Menjadi bahan taruhan untuk dijadikan mainan oleh pria terpopuler di kampusnya membuat Naina terperangkap dalam cinta palsu yang ditawarkan oleh Daniel.
Rasa cinta yang semakin berkembang di hatinya setiap harinya membuat Naina semakin terbuai akan perhatian dan kasih sayang yang pria itu berikan hingga Naina dengan suka rela memberikan kehormatannya pada pria itu.
Nasib buruk pun datang kepada Naina setelah ia mengetahui niat buruk pria itu menjadikannya kekasihnya hanya untuk barang taruhan semata. Karena setelah itu Naina pun dinyatakan hamil. Dan untuk menutupi aib anaknya, orang tua Naina pun beralih untuk megalihkan fakta jika anak Naina adalah anak mereka dan adik dari Naina.
Ikuti cerita lengkapnya di sini, yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seperti mengenalnya
"Aku harap dia tidak lagi mengingatku." Ucap Naina lalu menghembuskan nafas bebas di udara. Setelah merasa cukup mengeluarkan sesak di dadanya, Naina pun keluar dari dalam kamar mandi.
"Naina... Ayo cepat duduk! Mbak Wiwin sebentar lagi akan datang!" Perintah Sasa saat melihat Naina baru saja masuk ke dalam ruangannya.
Naina menurutinya. Tak lama Mbak Wiwin pun telah masuk ke dalam ruangan bersama dengan pria paruh baya yang Naina ketahui adalah Tuan Alexander. Ayah dari ayah anaknya.
"Selamat pagi semuanya..." Ucap Mbak Wiwin yang sudah berdiri di hadapan mereka bersama Tuan Alexander.
"Pagi Mbak Wiwin... Pagi Tuan Alexander..." Balas mereka hampir berbarengan.
"Baiklah, di sini Tuan Alexander hanya ingin meninjau kinerja masing-masing divisi dimulai dari tim Humas." Ucap Mbak Wiwin. Tuan Alexander yang berada di samping Mbak Wiwin pun hanya tersenyum kepada mereka.
Aga, Dimas, Thoriq dan Sasa pun mengangguk paham. Karena mereka sudah paham kebiasaan Tuan Alexander yang akan selalu mengunjungi masing-masing divisi saat ia berkunjung ke perusahaannya.
"Aga..." Ucap Mbak Wiwin seakaan memerintah.
Aga mengangguk paham lalu berdiri. Aga pun mulai menjelaskan hasil kinerja mereka selama ini dan keuntungannya bagi perusahaan Alexander.
"Bagus... Saya harap divisi ini bisa mempertahankan dan meningkatkan kinerja masing-masing untuk kemajuan perusahaan." Ucap Tuan Alexander yang diangguki oleh Aga dan yang lainnya.
"Saya dengar di divisi ini ada penambahan staaf baru." Ucap Tuan Alexander sambil memperhatikan wajah mereka masing-masing.
"Benar, Tuan. Di divisi Humas ada penambahan staff baru. Naina..." Ucap Mbak Wiwin menatap pada Naina. "Ayo perkenalkan diri kamu." Ucap Mbak Wiwin yang diangguki Naina.
"Perkenalkan nama saya Naina. Saya adalah staff baru di divisi Humas." Ucap Naina seraya tersenyum pada Tuan Alexander.
Tuan Alexander mengangguk. "Saya harap anda bisa menjadi penunjang kemajuan di divisi Humas ini." Ucap Tuan Alexander yang diangguki oleh Naina.
Tak lama Tuan Alexander pun keluar dari dalam ruangan divisi Humas menuju ruangan divisi yang lainnya.
"Lanjutkan pekerjaan kalian." Titah Mbak Wiwin yang diangguki oleh mereka.
Wajah Tuan Alexander sungguh mirip dengan Daniel. Batin Naina.
"Ayah dan anak tampannya memang gak ada obat!" Seru Sasa saat Mbak Wiwin telah keluar dari dalam ruangan.
"Diamlah dan lanjutkan pekerjaanmu!" Titah Dimas yang langsung membuat Sasa memberengut. "Tidak bisa sekali melihat aku bahagia!" Decaknya menatap sebal pada Dimas.
*
Ruangan Presdir.
Di dalam ruangannya, Daniel nampak termenung beberapa saat mengingat wajah wanita yang sepertinya tidak asing di penglihatannya.
"Sepertinya aku pernah melihatnya." Gumam Daniel sambil mengetuk bolpoin di tangannya di atas meja.
Ceklek
Pintu ruangan pun terbuka dan menampilkan sosok Maminya di sana.
"Apa Papamu masih lama, Niel?" Tanya Mama Hasna pada putranya.
"Ya. Papa sepertinya masih meninjau beberapa divisi sampai beberapa menit lagi." Ucap Daniel.
"Mama sungguh bosan, Niel..." Keluh Mama Hasna lalu menjatuhkan bokongnya di atas sofa.
"Mama kan sudah tahu bagaimana sikap Papa kalau sudah datang ke perusahaannya." Ucap Daniel.
"Bisakah kau menyuruh Marko untuk mengantarkan Mama ke rumah sakit tempat Kakakmu bekerja? Mama ingin mengunjunginya di sana." Pinta Mama Hasna. Karena Mama Hasna lebih merasa nyaman jika bepergian dengan orang-orang yang sudah lana dikenalnya
"Baiklah." Ucap Daniel lalu melakukan panggilan telefon pada Marko.
"Marko akan mengantarkan Mama." Ucap Daniel.
"Baiklah. Kalau begitu Mama keluar dulu. Jika Papamu mencari keberadaan Mama, katakan saja untuk menyusul Mama di rumah sakit tempat Kakakmu bekerja."
***
Selamat membaca☺
lanjut??
Mohon beri dukungan untuk karya author dengan cara memberikan like, komen dan votenya☺
Semakin banyak dukungannya... Maka author juga makin semangat upnya, hihi☺☺
Buat mengetahui jadwal update, kalian bisa bergabung di grup chat author, ya☺