NovelToon NovelToon
Lebih Dari Dia

Lebih Dari Dia

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:3.8k
Nilai: 5
Nama Author: Kravei

Leo Evano mencintai Bianca Anulika di hari pertama dia menatapnya. Namun, Bianca memiliki pria yang dia cintai bernama Gavin.
Padahal Gavin tidak mencintai Bianca sebaik yang dia harapkan, tapi Bianca bersikeras ingin setia terhadapnya.
“Sampai dia membuatmu menangis, aku bersumpah aku akan merebutmu darinya. Saat itu, aku tidak akan takut kau benci. Aku akan melakukan apa pun untuk menyeretmu keluar dari rumahnya.” Itu adalah apa yang Leo tanamkan dalam hati dan hari itu pun datang. Leo memantapkan diri, membuktikan dia bisa memperlakukan Bianca lebih dari pria yang dia cintai. Berharap bahwa Bianca akan segera mencintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kravei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berantakan

FLASHBACK

Leo benar. Dia tahu betul Gavin akan menandatangani surat cerai semudah yang dia harapkan. Hari itu ketika Gavin menelepon, dia berniat menyerahkan kembali surat itu sembari mengutuk mereka.

Namun, hal itu tidak terjadi karena dia bertemu Viona di saat hendak keluar dari rumah Leo. Perempuan cantik dengan bentuk wajah yang terkesan seksi itu memiliki sorot mata yang tajam ketika menatap. Dia menyambar amplop dari tangan Gavin dan menyobek kertas putih yang ada di dalamnya.

“Kau telah lupa apa yang aku katakan kemarin?” Nada bicaranya tak kalah tajam dibanding sorot matanya.

Itu bukan pertemuan mereka karena pertama kali mengenal Viona, Gavin berada di club. Perempuan itu berkata, “apa pun alasannya. Jangan pernah kau menceraikannya. Bahkan bila kau tidak mau menerimanya kembali, aku harus memastikan Leo tidak bisa menikahinya.” Saat itu Gavin terlalu banyak bengong dan tidak mendengarkan tapi sepertinya Viona tidak main-main dengan perintahnya.

“Aku tidak mau tahu kau akan memaafkan perempuan itu atau tidak tapi aku perlu mendapatkan Leo kembali.” Viona menempelkan amplop coklat itu ke dada Gavin sebelum melanjutkan, “sesuai kataku. Aku akan membantumu tapi kau harus menurutiku tanpa kecuali.” Hawa yang Viona pancarkan selalu mendominasi, dia tidak suka bantahan.

Beberapa hari kemudian, Gavin dihubungi oleh perempuan itu. “Kau akan pergi ke sana denganku malam ini.”

“Bukannya akan terlihat terlalu jelas bila kita pergi berdua?” Gavin melontarkan apa yang ada dibenaknya dan Viona setuju.

Karena itu Gavin membawa teman-teman kantornya dan membuat seolah pertemuan itu tidak disengaja.

FLASHBACK END

Dari kejauhan, diam-diam Gavin menggagumi betapa cantik Bianca dengan setelan dan perhiasan mewah di badannya. “Dia terlihat bahagia.” Itu yang Gavin pikirkan. Dia mengalihkan pandangan dan berpura-pura masuk ke obrolan yang bahkan tidak mencapai indera pendengarnya.

Sementara itu, Bianca baru saja berdiri. Pikirannya sedikit berantakan dan ada perasaan malu menggerogoti hati. “Aku ingin ke toilet,” katanya sebelum melenggang pergi.

Viona mengambil duduk di tempat Bianca sebelumnya, menatap Leo dengan pandangan yang sedikit lebih lembut dari sebelumnya. “Kau tidak merindukan aku?” Nada bicaranya turut berubah menjadi lebih tenang. “Tiga bulan bukan waktu yang lama, tapi aku tidak bisa berhenti memikirkanmu.”

Leo tersenyum tapi di dalam hati sangat jengkel, rasanya seperti hendak membalikkan meja. “Pertama, kita tidak bertunangan. Kedua, aku sudah membatalkan perjodohan kita. Ketiga, aku sudah punya pacar, jadi berhenti berpura-pura, Viona Escarla.”

