NovelToon NovelToon
Find 10 Fragments

Find 10 Fragments

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Spiritual / Sistem / Penyeberangan Dunia Lain / Peradaban Antar Bintang / Kultivasi Modern
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: GM Tyrann

Season 2 dari I Don't Have Magic In Another World

Ikki adalah seorang pria yang memiliki kekuatan luar biasa, namun terpecah menjadi 10 bagian yang tersebar di berbagai dunia atau bahkan alam yang sangat jauh. Dia harus menemukan kembali pecahan-pecahan kekuatannya, sebelum entitas atau makhluk yang tidak menginginkan keberadaanya muncul dan melenyapkan dirinya sepenuhnya.

Akankah dia berhasil menyatukan kembali pecahan kekuatannya, dan mengungkap rahasia di balik kekuatan dan juga ingatan yang sebenarnya? Nantikan ceritanya di sini.

up? kalo ada mood dan cerita aje, kalo g ada ya hiatus

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon GM Tyrann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch 24 - Hari pertama di akademi

Setelah kembali ke dunia nyata, suasana aula akademi dipenuhi dengan kegembiraan dan rasa bangga. Profesor Arion berdiri di depan para murid, tersenyum dengan penuh kebanggaan. "Selamat kepada kalian semua yang telah berhasil bertahan dan menunjukkan kemampuan luar biasa," ujarnya, disertai dengan tepuk tangan yang meriah dari para instruktur dan murid lainnya.

Dengan gerakan tangan yang elegan, Profesor Arion menerbangkan pin milik Aetherium Academy ke masing-masing murid. Pin tersebut berkilauan di udara, menangkap cahaya dengan cara yang hampir magis. Ketika aku menerima pin ku, aku melihat informasi tentang ku muncul di udara. Nama, tingkat, dan informasi lainnya sebagai murid terpampang jelas. Aku tersenyum kecil saat melihat aku mendapatkan tingkat Apprentice, tingkat kedua di akademi.

"Semua yang berada di 100 besar mendapatkan tingkat Apprentice," lanjut Profesor Arion, suaranya menggema di seluruh aula. "Namun, bagi kalian yang berada di 10 besar, kalian berada di tingkat ketiga, Guardian." Murid-murid di aula saling berbisik dengan rasa kagum dan iri saat melihat Zayan dan murid-murid lainnya yang berhasil mencapai tingkat Guardian.

"Adapun murid-murid yang tidak mencapai 200 poin, kalian akan mengulang ujian ini minggu depan," kata Profesor Arion dengan nada tegas namun penuh dorongan. "Namun, kalian tetap bisa masuk sekolah dan mempersiapkan diri dengan lebih baik."

Aku melihat sekeliling, menyaksikan berbagai reaksi dari murid-murid yang berbeda. Ada yang gembira, ada yang kecewa, tapi yang paling mencolok adalah semangat yang tampak di wajah semua orang. Meskipun ada 793 murid yang belum mendapatkan pin, mereka tetap bersemangat dan siap untuk mencoba lagi minggu depan.

Sebagai tambahan, Profesor Arion memberikan pengumuman yang membuat suasana semakin semarak. "Sebagai penghargaan atas pencapaian kalian, 100 besar akan mendapatkan akses khusus untuk tinggal di asrama yang telah disediakan khusus untuk kalian."

Aku sudah menunggu ini sejak lama, dengan tinggal di asrama aku tidak perlu membayar sewa apartemen bahkan jika apartemen ku sangat murah. Asrama khusus ini bukan hanya memberikan fasilitas yang lebih baik, tapi juga lingkungan yang mendukung perkembangan dan latihan yang lebih intensif.

Setelah upacara selesai, aku berjalan keluar dari aula dengan pin Aetherium Academy yang terpampang di dada. Aku berjalan menuju asrama campuran karena sistem peringkat yang jelas. Tentu saja aku berada di kamar nomor 88 sesuai dengan peringkat yang aku dapat.

