NovelToon NovelToon
Married With My Ex

Married With My Ex

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:6.4k
Nilai: 5
Nama Author: Gadis Taurus

Setelah empat tahun berusaha keras untuk melupakan cinta pertamanya, pada akhirnya Jennifer Graciela harus bertemu dengan pria yang sangat dibencinya itu. Sialnya, dia dipaksa untuk menerima perjodohan yang sudah disetujui oleh dua keluarga.

Dia adalah Andrew Garfield Ratajasa, pria yang pernah memberikan cinta sekaligus luka. Keluarga Ratajasa akan menanggung seluruh biaya pengobatan ibunya jika Jenni bersedia menikah dengan Andrew.

Demi sang ibu, Jenni menerima perjodohan itu dan mengesampingkan perasannya yang masih sangat terluka. Dia terpaksa terjebak dalam sebuah pernikahan dengan pria masa lalunya.

Apakah Jenni akan mencintai Andrew seperti dulu? Atau akan semakin membenci pria yang membuat hatinya patas sepatah-patahnya itu?

***

" Aku bersedia menikah denganmu karena Mama, jadi jangan berharap lebih " ~ Jennifer Graciela.

" Aku tidak peduli, sekarang kamu adalah istriku " ~ Andrew Garfield Ratajasa.

***

IG: gadis_taurus15

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Malu Setengah Mati

Sementara itu di mansion keluarga Ratajasa, Jenni mulai membuka kedua matanya ketika mendengar suara panggilan dari luar kamar dan sepertinya itu adalah suara Mama Helena. Dengan tubuh yang terasa remuk, Jenni mencoba untuk mendudukkan tubuhnya yang hanya tertutup selimut. Terekam jelas dalam ingatannya apa dan siapa yang menyebabkan tubuhnya seperti itu.

Tok, tok, tok.

" Jen, bangun, Sayang. Ini sudah hampir jam dua belas loh, kamu belum makan apapun dari pagi " teriak Mama Helena dari balik pintu.

Kedua mata Jenni yang masih mengantuk langsung terbuka lebar setelah mendengar ucapan Mama Helena. Lalu, matanya langsung tertuju pada jam di dinding yang ada di kamar dan benar saja waktu sudah menunjukkan hampir jam dua belas siang.

" Astaga, sudah jam dua belas? " pekik Jenni sangat terkejut.

Dia sama sekali tidak menyangka akan tidur selama ini, padahal awalnya hanya berniat untuk beristirahat sebentar karena sangat lelah digempur oleh Andrew. Walaupun hanya satu ronde, tetapi karena pertama kalinya sehingga membuatnya sangat lelah.

Kemudian Jenni segera berusaha turun dari tempat tidur dan mengambil sebuah bathrobe untuk menutupi tubuh polosnya. Dia harus menemui Mama Helena yang terus memanggilnya dari balik pintu. Dengan langkah yang tertatih karena bagian intinya yang masih sangat sakit dan perih, Jenni berusaha berjalan menuju pintu kamar.

Ceklek.

Pintu kamar itu terbuka dan terlihat Mama Helena berdiri di sana dengan membawa sebuah nampan di tangannya. Dia merasa sangat malu harus menemui ibu mertuanya itu dengan penampilan yang sangat berantakan seperti ini, tetapi jika harus menunggu dirinya mandi dan bersiap maka akan membutuhkan waktu yang lama.

" Maaf aku buka pintunya lama ya, Ma " ucap Jenni merasa sangat tidak enak.

" Tidak apa-apa, Sayang. Mama tahu kamu pasti kesulitan untuk berjalan sekarang " jawab Mama Helena tersenyum.

Seketika wajah Jenni pun langsung memerah karena sepertinya Mama Helena mengetahui mengapa dirinya bangun terlewat siang dan berpenampilan sangat berantakan, bahkan hingga alasan dirinya terlalu lama membuka pintu.

" Oh iya, ini Mama bawakan kamu sarapan sekaligus makan siang untuk kamu. Kamu pasti sangat lapar dan butuh makanan untuk memulihkan tenaga kamu " ucap Mama Helena memberikan nampan yang dibawanya pada Jenni.

" Em, terima kasih ya, Ma. Seharusnya Mama tidak perlu repot-repot membawakan makanan untuk aku ke kamar " ucap Jenni menerima nampan itu dan semakin tidak enak.

" Tidak masalah, Sayang. Kamu kan sedang butuh banyak istirahat " jawab Mama Helena.

