Aluna Astery Geordan terkejut saat membuka matanya, tidak tau apa yang terjadi tiba-tiba dirinya menjadi istri seorang konglomerat.
Seingatnya dia baru saja mem print proposal-nya hingga tiba-tiba tubuhnya tersengat listrik karena ada salah satu kabel yang terkelupas dan setelahnya Aluna tidak ingat apa-apa.
Yang lebih mengejutkan lagi Aluna terbangun di tubuh seorang wanita bernama lengkap seperti namanya dengan kondisi yang tengah mengandung, Aluna semakin tidak percaya jika suaminya tidak perduli padanya dan menganggapnya hanyalah orang asing.
Bagaimana kehidupan Aluna setelah berpindah tubuh? Akankah dirinya bisa kembali ke kehidupan lamanya? Atau Aluna akan terjebak dalam tubuh seorang wanita hamil itu selamanya?
Bagaimana kelanjutan ceritanya? Silahkan baca novelnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri-can, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak Terduga
Mata Aluna menatap takjub bayi yang berada dalam gendongannya, sejak tadi Aluna tidak bisa menjauhkan matanya dari bayi mungil itu.
Saat mata bayi itu terbuka maka terlihat bola mata coklat bening, rambutnya yang coklat dan hidung yang mancung serta kulit putih yang menandakan jika bayi itu memang keturunan orang luar.
Mata itu mengingatkan Aluna pada Jeff, ada perasaan sakit dan sedih di hati Aluna. Entah bagaimana keadaan Jeff di sana?.
"Ada apa Lun? Sejak tadi bunda perhatikan kamu sering melamun, kamu lagi ada masalah? Kalau ada apa-apa boleh kok cerita sama bunda" ujar bunda Jemma membuat Aluna merasa bersalah
"Bunda percaya transmigrasi nggak?" tanya Aluna membuat bunda Jemma mengerutkan keningnya
"Percaya tidak percaya jika itu kuasa Tuhan maka bunda percaya" jawab bunda Jemma tersenyum hangat pada Aluna
"Bunda, anggap saja aku bermimpi ke dunia yang aneh, di dunia itu aku menempati tubuh seorang wanita bernama lengkap seperti namaku, tapi wanita itu sudah menikah dan sedang hamil, kira-kira gimana pendapat bunda?" tanya Aluna
"Mungkin kamu hanya lelah saja sayang, kamu terlalu memaksakan diri buat bekerja" sahut bunda Jemma mengelus pipi Aluna
"Bunda mah gitu, aku serius tau" Aluna mencebik kan bibirnya
"Terus gimana?" tanya bunda Jemma penasaran dengan kelanjutan cerita Aluna
"Nah, di dunia itu aku di abaikan oleh suamiku tapi tiba-tiba dia berubah menjadi baik, hingga akhirnya aku melahirkan dan aku tidak tau lagi" cerita Aluna tidak jelas
"Tapi Bun, mata bayi ini mengingatkan aku pada pria itu" ucapnya menatap bayi dalam gendongannya
"Mungkin bayi itu bayimu dan pria itu" ucap bunda Jemma menggoda Aluna
"Bunda mah gitu ihh... Aku serius tau Bun" kesal Aluna
"Sudah, memang dunia ini sangat banyak teka-teki nak. Mengenai transmigrasi itu jika memang ada berarti sudah kehendak Tuhan, itu berarti hidup orang itu memang di dunia itu" jelas bunda Jemma lembut
"Ayo kasih susu dulu bayinya" bunda Jemma memberikan botol susu pada Aluna
"Menurut bunda, aku sudah cocok punya anak belum?" tanya Aluna tiba-tiba
"Cocok, jadi kapan memberikan bunda cucu?" tanya bunda Jemma menggoda Aluna
"Bunda kok nyebelin sih hari ini?" tanya Aluna cemberut
Bunda Jemma hanya tertawa kecil melihat kekesalan Aluna, baginya Aluna adalah putri yang sangat baik. Semua anak yang dia besarkan memang sangat dekat dengannya, mereka juga sering berkunjung secara bergantian, bunda Jemma sangat menyukai masa tuanya di kelilingi oleh anak-anak yang sudah dia besarkan sepenuh hati.
"Jadi kamu menginap disini kan? Biar bunda bilang sama mbak Dini supaya menyiapkan kamar buatmu" ucap bunda Jemma lembut
"Iya Bun, aku mau nginap. Pengen main bareng anak-anak" jawab Aluna fokus pada bayi tampan itu
"Yasudah, bunda keluar dulu ya. Nanti ada pengurus yang datang nemenin bayi tampan ini" ucap bunda Jemma mengelus pipi bayi itu
"Bun, boleh enggak bayinya tidur bareng aku?" tanya Aluna memohon
Bunda Jemma menatap Aluna bertanya-tanya. Jika kalian berpikir jika bunda Jemma tidak mempercayai Aluna merawat bayi maka jawabannya salah! Nyatanya Aluna sangat mahir dalam mengurus bayi dan anak kecil, hanya saja baru kali ini Aluna berinsiatif untuk bermalam dengan bayi.
