Menikah itu berdasarkan 1 hal , saling mencintai. Tapi tidak denganku, aku menikah karena menggantikan pengantin wanita yang tiba-tiba menghilang begitu saja.
"maafkan aku Henry aku tidak bisa meninggalkan karirku"
Henry meremas kertas berwarna kuning itu dengan marah. Tak hanya dirinya, orang tuanyapun tak bisa menahan kemarahan dan malu yang harus di tanggungnya.
Seorang gadis mendekat dengan senyuman cerah wajahnya manis dengan polesan make up tipis membuatnya semakin cantik.
"menikahlah dengannya"
"apa maksud mama?"
Perdebatan Ibu anak terjadi memicu ketegangan yang sulit terpecahkan, Henry meraih tangan Erica dan menariknya menujua ke sebuah ruangan tertutup, di sana mereka diam sejenak.
Henry dan Erica harus mencapai kesepakatan agar tidak saling merugikan. Mungkinkah mereka akan jatuh cinta seiring berjalanya waktu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon chan_chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Seorang wanita keluar dari dalam rumah menghampiri Erica dengan penuh kemarahan, Erica tidak sempat menghindar karena dia hanya fokus pada ayahnya .
Plakk
Tamparan keras mendarat di pipi kananya , lagi ! . Maria mendorong Erica hingga hampir terjatuh setelah itu dia mulai memukul Erica kembali ,kali ini Henry tidak bisa membiarkan Maria menyakiti Erica , dia memasang badan dengan memeluk Erica sehingga pukulan keras Maria mengenai Henry.
Erlan dengan kasar menarik tangan Maria lalu meminta asistennya untuk menahanya.
“mama … mahh ..”
Yasmine berlari dari dalam dan terdiam dengan kejadian yang baru saja di lewatkan , dia langsung mendekati Mamanya .
“kau tidak apa-apa?” tanya Henry sambil memeriksa keadaan Erica
“ya , aku tidak apa-apa”
“kau sungguh keterlaluan Maria, kali ini aku semakin yakin tidak perlu mempertahankanmu , apapun alasan yang kau buat “ ucap Erlan
“apa karena dia ? dia yang kan yang sudah mempengaruhimu , katakan … aku tidak salah lagi , dia sama seperti ibunya “
Ucapan Maria menyulut emosi Erlan hampir saja dia menampar wanita di hadapanya itu namun di hentikan oleh Erica .
“hentikan ! kalian bisa selesaikan masalah kalian dengan tenang “
“berhenti bicara kau , disini kau sama sekali tidak di terima !”
“cukup Maria !!! sekali lagi kau bicara yang tidak-tidak aku akan menelpon polisi “
“karena sudah disini aku harus bicara dengan kalian semua “
Dengan berat hati akhirnya semua kembali ke dalam rumah , agar tidak menyerang Erica kembali ,Henry terus di samping Erica bahkan tak melepaskan genggamannya , sementara Yasmine menahan Ibunya agar tidak agresif .
“dengar , berhenti menyalahkanku . aku sama sekali tidak tahu masalah yang sekarang terjadi” ucap Erica sambil menatap Maria
“pembohong ! “
Erica memberikan tatapan tajam pada Maria , dia tidak bisa di intimidasi wanita yang sudah merebut kebahagiaan keluarganya. Sudah cukup baginya mengalah dan bertahan selama ini.
“dimana letak kebohonganku ? menurutmu aku pembohong ? tunjukan !”
“kau yang menghasut Erlan untuk melakukan tes dna itu kan ?”
“wanita ini ! apa kau tidak sadar juga , perbuatanmu selama ini kesenangan yang kau dapat dari mencuri kebahagiaan orang, ini lah ganjarannya , kau masih belum paham ? ini semua karena perbuatanmu sendiri !! “ Erica tak bisa menahan kemarahannya
“beraninya kau bicara kasar padaku , orang yang yang jelas-jelas lebih tua darimu”
“lalu aku harus menunduk padamu , orang tua yang mengambil kebahagiaan anak kecil dari keluarganya “
“HEY !!!! “
“KENAPA ?? apa ucapanku merendahkanmu ? dengarkan aku … aku kehilangan Ibuku karenamu ,lalu aku dengan rela meninggalkan Ayahku untukmu , aku masih mendoakan kebahagiaan Ayahku setiap harinya sekalipun dia .…”
Kini tatapan mata Erica tertuju pada Erlan yang hanya diam mematung dengan kondisi saat ini.
“aku rasa aku memang bodoh , entah kenapa aku masih terus mendoakan orang yang telah mengusirku , orang yang tidak lagi menganggapku sebagai bagian dari darahnya . kali ini akan aku perjelas , aku harap kalian mengerti , Ny. Maria yang terhormat… aku sama sekali tidak ada urusan apapun dan tidak ada hubungannya dengan keputusan suamimu, dan yang perlu aku perjelas kembali , aku bukan bagian dari keluarga Delwyn lagi sejak 10 tahun terakhir “
“kau … kau memang gadis kurang ajar, pantas saja ibumu ..”
