NovelToon NovelToon
Cewek Galak Itu Milikku

Cewek Galak Itu Milikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Playboy / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus
Popularitas:13.2k
Nilai: 5
Nama Author: nlras

playboy x cewek bar bar x musuh jadi cinta

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nlras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 | Tawuran

Arga menarik tangan Naura untuk masuk, Naura menatap punggung Arga, dia mengikuti kemana saja Arga melangkah. Arga sudah lihai bersembunyi dari incaran petugas kedisiplinan dan anak OSIS yang menjaga, Naura dibawa melawati tempat yang sepi yang sekiranya tidak ada siapapun yang tahu. Naura merasa jika Arga tidak seburuk seperti yang dia pikirkan. Dia jadi asisten Arga juga karena keteledoran dirinya, Arga tidak pernah mengusik hidup siapapun kalau bukan orang itu yang memulai duluan.

"Ini bentar lagi upacara selesai, yang terpenting jangan pergi dari sini sebelum barisan di bubarin." Arga memberikan instruksi. Sebagai siswa yang sangat teladan, tentu dia mengetahui waktu yang tepat untuk Naura memasuki ruang kelas.

Naura mengangguk pelan, dia mendongak ke atas untuk melihat wajah Arga. Lagi-lagi Naura harus meringis saat melihat sudut bibir Arga yang mengeluarkan darah, entah apa yang terjadi dengan Arga sampai dia merelakan wajah tampannya itu dipukuli. Arga tidak bisa berlama-lama, dia harus segera pergi sebelum ada yang menyadarinya.

"Gue cuman bisa nganterin lo sampai si i, untuk selanjutnya itu tergantung keberuntungan lo hari ini," kara Arga.

"Makasih ya, Ga."

Arga mengangguk pelan, dia langsung berbalik badan.

"Eh Ga, tunggu dulu." kata Naura menghentikan Arga pergi.

"Kenapa lagi? Lo masih takut?"

"B-bukan gitu, bentar..." Naura mengambil sesuatu dari dalam tasnya, kemudian memberikannya kepada Arga.

"Buat apa?" tanya Arga.

"I-itu buat luka di sudut bibir lo, dari tadi ngeluarin darah terus," ucap Naura ragu-ragu sambil menunjuk ke arah sudut bibir Arga.

Arga menatap tisu yang berada di tangannya, tanpa disadari dia tersenyum tipis. Dia tidak menggunakan tisu itu untuk membersihkan sudut bibirnya yang terluka, tetapi dia lebih memilih untuk menyimpan tisu pemberian Naura kedalam saku seragamnya. Tanpa berpamitan dengan Naura dia pergi dari sana, meninggalkan Naura sendirian.

Naura menghelakan nafas lega, Naura mendadak jadi deg-degan ketika bersama Arga. Naura merasa jika ada dua Arga yang Naura kenal, yang tadi terkesan baik dan kalem. sekarang Naura curiga kalau Arga mempunyai kepribadian ganda.

"Enggak Nau, lo gak boleh mikirin cowok nyebelin itu. Mungkin lagi ini dia baik sama lo, tapi itu enggak ngejamin dia juga akan baik nanti. Paling juga lo bakal di perintah-perintah lagi," kata naura lirih.

Naura masih di tempat persembunyiannya, di dekat tangga di lantai dua. Kata Arga di sana adalah tempat yang paling aman dari petugas kedisiplinan sekolah. Naura baru berani keluar dari persembunyiannya di saat semua murid sudah bubar dan berjalan menuju ke kelas mereka masing-masing.

"Aduhh syukur Arga tadi mau bantuin gue, kalau enggak pasti gue gak bisa ikut ulangan hari ini." Naura mengatur nafasnya yang memburu, Naura mendudukkan dirinya ke kursi miliknya. Tangan kanannya menggerakkan buku tulis untuk mengipas lehernya yang kepanasan.

"Lahh Naura? Sejak kapan lo datang?" Feni keheranan melihat Naura yang sudah duduk manis di kursinya. Dia sangat ingat jika Naura tidak ikut serta saat upacara tadi, Naura juga tidak ada di barisan murid yang terlambat tadi.

"Gue terlambat tadi," jawab Naura singkat.

"Hah? Gimana caranya lo bisa masuk tanpa ditahan dulu?" tanya Feni, ikut duduk di sebelah Naura. hebat juga Naura bisa lolos dari petugas kedisiplinan sekolah.

"Gue lewat jalan lain."

"Hah? Jalan lain? Lo murid baru disini tapi udah ketemu jalan lain? Gilaa sih, hebat banget lo Nau. Lo harus kasih tau gue sih dimana tempatnya," kata Feni yang antusias.

