengan tatapannya yang terlihat bertanya-tanya. "Tuan, Nyonya, maksud anda … anda berdua bisa terbang?"

"Hm? Saya pikir anda sudah tahu," respon Auriel yang baru turun dari unicorn nya.

Bohumir kemudian mengingat ketika pertama kali dirinya bertemu dengan Ouros. Waktu itu sungguh gelap, yang Bohumir dengar hanyalah suara hentakan dan kepakan sayap, namun ia tidak menyangka kalau itu adalah benar-benar Ouros yang terbang.

"Tunggu, kalau begitu, bagaimana cara kalian terbang? Apakah menggunakan sihir? Atau dengan apa?" tanya Priscilla menyelak. "Bahkan kami, bangsa Elf yang memiliki tulang berongga sehingga tubuh kami bisa menjadi sangat ringan, kita sama sekali tidak bisa terbang dengan menggunakan sihir angin."

"Tentu, dengan sayap," jawab Auriel singkat sambil tersenyum miring.

Priscilla kehabisan kata-kata dan hanya bisa mengelus dagu nya. Tapi, dimana mereka menyembunyikan sayap-sayap itu?

Ouros tidak menghiraukan Priscilla, dan langsung menoleh ke arah Bohumir. "Bohumir, apakah di kastil ini ada pertahanan sihir yang bisa menembak orang di udara?"

"Ada, tuan, tapi semuanya sudah dilumpuhkan. Saya juga bingung bagaimana kelompok Eoron bisa melumpuhkan banyak pertahanan sihir."

"Baiklah kalau begitu," ucap Ouros dan langsung melompat tinggi ke atas benteng, kemudian berdiri di sana sambil memantau ke arah kastil dari atas. "Ohh, jadi kastil ini tidak hanya luas, tapi juga punya desain pertahanan yang rumit. Meskipun ini bukan merupakan labirin, tetapi gang yang berkelak-kelok yang mana cukup untuk memberi waktu para garnisun dalam menghabisi penyusup dari atas benteng."

Auriel yang mendengar itu pun merasa penasaran dan langsung melompat naik ke benteng, ke sebelah Ouros. "Wow, keren. Apakah kita akan tinggal di tempat seperti ini?"

Ketika Bohumir dan Priscilla mendongak ke atas, Auriel dan Ouros pun tiba-tiba memunculkan sayap mereka.

"Darimana itu keluarnya!?" gumam Priscilla dengan tatapan takjub.

"Indahnya …." Ungkap Bohumir termenung. "Sepasang sayap milik Tuan yang terlihat gagah dan kuat dan dipenuhi dengan aura kematian, berbanding terbalik dengan enam sayap milik Nyonya yang terlihat suci dan anggun dan dipenuhi dengan aura kehidupan. Apakah mereka sesosok dewa dan dewi penguasa kehidupan dan kematian?"

Keduanya pun mengepakkan sayap hampir bersamaan, dan mulai terbang sambil meninggalkan debu yang berterbangan dan angin yang kencang.

"Mereka benar-benar bisa terbang!!!" ungkap Priscilla berbisik namun dengan nada yang berteriak.

***.

Bersambung ….

***.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!