Mama Helena tentu sangat memahami bagaimana keadaan menantunya saat ini, apalagi setelah melihat penampilannya yang sangat berantakan dan hanya menggunakan bathrobe untuk menutupi tubuhnya. Pasti Andrew sudah menggempurnya habis-habisan hingga Jenni seperti ini. Memang kelakuan ayah dan anak sama saja karena Papa Alex juga begitu ketika awal menikah.

" Mama juga bawakan kamu salep, siapa tahu kamu butuh. Ini bisa kamu oleskan di bagian inti tubuh kamu yang sakit, juga tanda-tanda merah di seluruh tubuh kamu " ucap Mama Helena pada Jenni.

Sungguh, Jenni merasa malu setengah mati karena ibu mertuanya itu pasti tahu yang dilakukannya dengan Andrew hingga memberikan salep itu segala. Ingin sekali rasanya Jenni menenggelamkan wajahnya di pusat bumi agar tidak merasa malu lagi.

" Ya ampun, Jen, ini pasti gara-gara kamu yang bangun sesiang ini. Seandainya saja kamu bangun lebih pagi maka Mama Helena pasti tidak akan tahu " rutuk Jenni pada dirinya sendiri di dalam hati.

Jenni sama sekali tidak berani menatap wajah Mama Helena karena terlalu malu sekaligus untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah sangat merah seperti tomat matang.

" Hei, Jen! Kenapa diam saja? Ini ambil salepnya! " ucap Mama Helena karena menantunya itu hanya diam saja.

" Ah, i-iya Ma. Terima kasih " jawab Jenni mengambil salep yang diberikan oleh Mama Helena.

Mama Helena pun menganggukkan kepalanya dan tersenyum.

" Kalau begitu Mama turun ke bawah dulu. Lebih baik sekarang kamu membersihkan diri lalu makanannya dimakan ya. Kamu juga tidak perlu turun ke bawah dan tetap istirahat di kamar " ucap Mama Helena mengusap lembut pundak Jenni.

" Iya Ma " jawab Jenni pelan.

Setelah itu, Mama Helena pun langsung pergi dari depan kamar Andrew dan Jenni. Sedangkan Jenni segera menutup pintu kamar itu dengan rasa malu yang sangat besar atau bisa dibilang setengah mati. Dia benar-benar tidak menyangka sang ibu mertua akan mengetahuinya, semua itu salah Andrew yang tidak membangunkannya dan malah pergi saja ke perusahaan.

" Aduh, rasanya aku tidak sanggup lagi menunjukkan wajahku di hadapan Mama Helena " gumam Jenni yang masih sangat malu.

Jenni meletakan nampan berisi makanan di atas meja lalu menuju ke arah tempat tidur. Dia mendudukkan tubuhnya di sana dan meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Mungkin saja Mama Mercy ada menghubunginya selama dia tertidur tadi.

" Semoga pengobatan Mama hari ini lancar " gumam Jenni setelah membuka pesan dari ibunya.

Mama Mercy mengatakan jika hari ini akan melakukan proses pengobatan dan tidak bisa untuk dihubungi hingga besok pagi. Mungkin nanti Jenni akan menghubungi perawat Mama Mercy saja untuk menanyakan keadaan ibunya itu.

Lalu mata Jenni beralih pada pesan yang dikirimkan oleh Andrew yang isinya hampir sama setiap harinya, yaitu mengingatkan untuk makan dan terkadang mengucapkan kalimat cinta. Walaupun sudah memaafkan dan memutuskan untuk menerima pria itu sebagai suaminya, tetapi Jenni tetap saja butuh waktu dan tidak bisa langsung berubah sikap. Sehingga Jenni memilih untuk mengabaikan pesan dari suaminya itu saja.

" Kak Elsa? Ada apa ya? " ucap Jenni melihat pesan dari Elsa.

Jenni langsung membuka pesan dari Elsa karena sangat penasaran, biasanya wanita itu mengirimkan pesan karena ingin mengajaknya bertemu.

" Hai, Jen! Kamu sudah buka hadiah pernikahan dari Kakak dan Bang Raka? Gimana? Kamu suka, tidak? Aku harap sih kamu suka? Kalau Andrew sih sudah pasti suka dengan hadiah itu. Kasih kabar Kakak kalau kamu sudah pakai kadonya ya. Review juga hasilnya gimana, pasti wow, kan?🤭 " ucap Elsa dalam pesannya.

" Hah? Hadiah? Hadiah apa? " gumam Jenni bingung.

Pasalnya, Jenni merasa tidak mendapatkan hadiah apapun dari Elsa, apalagi memang semua hadiah pernikahannya itu entah berada dimana. Mungkin nanti Jenni akan menanyakan pada Andrew ketika suaminya itu sudah pulang bekerja, karena bisa jadi Andrew yang menyimpannya.

***

Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘

Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!