Begitu aku membuka pintu kamar, aku terpana oleh kemewahan yang ada di kamar asrama. Interiornya dirancang dengan sangat elegan dan berkelas, dengan perabotan yang tampak mahal dan nyaman. Dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan indah, dan lantainya berlapis karpet tebal yang membuat setiap langkah terasa lembut.

Tempat tidur besar dengan sprei sutra, meja belajar lengkap dengan lampu modern, serta lemari besar untuk menyimpan barang-barang pribadi. Kamar mandinya dilengkapi dengan perlengkapan modern dan dilapisi marmer. Semua ini membuat aku merasa seolah-olah telah memasuki dunia yang benar-benar berbeda dari apartemen yang murah.

Namun, sebelum aku bisa menetap dan menikmati kenyamanan kamarku, aku harus memindahkan beberapa barang dari apartemen. Jarak apartemen dan akademi sangat jauh, membuatku malas.

Aku kepikiran sesuatu, aku melakukan teleportasi instan menuju apartemen. Pandanganku yang awalnya berada di asrama kini kembali di kamar apartemen lama. Aku memasukan semua pakaianku ke inventory sistem dan mengosongkan kulkas agar makanannya tidak busuk.

Aku tidak bisa kembali ke asrama dengan teleportasi lagi karena MP ku sudah rendah dan harus naik kereta cepat. Tapi aku lebih memilih menunggu MP pulih lalu kembali ke akademi.

Saat aku tiba kembali di asrama, malam sudah mulai jatuh. Lampu-lampu di sekitar akademi menyala, memberikan cahaya hangat yang menyambut. Aku menarik napas dalam-dalam, menikmati udara malam yang sejuk sebelum akhirnya masuk ke dalam kamar yang nyaman.

\*

Aku memulai perjalanan baru setelah berhasil melewati ujian masuk. Aku melangkahkan kaki ke gerbang akademi. Hari pertama ini aku diarahkan menuju kelas 1-3. Kelas tersebut ternyata sudah dipenuhi oleh 100 murid lain yang duduk di kursi mereka masing-masing, penuh dengan keriuhan dan obrolan antusias.

Aku tidak percaya satu kelas diisi oleh seratus murid. Tidak masalah juga karena kelasnya cukup luas untuk di isi oleh 100 murid, aku melihat banyak yang sudah datang jadi aku mencari tempat yang masih kosong.

Aku mencari tempat yang nyaman dan akhirnya memilih duduk di bangku paling belakang, tepat di tengah. Dari tempat ini, aku bisa melihat seluruh kelas dan juga memperhatikan tanpa terlalu mencolok. Sesaat setelah bel berbunyi, pintu kelas terbuka dan masuklah seorang instruktur yang langsung memikat perhatian semua murid, terutama para murid pria.

Instruktur itu adalah wanita yang sangat cantik, begitu mempesona sampai-sampai banyak murid pria yang terpana. Namun, aku tidak terpengaruh seperti yang lain. Aku tahu bahwa instruktur ini adalah sosok yang tak mungkin bisa aku dekati.

Instruktur itu melangkah ke depan kelas dengan anggun dan wibawa. Suara bisikan para murid segera mereda saat dia mulai berbicara. "Selamat pagi, semuanya. Nama saya Elara Nightshade, dan saya akan menjadi instruktur kalian. Hari ini, kalian akan memilih kelas latihan khusus yang akan menentukan jalur pembelajaran kalian ke depan."

Instruktur itu bernama Elara Nightshade. Dia memiliki rambut hitam panjang yang diberi highlight biru, memberikan kesan misterius dan kuat. Matanya merah menyala, tajam dan memancarkan karisma yang luar biasa. Di sisi kiri kepalanya, ada satu tanduk hitam yang membuatnya terlihat lebih menakutkan namun memukau. Telinganya yang sedikit lancip menunjukkan bahwa dia berasal dari ras iblis, sebuah ras yang dikenal dengan kekuatan magisnya yang luar biasa.

Suara Elara begitu tegas namun lembut, memikat perhatian semua murid tanpa terkecuali. "Ada lima kelas yang bisa kalian pilih," lanjutnya, "yaitu Kelas Magic, Warrior, Kultivator, Spirit, dan Alkimia. Pilihlah dengan bijak, karena pilihan kalian hari ini akan menentukan arah pendidikan dan mungkin masa depan kalian."