Leo berdiri. Dia berniat menyusul Bianca kalau saja Viona tidak menarik lengannya. Perempuan itu tidak banyak berekpresi, membuat Leo sulit mencari tahu apa yang ada di dalam otaknya. “Dengar-dengar perempuan itu sudah menikah. Kau tidak malu, Leo?”

Leo tidak malu karena selalu mengabaikan fakta itu sampai kemudian Viona menyerangnya dengan sarkastik.

“Kau berubah terlalu cepat, Leo,” kata Viona. “Padahal baru tiga bulan yang lalu kau berniat menikahiku.”

Leo tertawa bak robot sebelum membalas, “ayolah, jangan bersikap seolah hal itu terjadi.”

“Itu benar-benar terjadi.”

Benar, Leo tidak bisa menyangkal karena Viona mengatakan yang sebenarnya. Namun, Leo punya alasan dan Viona tahu betul apa alasannya.

Leo tidak berencana menikahi Viona, tapi dia menawarkan kontrak di mana mereka hanya akan menikah sebatas pura-pura. Viona menyetujui permintaannya, tapi kemudian Leo membatalkan kontrak itu secara sepihak sebelum memulai.

Tentu Viona mengamuk tapi kebetulan dia punya sesuatu untuk dikerjakan di Paris, maka dari itu dia tidak memiliki cukup waktu untuk menggila. Sekarang dia telah kembali dan Leo merasa tidak bahagia.

“Duduk kembali, Leo,” kata Viona. Dia berdiri dan pergi setelah kalimat, “aku akan menemuimu untuk membahas hal ini besok.”

Leo diam di posisinya, kemudian berbalik setelah Viona lenyap dari pandangan. Leo menatap Gavin, alisnya berkerut kesal memikirkan kencannya yang entah bagaimana bisa hancur berantakan. Dia pergi ke arah Gavin, berkata, “aku perlu bicara denganmu.”

Sementara itu, Bianca menatap bayangan dirinya melalui cermin di kamar mandi wanita. “Aku benar-benar terlihat murahan sekarang.”

Bianca bukan hanya malu tapi merasa bersalah. Dia melepaskan perhiasan berupa anting-anting dari daun telinga dan kalung dari lehernya. Dia lempar semua barang kecil itu ke dalam tas dan siap keluar tapi Viona muncul sebelum dirinya sempat mengambil langkah.

Bianca spontan bergeser ketika Viona berjalan mendekati wastafel di belakangnya. Perempuan itu tak mengatakan apa pun dan mulai menyalakan air untuk mencuci tangan.

Bianca merasa tak enak hati, karena itu berniat menjelaskan keadaannya. “Hi, Vio … aku—“ Viona menyela dengan menyiram air yang dia tampung di kedua telapak tangan ke baju Bianca, membuat perempuan itu menatap syok.

Bianca tidak sempat mengelak karena tidak menyangka Viona akan melakukan hal seperti itu. Dia menyentuh wajahnya yang sedikit terkena cipratan air sembari menatap dress yang basah.

Viona memberi senyuman merendahkan sebelum berbicara, “aku tidak akan mengulang. Enyah dari sini dan berhenti menggoda tunanganku.”

Bianca tidak pergi sesuai mau Viona, tapi masih bersikeras ingin meluruskan salah paham supaya tidak memburuk. Dia membuka mulut dan Viona mendekat untuk melepaskan satu tamparan keras pada pipi kirinya. “Aku masih harus mengulang?” tanyanya dengan nada bicara mendominasi.

Kasar sikapnya membuat Bianca tidak sanggup berkata-kata. Bianca mengganguk tanpa berani mengangkat kepala dan pergi begitu saja meninggalkan Viona.

“Bian.” Seseorang menarik lengan Bianca ketika dia melewati lorong keluar dari kamar mandi. Itu adalah Leo, Bianca menepis tangannya dan pergi tanpa sepatah kata.

“Dia bukan tunanganku,” Leo buru-buru menyusul langkah cepat Bianca sembari menjelaskan. “Aku tidak ada hubungan apa pun dengan dia, jangan salah paham.”

Bianca berhenti, diikuti oleh Leo. Dia berbalik untuk menunjukan tatapan marah. “Kenapa kau harus menjelaskan hal itu padaku? Siapa kau? Siapa kita? Hentikan permainan ini, Leo!”