"Boleh, kalau ada apa-apa panggil bunda" bunda Jemma memperingati Aluna
"Hai bayi tampan, entah kenapa kamu mengingatkan aku pada pria itu" ucap Aluna menatap bayi yang kini sudah tertidur pulas
"Apa jangan-jangan kamu anak pria itu?" tanyanya pada bayi yang menggeliat tidak nyaman dalam gendongannya
"Tapi itu tidak mungkin" jawabnya meletakkan bayi itu dalam box bayi
Setelah merasa bayi itu tertidur pulas, Aluna pun memanggil pengurus panti asuhan yang memang di tugaskan menjaga bayi dan setelah itu Aluna menyusul adik-adiknya untuk bersenang-senang karena sudah lama tidak datang.
Saat keluar dari bangunan itu terlihat anak-anak panti asuhan yang berkerumun, terlihat beberapa mobil terparkir di sana membuat Aluna bertanya-tanya.
"Bapak?" tanya Aluna bingung
Pasalnya di depannya berdiri sosok Joshua dengan sombongnya menggunakan kacamata.
"Apa yang bapak lakukan di sini?" tanya Aluna penasaran
"Mengapa kamu penasaran seperti itu? Kamu tertarik pada saya?" tanya Joshua percaya diri
Aluna berdecih melihat kepercayaan atasannya itu, padahal kemarin-kemarin Joshua mengabaikannya bahkan menyindirnya tanpa alasan yang jelas.
"Pak, percaya diri itu bagus tetapi jika terlalu tinggi seperti itu nanti jatuh dan jika jatuh rasanya sakit pak!" sindir Aluna
"Berani sekali kamu pada saya!?" kesal Joshua
"Dasar paman jahat! Jangan bentak kakakku!" teriak Lili menatap tajam Joshua
"Diam lah anak cacat!" hina Joshua tanpa sadar
Joshua hanya ingin bercanda tetapi rupanya candaannya itu terlalu berlebihan, mulutnya tidak bisa di rem saat saat ini, Ferry pun terkejut di buatnya. Terlihat Lili menundukkan kepalanya mendengar perkataan pria dewasa di depannya, selama ini kakak-kakaknya selalu menguatkannya jika ada yang berkata bahwa dirinya cacat, Lili memang tersenyum tetapi hatinya sakit.
"Maksud saya bukan seperti itu" sesal Joshua saat melihat Lili pergi berlari
"Bapak memang keterlaluan sekali!" kesal Aluna mengejar Lili
"Dasar penyihir jahat!" teriak anak-anak lain
Merasa tidak kondusif lagi anak-anak yang usianya lebih tua memilih mengamankan adik-adik mereka dan mengajaknya masuk ke dalam gedung.
"Kali ini anda membuat Aluna semakin membenci anda tuan" ujar Ferry
"Saya tidak bermaksud seperti itu" sesal Joshua
"Sebaiknya kita pergi, nanti tuan jelaskan setelah keadaan lebih baik" ucap Ferry
Joshua pun menundukkan kepalanya, jujur saja dia tidak bermaksud membuat gadis kecil itu menangis. Niatnya hanya untuk bercanda tetapi ternyata kata-katanya terlalu rasisme dan kasar, mulutnya memang tidak bisa di tahan.
Joshua hanya ingin dekat dengan Aluna dan mencoba mendekatkan diri pada adik-adik panti asuhan dimana Aluna besar, entah bagaimana kehidupannya kedepannya.
Di belakang bangunan khusus makan terlihat Lili yang menangis dalam pelukan Aluna, hatinya sakit saat seseorang yang tidak dia kenali mengatakan dirinya cacat, itu bukan kemauannya.
"Tenanglah sayang, paman itu tidak berniat seperti itu" jelas Aluna menenangkan Lili
"Dia bos kakak, mulutnya memang tajam tetapi dia baik. Mungkin tadi dia hanya ingin dekat dengan kalian tetapi dia kebablasan" jelasnya lagi
"Kakak, Lili juga tidak mau cacat" isak Lili menutup mata kirinya
"Tidak sayang, jangan berkata seperti itu. Saat ini kakak sedang menabung untuk operasi mu nanti, tunggu usia mu bertambah supaya operasinya lancar, jangan sedih. Nanti mata Lili pasti sembuh" Aluna menenangkan Lili yang masih menangis
Aluna juga sedih jika ada seseorang yang menghina fisik adik-adiknya, dia sangat menyayangi semuanya tanpa membedakannya. Baginya semua adik-adiknya sangat berarti.
🐑🐑🐑
Memang mulut Joshua ini tidak bisa di rem ya?😒 Masa iya dia ngomong gitu ke anak kecil, sungguh terlalu!😑
Semoga kalian suka ya, jangan lupa untuk like, komen, subscribe dan vote ya supaya Author tetap semangat.
riri-can