Naura menggeleng pelan, dia tidak akan memberi tahu dimana letak pintu tersembunyi itu. Tadi dia sudah berjanji kepada Arga untuk tidak memberi tahu siapapun.

"Lo kok gitu sih, Naura! Gue ini penasaran tahu. Setahu gue itu ya gak gampang lolos dari petugas kedisiplinan sekolah, apalagi waktu upacara. Pasti mereka nyebar di berbagai titik." Selama Feni bersekolah di SMA Nusa Bangsa dia sudah beberapa kali terlambat dan dihukum oleh petugas kedisiplinan. Ingin kabur juga susah, karena mereka ada dimana-mana.

"Lo emang murid ajaib sih," kata Feni

"Ajaib gimana coba" tanya Naura. Keningnya mengerut.

"Status lo itu murid baru di sekolah ini tapi udah di kenal sama pentolan sekolah, lo juga gak takut sama siapapun, dan yang paling wow nya lo bisa lolos dari petugas kedisiplinan yang terkenal killer." Feni terlalu mendramatiskan suasana, padahal kalau menurut Naura itu biasa saja.

Naura mendekatkan dirinya ke arah Feni. Dia berbisik, "Arga yang bantuin gue tadi."

"Whatt Arga??" Feni berteriak sangat histeris.

Naura berdecak, percuma saja dia berbisik jika Feni menyebut keras nama Arga. Hampir semua murid di kelas itu langsung menoleh ke tempat duduk Feni dan Naura. Mereka jadi penasaran dengan Naura dan Feni bicarakan, semua tahu kalau Naura dekat dengan Arga, meskipun itu dalam arti lain.

"Ck, gak tau lah. Gue gak mau cerita." Naura menarik tubuhnya menjauh dari Feni. Mulai mengeluarkan buku dari tas, berniat untuk belajar sebelum Pak Ardi masuk dan ulangan matematika dimulai.

Feni memanyunkan bibirnya, rasa penasarannya saat ini harus dikubur dalam-dalam karena kecerobohannya sendiri. Tadi dia hanya histeris, tidak percaya jika Arga menolong Naura, yang dimana Naura menjadi asisten Arga. Satu sekolah juga tahu kalau mereka sering berdebat. Feni mendengus benih-benih cinta di antara mereka berdua. Ya, sebagai teman Naura yang satu-satunya, Feni sangat setuju jika Naura dekat dengan Arga. kalau bisa mereka pacaran,nikah,dan punya anak. Yang satu cantik dan satu kahi ganteng. punya sifat yang sama-sana keras, pasti lucu kalau mereka berdua pacaran, pasti akan heboh terus.

*

*

Suara gemuruh mengejutkan banyak orang, murid-murid mengalihkan pandangan mereka dari buku. Matahari terlihat bersinar cerah, tidak ada tanda-tanda akan turun hujan . Lalu berasal dari mana suara gemuruh itu.

"Nau, kan tadi lo bilang kalau lo di bantuin Arga ya?" tanya Feni.

Naura mengangguk.

"Kalian berdua tadi sama-sama telat atau gimana?"

"Enggak juga, tadi dia tiba-tiba aja dateng dan dalam kondisi babak belur. Dan dia langsung pergi setelah bantuin gue," jawab Naura seadanya. Naura tersentak saat mendengar ada suara kaca pecah.

"Ini pasti anak Valkyrie bikin ulah lagi." Bukan hak yang baru lagi saat jam pelajaran ada anak SMA lain yang menyerang SMA Nusa Bangsa. Mereka pasti musuh dari anak Valkyrie.

"Maksud lo gimana?"

Baru saja mulut Naura terbuka ingin menjelaskan apa yang sedang terjadi, tiba-tiba ada pengumuman dari kantor guru berbunyi. Guru meminta untuk semua murid tetap di dalam kelas sampai pihak yang berwajib datang untuk membubarkan tawuran.

"Bapak heran sekali dengan kelakuan anak-anak muda jaman sekarang, hobi sekali membuat ricuh. Ini pasti ulah Arga lagi, anak itu terlalu dimanjakan oleh pihak sekolah sampai berani bersikap seenaknya." Pak Ardi mengeluh dengan kelakuan anak Valkyrie terutama dengan ketua nya, Arga. Pak Ardi itu paling tidak suka dengan Arga, tidak perduli betapa jeniusnya Arga, tetapi kalau kelakuannya berandalan tetap saja minus.

"Yang nyerang sekolah kita siapa?" tanya Naura setengah berbisik.

"Ya sekolah sebelah, Zaidan dan anak gengnya yang lain." Feni mendengus, proses belajar mengajar jadi terganggu karena ada suara heboh dari luar. " Gak tahu deh ada masalah apalagi yang udan terjadi di antara mereka berdua."