“Jangan pernah sebut Ibuku , atau aku tidak bisa lagi mengendalikan kemarahanku “
“aahh…karena kau sudah menikahi keluarga kaya raya , karena itukah kau lupa pernah memakai nama Delwyn ?”
“hentikan Mah , cukup !” ujar Yasmine sambil menahan lengan Ibunya
“sekarang kau bisa sombong , apa mertuamu tahu seperti apa keluargamu ? jika dia tahu kau pasti akan di tinggalkan , silahkan saja untuk memamerkan nama barumu itu , siapa ? Erica Kenneth , hah … hahaha , memang bagus, tunggu sampai mereka tahu sikap aslimu “
Erica kembali tak bisa menahan emosinya , dia tidak menyangka jika Maria akan menyebut keluarga Kenneth dalam pembicaraan ini, keluarga Henry tidak boleh ikut serta di salahkan olehnya , Erica sangat geram dia hampir saja mendekati Maria dan ingin memukulnya , baru saja bergerak sedikit Henry menahanya .
“saya menikahi Erica karena tahu seperti apa dirinya dan keluarganya , lalu yang lebih penting Erica adalah pilihan orang tua saya , jadi jika saya boleh katakan berhenti bicara buruk mengenai istri saya , sekarang Erica tanggung jawab saya “
Erica menatap Henry sambil menghapus buliran air matanya , tak pernah terpikir olehnya jika Henry akan membelanya seperti itu .
“saya rasa pembicaraan ini tidak akan berhasil jika di lakukan dengan cara yang salah , saya harus membawa istri saya kembali ke rumah , ini sudah cukup malam “
Henry semakin menggenggam erat tangan Erica memberinya anggukan kecil di sertai senyuman menenangkan , dia pun membawa Erica keluar dari rumah tersebut.
“terima kasih “
Ucap Erica ketika mereka sudah di mobil , Henry mengendarai mobilnya perlahan , Erica banyak menangis hari ini dia ingin membuat suasana hati Erica kembali tenang .
Kemana aku harus membawanya ? sepertinya dia juga tidak ingin pulang ? berpikirlah Hen … lagi-lagi kemana otakmu yang cerdas itu .
“berhenti di ujung jalan sana “ pinta Erica
“mau kemana ?”
“aku harus mengosongkan pikiranku , rasanya aku sulit bernafas “
Henry menepikan mobilnya , dia melihat sekeliling dan hanya menemukan sebuah toserba di sana . tiba-tiba saja Erica sudah memasuki pintu toserba tersebut di saat Henry melihat sekeliling.
“kapan dia turun ? “
Henry mengikuti Erica masuk ke dalam toko , dia mengikuti Erica yang megambil beberapa botol minuman alkohol lalu beberapa cemilan, setelah mendapat yang dia inginkan , Erica segera membayar lalu pergi meninggalkan toko itu .
“kua mau pergi kemana ?” tanya Henry yang mengejar Erica menjauh dari toko
“aku akan duduk disana “
Erica menunjuk sebuah kursi di tepi halan yang sedikit gelap karena hanya di terangi lampu malam kecil di atas kursi itu .
“bukankah disana agak menyeramkan “
Meski begitu Henry tetap mengikuti Erica dan duduk disana , Erica membuka botol alkoholnya dan meneguknya dengan cepat.
“Hey , pelan -pelan saja “
Tak berapa lama air mata Erica kembali deras mengalir , dia menangis tersedu-sedu namun tetap menghabiskan sebotol alkoholnya tanpa henti , dia juga memakan snack madu yang di belinya .
“ahhh kenapa manis sekali , membuatku makin sedih saja”
Erica meletakan kembali cemilan di sampingnya , lalu mengambil botol kedua alkoholnya.
“hen ..”
“ya “
“bisa buka kan tutup botolnya , tiba-tiba tanganku melemah “
Erica memberikan botol tersebut dan di buka kan oleh Henry .
“setelah botol ke dua kita harus pulang “ pinta Henry
“aku sudah membeli 4 botol sayang jika tidak di habiskan “
“sisakan 2 botol itu untukku “
“memangnya kau bisa minum ?”
“ya , tidak sekuat dirimu ,”
“dasar payah “
“apa ?? memangnya siapa yang mengajarimu minum seperti ini ?”
“ahh kau tidak tahu ya, kemari aku kasih tahu “
Henry mendekatkan dirinya ketika Erica ingin membisikan sesuatu padanya .
“Ny. Nathalie “
Bisikan Erica membuat Henry terdiam mematung.
Mama? Mama yang mengajari Erica minum seperti ini ? God !!
gk masik akal masa tdk tau dengan pikiranya sendiri