SHE IS VERY DANGEROUS

Sepeninggalan sang sahabat, Auryn kembali ke ruang dimensi miliknya. Ia ingin meningkatkan kembali kultivasinya.

Karena bagaimana pun, jati diri pertamanya adalah seorang kultivator sekaligus alkemis. Tak mungkin ia meninggalkan begitu saja identitasnya.

Selain itu, ia juga ingin kembali melihat-lihat ruang dimensinya.

Entah mengapa, dia merasakan sedikit perubahan di ruang dimensi ini. Sayangnya, ia tidak memiliki banyak waktu untuk memeriksanya saat itu.

Adapun saat ini, Auryn lebih memilih untuk meningkatkan kemampuan-nya terlebih dahulu. Sedangkan untuk memeriksa ruang dimensi, dia masih bisa melakukannya di kemudian hari.

Berjalan ke belakang rumah kayu, Auryn mulai menggambar arai pengumpul qi.

"Aku harus memulai dari awal lagi untuk kultivasi ku. Beruntung, ada arai pengumpul qi yg sempat ku pelajari." ucap Auryn tersenyum senang.

Wanita itu pun duduk di bawah lingkaran arai buatannya dan mulai memejamkan mata. Aliran qi mulai tertarik ke arah arah, kemudian diserap oleh wanita yg tengah bersemedi tersebut.

Tak terasa, 12 jam telah terlewati di ruang pribadi miliknya. Hari sudah hampir menjelang sore di dunia luar.

"Ugh, sial! Tubuh fana ini masih membutuhkan makanan." ucap Auryn sedikit kesal.

Di dunianya, seorang kultivator jarang memakan makanan. Mereka lebih sering meminum pil penghilang rasa lapar, karena itu lebih efisien.

Namun tubuh yg ditempati Li yunna sekarang tidak terbiasa dengan pil itu, sehingga ia harus memasak untuk meredakan rasa laparnya.

Keluar dari ruangannya, Auryn pun langsung menuju dapur. Dilihatnya jika bahan makanan di kulkas tidak terisi satu macam bahan apapun.

Tentu saja, hal tersebut dikarenakan apartemen ini jarang di tempati oleh pemiliknya.

"Haruskah aku membeli bahan, atau makan di restoran saja?" tanyanya pada diri sendiri.

Ia melirik kulkas kosong tersebut sembari menghela nafas lelah. Sepertinya dia memang harus berbelanja untuk kebutuhannya sehari-hari.

Sebelumnya, Auryn ini merupakan gadis desa yg dijodohkan dengan pria kota. Maka dari itu, hidupnya terbilang cukup sulit karena harus beradaptasi di tengah hiruk pikuk perkembangan kota.

Di tambah dirinya yg selalu di rumah, bertugas sebagai istri yg baik. Membuatnya terlihat seperti perempuan bodoh yg tidak tahu apapun.

Hei, dia ini istrinya! Bukan pembantunya!

Dengan dengusan kasar, Auryn menutup pintu kulkas. Berbalik dan segera menuju pintu kamarnya, Auryn memasuki walk in closet.

Terdapat pakaian pria yg dirinya yakini merupakan pakaian mantan suaminya. Namun ia juga menemukan beberapa pakaian wanita branded yg kemungkinannya milik selingkuhan suaminya.

Auryn pun mengambil beberapa pakaian itu dan mencobanya. Lihat, dia terlihat cocok dengan pakaian apapun yg dikenakan.

"Auryn, kau memiliki bakat yg jenius dengan ingatan photography-mu. Tapi kenapa malah kau sembunyikan?" tanyanya pada bayangan di cermin.

"Kau juga sangat cantik! Andai saja kau mau merawat kulitmu dan berdandan sedikit, aku sangat yakin, mantan suamimu itu akan jatuh, sejatuh-jatuhnya di hadapan pesonamu." ujar Auryn lagi.