Bianca menekan tombol pada lift, dia masuk tapi Leo masih mengikutinya. “Berhenti berpikir aku mempermainkanmu, Bian.”

Tidak ada tanggapan. Bianca dengan sabar menunggu lift mencapai lantai satu dan buru-buru keluar dari hotel. Leo masih saja mengikuti membuatnya habis kesabaran.

Bianca berbalik dan memekik, “kau mempermalukan aku dan membuat aku terlihat seperti perempuan perusak hubungan orang. Terima kasih! Jadi berhenti mengikuti aku.”

Leo tidak mendengarkan. Dia menarik lengan Bianca untuk menghentikannya. “Jawab aku dulu, mengapa pakaianmu basah?” Leo mengamati wajah Bianca dan menyadari pipinya sedikit memerah. “Jangan bilang Viona melakukan ini padamu?” Jika benar begitu, jawabannya menjadi jelas mengapa Bianca marah setelah keluar dari kamar mandi.

Bianca menarik kasar tangannya hingga terlepas dari cengkraman Leo. “Aku terpleset,” dustanya. “Jika itu sudah cukup menjawab pertanyaanmu, aku pergi.”

“Bian!” Leo mencengkram lengan Bianca lagi. Leo sudah cukup kesal karena hari baiknya berantakan, ditambah sekarang dia merasa bersalah pada Bianca. Leo perlu dihibur dan bukan ditinggal. Jadi, dia memohon, “tolong jangan pergi begitu saja. Aku mohon.”

Bianca menepis tangan Leo, sorot matanya menajam dikala dia mengikis jarak di antara mereka. “Bagaimana kalau aku yang memohon?” Bianca sedikit mendongak untuk menjaga kontak mata tetap terkunci. “Tolong tinggalkan aku. Tolong hentikan permainan ini, aku mohon, Leo. Bahkan bila hanya sedikit kau benar-benar mencintai aku, aku mohon dengan sangat agar kau tinggalkan aku! Aku mohon.”

1
Jennifer Alexander
thorr semangat thorr aku di sini menunggu kelanjutan ceritanya /Drool//Smirk/
Kravei: Thank uuu🥰🥰🫶
total 1 replies
Masdi Masdi
sebenarnya AQ merasa Gavin GX cinta hanya merasa terbiasa aja jdi GX mau kehilangan. kalo Leo itu cinta Krn sebegitu terluka nya pun dia berusaha keras untuk tetap bertahan dgn hati tentunya tidak baik² saja untung nya GX sampai gila. di pertahankan pun selamanya Bianca tx akan pernah bahagia.
Kravei: Hihi wajib nantikan flashback di mana Leo galau parah karena Bianca mau persiapan nikah xixi
total 1 replies
Masdi Masdi
hai,,,salam kenal kak... rajin² update ya kak,agar kita GX lupa alur ceritanya.... sampai disini cerita nya bagus banget. AQ suka.🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Kravei: Siap, Kak … bakalan ditambah babnya kalau makin ramai
Makasih karena sudah meninggalkan komentar🥰<3
total 1 replies
Jennifer Alexander
thorr lanjutin ya ceritanya..ada aku di sini yg selalu menunggu kelanjutannya.. ceritamu bagus...kalo episode nya lebih banyak pasti lebih banyak yg baca /Smirk/
Kravei: Hihi makasih banyak, Kak🥰 nanti kalau makin rame, babnya ditambah juga yaaa <3
total 1 replies
Jennifer Alexander
lanjutkan thorr aku menunggu karyamu /Applaud//Kiss/
Jennifer Alexander
lanjut Thor aku sukaaa bangettt
Jannah Sakinah
Semangat Thor nulisnya. rajin update ya. hehehe
Bening Hijau
ikut event dong cerita ini bagus banget
Bening Hijau
sama q juga pecinta second lead
Bening Hijau
bagus banget alur nya
Bening Hijau
bagus banget
Kravei
Hi, salam kenal, Kak🥰
Amelia
halo salam kenal ❤️🙏
Mưa buồn
Jujur aja, ini cerita paling baik yang pernah aku baca.
Kravei: Awww thank you, Akak🥰
total 1 replies
Fatima Rubio
Wah, cerita yang luar biasa! Semangat terus author!
Kravei: Hi, Kak
Makasih ya🥰
Jangan lupa dilika dan follow supaya tidak ketinggalan!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!