NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / PSK
Popularitas:9.5k
Nilai: 5
Nama Author: nita kinanti

Jenny, gadis yang terpaksa menjadi seorang pelacur bertemu dengan Satya, pria dari desa yang lugu dan sangat sabar.

Dibalik wajahnya yang selalu terlihat dingin dan angkuh, Jenny memendam sejuta luka yang dia simpan sendirian. Suatu hari dia tidak kuat lalu memutuskan untuk kabur ke desa bersama Satya.

Apakah Jenny bisa memulai kehidupan baru di desa? Atau dia kembali ke kota untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah menjerumuskannya ke dunia pelacuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Makan Siang

"Byuurrr!!!" Segelas jus jeruk yang baru saja tersaji diguyurkan ke kepala Jenny.

"Dasar jalang! Marlo adalah kekasihku! Berani-beraninya kamu mengajak Marlo bermalam bersama di hotel!" Seorang perempuan berdiri di hadapan Jenny sambil menunjuk-nunjuk Jenny dengan emosi. Dia adalah Veronica, atau Vero, dulu teman satu sekolah dengan Jenny. "Jangan ganggu dia lagi! Sadar diri! Sekarang kamu sudah miskin, sudah tidak pantas bersama Marlo! Sekarang akulah yang lebih pantas bersamanya!"

Jenny hanya diam menatap datar perempuan di depannya yang terus memakinya. Tidak ada ekspresi apapun di wajah Jenny. Tidak juga terlihat ekspresi panik atau marah meski rambut, wajah dan pakaiannya basah akibat ulah perempuan itu.

"Jangan coba-coba mengganggu hubungan kami atau aku tidak segan-segan memberimu pelajaran!" ancam perempuan itu.

"Sudah selesai bicara?" tanya Jenny setelah perempuan itu diam. Tangan Jenny meraih piring pasta yang juga baru tersaji, lalu melemparkan seluruh isi piring itu ke wajah Vero. Perempuan itu terkejut dan memekik.

"Kau?!! Dasar jalang sialan!!!" Vero mengangkat tangannya hendak memukul Jenny, tetapi Satya kemudian berdiri dan berhasil menahannya.

"Mbak, jangan membuat keributan di tempat umum," ucap Satya untuk melerai keributan.

"Siapa kamu?! Minggir!!! Jangan ikut campur! Wanita jalang itu harus diberi pelajaran!!!" Vero terlihat histeris sementara Jenny tetap dingin tidak beranjak dari tempatnya.

"Aku tidak pernah merayu Marlo. Dan sekedar mengingatkan, sejak dulu Marlo yang merayuku, bukan aku yang merayunya! Kalau memang kamu kekasihnya, maka ikat dia agar jangan sampai menemuiku!" Lalu Jenny berdiri, "Yuk, Sat, kita cari makan di tempat lain saja," meletakkan beberapa lembar uang lalu meninggalkan perempuan bernama Vero dalam keadaan berantakan dan wajah penuh pasta.

"Mau kemana, Jen? Bajumu basah, apa tidak sebaiknya ganti baju dulu?" tanya Satya, menyusul Jenny yang lebih dulu meninggalkan kafe.

"Oh ... Iya," Jenny baru sadar jika dia baru saja diguyur segelas jus jeruk. "Kamu tunggu di sini sebentar. Aku akan ganti baju, tidak lama. Jangan kemana-mana!" ucapnya lalu pergi.

Satya memandangi kepergian Jenny, dia juga melihat Jenny masuk ke sebuah bangunan di dekat kafe dan menyimpulkan jika Jenny tinggal di tempat itu.

Kejadian yang baru disaksikannya membuat Satya semakin penasaran dan kagum secara bersamaan dengan sosok Jenny. Setelah diguyur jus jeruk dan dimaki-maki, bagaimana bisa dia tetap terlihat tenang, bahkan wajahnya tetap datar seperti makian itu tidak berarti baginya. Belum lagi bekas lebam yang sempat tertangkap oleh matanya. Pasti Jenny bukan perempuan biasa.

Tidak sampai sepuluh menit Jenny sudah kembali, dan sudah mengganti pakaiannya. "Ayo, kita cari makan! Kamu sudah sering menolongku jadi kali ini aku yang traktir," ucapnya. "Kamu ingin makan apa, Sat?"

"Emm .. Terserah kamu saja, Jen. Kamu yang lebih tahu," jawab Satya.

"Oke." Lalu Jenny mengajak Satya ke sebuah restoran, masih di kawasan sekitar rumah laknat milik Ira. "Kita makan di sini saja," ucapnya. Satya mengangguk.

Lalu mereka berdua pun masuk ke dalam restoran. Jenny berjalan lebih dulu lalu Satya mengekor di belakangnya.

"Wow, lihat siapa di sini?!" Sebuah suara menyambut kedatangan Jenny.

Jenny menoleh ke arah sumber suara. Dua orang laki-laki sedang makan di restoran itu. Mereka adalah teman-teman Marlo, Sean dan Daffa. Kedua laki-laki itu langsung berdiri begitu melihat Jenny.

"Yang Mulia Nona Jennifer Ekavira. Senang akhirnya kami bisa melihatmu lagi," ujar Daffa dengan nada yang bisa dibilang sedikit mengejek.