Tangannya terangkat, menyisir rambut menggunakan jari-jarinya. Sudut bibirnya sedikit terangkat, sembari mengelus kulit pipi mulus yg sudah ia cuci menggunakan pil pembersih tulang sumsum.

"Tahap pertama dalam rencana balas dendamku adalah berbelanja. Dengan merubah penampilan cupu ini, aku akan menjelma menjadi seorang ratu." ujarnya sambil mengeritingkan rambutnya dengan telunjuk.

"Kita lihat! Apakah setelah ini kau masih mencintai, cinta pertama-mu itu? Atau..." lanjutnya menyeringai.

Melangkahkan kakinya menuju ke arah kamar mandi, ia memilih sebuah gaun pendek dengan lengan panjang berwarna putih untuk menonjolkan sisi innocent miliknya.

Wajahnya yg nampak polos tanpa make up, membuat kesan murni dan naif. Mengambil tas dan dompet, ia berjalan keluar dengan langkah anggun.

Tak lupa, ia juga memesan taksi online untuk mengantarnya ke tempat yg ia tuju.

Brak..

Setelah menutup pintu mobil, sang supir langsung melajukan kendaraannya. Dengan keadaan kota yg super macet, apalagi di jam kerja membuat mobil yg dikendarainya tampak lambat.

Seketika ia merindukan dunianya yg dulu, dimana tidak ada polusi dan kendaraan yg terbuat dari rangkaian besi. Jika pun dia ingin pergi ke tempat yg jauh, Auryn atau Li Yunna pasti akan menggunakan tunggangannya atau pedang qi. Dimana ia bisa terbang dengan menumpangi pedangnya.

Sayangnya, mulai saat ini dia tidak akan bisa melakukan itu semua. Dia juga harus berhati-hati dengan benda yg bernama CCTV. Di jaman modern seperti ini, akan sangat menggegerkan jika ia tertangkap kamera disaat menggunakan kemampuannya.

Karena itu, untuk membiasakan diri dengan lingkungan dan dunia baru, Auryn harus lebih dahulu memperhatikan kehidupan orang di dunia ini.

Jangan sampai dirinya dianggap aneh karena tidak bertindak sewajarnya orang-orang disini.

"Kita sudah sampai nona!" ucap sang supir.

"Terima kasih." balas Auryn tersenyum lembut.

Perlahan, pintu belakang mobil terbuka. Terlihat kaki jenjang putih nan mulus milik Auryn mulai tampak, di ikuti kaki yg sebelahnya.

Wanita itu berdiri, kemudian menutup pintu mobil dan melangkahkan kakinya menuju pintu masuk mall.

Dengan senyum lembutnya, ia berhasil menarik banyak perhatian setiap orang yg berada diseputaran area mall. Baik itu pria, wanita, bahkan remaja dan anak-anak.

Di toko pakaian wanita.

Auryn masuk dengan senyum ramahnya. Ketika salah satu staff toko menyapa, ia membalasnya dengan senyum sopan. Membuat sang staff merasa kagum dengan kebaikan serta kesopanan dan keramah-tamahannya.

"Silahkan di lihat-lihat dulu nona, semua ini edisi terbaru yg dikeluarkan toko kami." ucap staff perempuan itu.

"Kalau begitu, saya ingin melihat koleksi pakaian casual disini dan short dress-nya." balas Auryn lembut.

"Baik. Silahkan ikuti saya!" ujar staff tersebut mengajak tamunya ke ruang yg lebih pribadi.

Wanita itu mengikuti sang staff ke ruang tunggu.

"Nona, silahkan duduk dulu! Anda juga bisa menikmati beberapa dessert yg disediakan toko kami selama menunggu." ucap sang staff.

"Terima kasih." balas Auryn.

Staff melangkah pergi, membiarkannya seorang diri ditemani beberapa cemilan kecil dan minuman serta beberapa majalah fashion.

Tangannya terulur, mengambil salah satu majalah wanita dan membukanya. Sampai tiba-tiba, dua wanita memasuki ruang tunggu dan duduk di kursi sebelah dirinya.