Naura terdiam, dia menatap papan tulis di depannya. Feni tidak tahu kalau semalam Naura datang ke acara Anniversary orangnya Arga, disana dia juga bertemu dengan Zaidan. Setelah Naura cermati, kemungkinan besar Arga dan Zaidan itu sepupuan. Tetapi, masalah apa yang membuat mereka tidak akur seperti ini. Sampai- sampai mereka saling membenci seperti ini.

"Naura, tadi lo bareng Zaidan lagi?" tanya Feni. Dia mendekatkan kursinya dengan Naura agar bisa mengobrol berdua tanpa di dengar dengan orang lain.

"Hah?enggak kok, gue berangkat sendirian. Tapi tadi pagi dia jemput gue sih, tapi tadi pagi gue tolak sih. Karena gue malas cari masalah sama Arga."

Feni menghelakan nafas berat. "Fix, pasti ini lo penyebab dari tawuran ini!"

Naura melotot tajam. "Maksud lo apaan? Kenapa jadi gue?" tanya Naura penuh penekanan.

Feni menggelengkan kepalanya, tidak percaya kalau temannya sudah terjebak dalam situasi yang rumit. "Gue gak tahu gimana ngejelasinnya, tapi gue yakin 100% kalau lo penyebabnya."

Naura mendesah berat, bagaimana kalau dugaannya Feni itu ternyata benar.

*

*

*

Arga menyeringai melihat Zaidan yang menunggu Naura di depan pagar rumah gadis itu. Sayang sekali Arga terlambat hanya beberapa detik saja dari Zaidan, seharusnya dia datang lebih awal dan menjemput Naura. Jangan tanya apa alasan Arga ingin menjemput Naura, cowok itu pun tidak tahu bagaimana bisa motornya tiba-tiba mengarah menuju rumah Naura.

"Anj! Ternyata Naura udah mulai suka ya sama tuh cowok," ucap Arga lirih. "Keras kepala benget sih jadi cewek," sambungnya.

Dugaan Arga ternyata salah, Naura menolak ajakan Zaidan dan memilih untuk menaiki bus. Pilihan Naura itu membuat Arga senang, akhirnya Naura mau mendengarkan perkataannya. Bukannya menghampiri Naura dan mengajak berangkat bersama, tetapi Arga memilih untuk menyusul Zaidan.

Arga menjalankan kendarannya dengan kecepatan tinggi, dia tersenyum sangat puas saat Zaidan memilih jalanan yang sepi. Memanfaatkan kesempatan itu, motor Arga langsung menyalip dan menghadang motor Zaidan. Sedetik saja jika Zaidan telat menekan rem motornya, maka akan terjadi kecelakaan antara mereka berdua.

Arga turun dari motornya, melepas helm hitam miliknya. Salah satu sudut bibir Arga terangkat, dia melangkah mendekati Zaidan yang masih duduk di atas motornya itu. Zaidan juga melepaskan helmnya, tidak percaya kalau Arga mengikutinya dan menghadangnya.

"Gue heran deh sama manusia kayak lo gini, selalu aja tertarik dengan apa yang gue punya. Gak ada cewek lain ya di dunia ini." Arga menertawakan kelakuan sepupunya itu, dia terlalu iri dengki.

Zaidan tersentak saat Arga mencengkram kerah bajunya, di detik berikutnya tiba-tiba Arga melayangkan pukulannya. Selalu seperti ini kalau mereka sudah bertemu. Zaidan tidak ingin kalah dengan Arga, dia langsung menepis tangan Arga dari kerah bajunya.

Satu lawan satu, tidak ada yang bebas dari luka dan memar. Tidak ada yang ingin mengalah, selalu ingin lebih unggul. Arga menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya, pukulan Zaidan boleh juga. Jangan lupakan juga sudut mata Zaidan berdarah karena pukulan keras dari Arga.

"Bilang aja kalau lo takut kalah saing kan sama gue? Arga, bakal gue pastiin cewek lo kali ini bisa jatuh ke tangan gue," ucap Zaidan dengan senyuman yang sinis.

1
rfah
semangat thorrrr nulisnyaa
azalea
jangan lupa di like yaa man temann :)
azalea
jangan lupa like gaisss:)
rfah
semangat thorrrr
Marry Pang
bagus
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
baguss
AHMAD ZAKARIA HARAHAP
bagusss
Jannah Sakinah
semangat Thor nulisnya. rajin update ya🌺
ist_goliteratur
AAAAA jadi keinget teman aku, yang punya sifat yang hampir sama kayak Nau.
rfah
lanjuttt
azalea
bantu support yaa gaiss heheheh
rfah
lanjuttt
rfah
bagusss
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!