"Lama tidak terlihat Jen, apa kabarmu?" Sean ikut menghampiri.

"Seperti yang kalian lihat, aku baik-baik saja!" jawab Jenny dingin.

"Aku menyesal mendengar apa yang terjadi pada keluargamu. Maafkan aku karena tidak melakukan apapun untuk membantumu," ucap Sean lagi.

Jenny tersenyum sinis. "Ya. Tidak ada yang menganggapmu teman ketika kamu sudah tidak punya apa-apa. Begitulah manusia!" Jawaban Jenny membuat Sean menelan ludah.

Dulu hampir semua orang menghindari Jenny ketika perusahaan papanya dinyatakan bangkrut dan papanya juga meninggalkan banyak hutang. Hanya Marlo yang waktu itu merespon Jenny, karena itu Jenny menaruh harapan yang sangat besar pada Marlo. Jenny yakin Sean juga akan bertindak sama dengan Marlo, pergi begitu saja setelah berhasil mendapatkan tubuhnya.

"Kamu masih sombong seperti dulu Jen! Rupanya kemiskinan tidak membuatmu berubah?!" Daffa angkat bicara.

"Berubah yang bagaimana maksudmu? Berubah menjadi pengkhianat atau menjadi penjilat seperti keluargamu?Seharusnya aku jebloskan keluargamu dipenjara ketika ayahmu ketahuan menggelapkan dana perusahaan orangtuaku. Tetapi kami terlalu baik hati memaafkan ayahmu dan hanya memecatnya. Apa itu tidak membuatmu merasa berhutang budi kepadaku, Tuan muda Daffa? Oh ... Iya, kapan kamu naik kelas menjadi Tuan muda? Setelah menggelapkan dana perusahaan orang tuaku? Atau setelah berhasil menjilat keluarga Mahendra?"

Rahang Daffa mengeras mendengar perkataan Jenny. "Dasar jalang murahan! Sudah menjadi pelacur saja masih sombong kamu Jennifer! Dulu aku hanya bisa membayangkan kamu! Kamu terlalu tinggi untuk digapai. Tetapi sekarang, aku bahkan bisa meniduri kamu setiap malam. Kamu butuh uang berapa? Lima puluh juta, seratus, dua ratus, tentukan hargamu! Aku mampu membayarmu!"

"Plakkk!!!" tamparan keras dari tangan Jenny mengenai pipi Daffa.

Rahang Daffa mengeras, tidak terima seorang perempuan menampar wajahnya di tempat umum. "Kenapa? Itu benar, kan? Sudah menjadi rahasia umum kalau sekarang kamu menjual tubuhmu untuk mendapatkan uang! Kami semua sudah tahu soal itu! Jadi, berapa yang harus aku bayar untuk semalam?" menatap Jenny dengan tatapan menelanjangi sekaligus menghina.

"Plakkk!!!" Sekali lagi tangan Jenny maju menampar Satya.

"Dasar jalang murahan, pelacur! Aku pasti sudah menghajarmu seandainya kamu laki-laki!" Daffa tersulut emosi hingga Sean terpaksa menahan tubuhnya.

Satya menarik tubuh Jenny ke belakang tubuhnya melihat laki-laki di depan Jenny semakin menjadi-jadi.

"Jangan kasar kepada perempuan!" ucap Satya menatap tajam ke arah Daffa. Penampilannya yang sederhana bahkan bisa dibilang kampungan tidak membuatnya takut untuk menghadapi dua orang bersetelan mahal tetapi tidak punya etika itu.

"Siapa kamu?! Minggir!!!" tanya Daffa berapi-api. Dia melihat Satya dari ujung kaki sampai ke ujung kepala kemudian dia tertawa.

"Kamu kenal dia Jenny? Apa dia temanmu?!" Daffa kembali tertawa. "Astaga!!! Sekarang modelan seperti ini jadi temanmu? Dulu kamu tidak mau berteman denganku karena aku hanya anak seorang bawahan di perusahaan papamu. Tetapi sekarang, pria kampungan ini malah menjadi temanmu?! Makan tuh kesombonganmu!" Daffa terus menertawakan Satya.

"Aku tidak apa-apa Sat, minggirlah! Biar aku hadapi mereka," ucap Jenny, masih dengan wajah dinginnya. Jenny rela Daffa dan Sean menghina dan merendahkannya, tetapi dia tidak rela jika Satya juga ikut dihina. Dia hanya laki-laki lugu yang tidak tahu apa-apa dan tidak pantas untuk dihina hanya karena penampilan sederhananya.

1
ardan
Mulai masuk alur seru nih. Siapa yah yg sudah membebaskan Jenn ?
ardan
Satya belum mengakui status dr ayah kandungnya, yang pasti akan membuat kaget kamu loh Jenn, saat tahu siapa sebenarnya Satya.
ardan
masih setia utk menunggu setiap updatenya. semangat ya thorrrr
Itha
semangat author aq tungu upaya.
Itha
berdamai lah dengan keadaan setiya..minta lah bantuan ayah mu
ardan
Luar biasa
Itha
sedih bangattt author mewek😭😭😭
Itha
aq sampe ngupas bawang author baca nya. sedih bangattt... gimana kalau kita diposisi jen
Itha
/Sweat//Sweat//Sweat//Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!