"Oh iya An, selamat ya, karena udah berhasil bertunangan dengan pria idaman kamu itu." ucap seorang wanita bergaun merah marun sambil tersenyum simpul.

"Namanya Damian, dan dia berasal dari keluarga william." balas wanita disebelahnya.

Sontak, mendengar nama yg keluar dari mulut wanita itu membuat Auryn yg duduk di sebelah kursinya melirik kedua wanita yg tengah asik mengobrol.

"Damian william? Tunangan? Apa mungkin, perempuan disamping ku ini merupakan kekasih dari calon mantan suami ku?" batin Auryn bertanya-tanya.

Ia kembali mengalihkan pandangannya ke arah majalah yg berada di tangannya. Namun telinganya telah terfokus oleh pembicaraan kedua wanita tersebut.

Tak lupa, ia membuka rekaman video untuk merekam pembicaraan mereka berdua. Siapa tahu, pembicaraan itu akan menguntungkan dia.

"Wow, bahkan sebelum menjadi istri, kamu telah membelanya! " balas wanita bergaun merah marun terkekeh pelan.

"Tapi jangan lupa bayaranku. Bagaimana pun, aku telah sedikit berjasa untuk hubunganmu dan dia. Apa bahasa gaulnya? Mak comblang?" lanjutnya kembali sembari bercanda.

Wanita yg menjadi tunangan dari Damian tersebut hanya tertawa pelan sambil menutup mulutnya. Kemudian ia mengambil gelas berisi minuman yg disediakan toko dan meminumnya.

Sherly, memang sedikit berjasa atas hubungannya bersama Damian. Jika bukan karena ia di undang ke pesta perusahaannya, bagaimana mungkin dirinya akan kembali bertemu dengan cinta pertamanya.

Alasan ini pula lah, yang membuat Adrianna mendekati Sherly, seperti yg di instruksikan seseorang.

"Jangan khawatir, aku akan mentraktir mu hari ini. Kamu bisa bebas berbelanja di toko ini, biar aku yg bayar." ucap wanita yg menjadi tunangan Damian.

"Seriusan?" tanya wanita bergaun merah marun sambil menoleh kearah sang sahabat.

"Kapan aku pernah bercanda dengan mu?" balas sahabatnya.

"Aaakkhhh, makasih Adriana. Baik banget sih!" balas wanita bergaun merah marun memeluk wanita yg ia panggil Adriana dengan erat.

"Adriana? Jadi nama selingkuhan Damian adalah Adriana?" batin Auryn menyeringai.

"Sepertinya aku harus memberikan hadiah pertemuan pertama dengannya. Ini benar-benar sangat kebetulan, dimana calon mantan istri bertemu tanpa sengaja dengan wanita yg menjadi penyebab perceraian diantara dia dan mantan suami." batinnya lagi sambil terkekeh kecil.

"Hei, hei, lepaskan pelukanmu! Aku tidak bisa bernafas." ucap Adriana sambil menepuk pelan bahu sahabatnya.

"Hehe, maaf-maaf, aku terlalu senang karena kamu traktir." ucapnya sambil menggaruk kepalanya yg tak gatal.

"Tidak masalah. Sekarang kita tunggu staff yg telah menyiapkan pakaian untuk kita." balas Adriana santai.

Seorang staff pun tiba-tiba masuk dan memberitahukan Auryn jika pakaian yg di pesannya sudah siap di ruang ganti.

Dengan lembut, wanita itu membalasnya dengan anggukan kecil. Tak lama, dia beranjak dari tempat duduknya dan mengikuti staff toko.

Namun sebelum itu, ia telah mengeluarkan sebuah pil berwarna putih kecil dari ruangnya, kemudian melemparkannya pada minuman yg telah diminum Adriana.

Auryn melirik gelas minuman itu sekilas, lalu menaikan sudut bibirnya. Ia melangkahkan kakinya keluar dari ruang tunggu tanpa menoleh ke belakang.

.

.

.

TO BE CONTINUE.