Murid-murid mulai berbisik-bisik lagi, membicarakan pilihan mereka masing-masing. Aku tidak tahu harus mengambil kelas apa jadi aku masih diam melihat kelas yang belum aku ambil pada informasi murid pada pin. Dengan telinga yang tajam, aku mendengar Elara menjelaskan secara singkat tentang masing-masing kelas.

"Kelas Magic adalah untuk mereka yang ingin menguasai seni sihir dan mantra. Kelas Warrior cocok untuk para pejuang yang mengandalkan kekuatan fisik dan keterampilan bertarung. Kelas Kultivator ditujukan bagi mereka yang ingin memperdalam kekuatan spiritual dan energi dalam. Kelas Spirit adalah untuk mereka yang mengandalkan kekuatan roh dalam pertarungan. Dan terakhir, Kelas Alkimia bagi kalian yang tertarik pada seni pencampuran ramuan dan menciptakan benda-benda magis."

Setelah penjelasan itu, Elara memberikan waktu kepada para murid untuk berpikir dan memutuskan pilihan mereka. Aku memandangi instruktur itu sejenak sebelum menunduk dan merenungkan pilihan. Aku tidak tahu harus memilih apa dan ini sangat membingungkan.

Aku mengangkat tangan dengan hati-hati, merasa bahwa pertanyaan yang ada di benakku sangat penting. Elara Nightshade, instruktur yang mempesona itu, menoleh dan memberikan senyuman kecil saat dia mengangguk, memberikan tanda agar aku berbicara.

"Instruktur Elara, saya memiliki pertanyaan," kataku dengan suara yang jelas namun penuh kehati-hatian. "Jika saya adalah seorang battle mage, kelas mana yang menurut Anda paling cocok untuk saya? Saya ingin menggabungkan kekuatan fisik dengan kemampuan sihir dalam pertempuran."

Elara mengangguk pelan, tampak mempertimbangkan pertanyaan ku dengan serius. Dia melangkah mendekat, memastikan seluruh kelas bisa mendengarnya.

"Pertanyaan yang bagus," jawab Elara dengan suara yang tegas namun lembut. "Menjadi seorang battle mage berarti kamu harus menguasai kedua aspek, baik kekuatan fisik maupun sihir. Ini adalah kombinasi yang sangat kuat dan membutuhkan latihan serta dedikasi ekstra."

Dia berhenti sejenak, memastikan semua murid mendengarkan dengan saksama sebelum melanjutkan. "Saya sarankan kamu mempertimbangkan untuk mengambil kelas Magic sebagai dasar untuk menguasai seni sihir dan mantra. Namun, untuk mengembangkan kemampuan fisik dan bertarung mu, kamu juga bisa mengambil pelatihan tambahan dari Kelas Warrior. Ini akan memberimu keseimbangan antara sihir dan kekuatan fisik yang diperlukan untuk menjadi battle mage yang efektif."

Elara menatap aku dengan mata merahnya yang bersinar. "Dalam situasi tertentu, kita bisa mengatur jadwal pelatihanmu agar kamu bisa mendapatkan manfaat dari kedua kelas ini. Ini akan menjadi tantangan yang berat, tapi jika kamu bersedia bekerja keras, saya yakin kamu bisa berhasil."

Aku seharusnya tidak bertanya, lebih baik aku diam dan mengambil kelas Magic. Aku tidak ingin ada latihan tambahan yang membuatku lelah, aku hanya ingin hidup santai di asrama dan mendapatkan makan gratis di kantin.

Aku merasa yakin dengan keputusanku. Setelah mendengarkan saran Elara, aku memutuskan untuk fokus sepenuhnya pada Kelas Magic. "Terima kasih, Instruktur Elara, tetapi saya telah memutuskan untuk fokus sepenuhnya pada Kelas Magic," kataku dengan tegas.

Elara mengangguk tanpa mempertanyakan keputusan aku sama sekali. "Baiklah. Keputusanmu sudah bulat. Mari kita lanjutkan ke langkah berikutnya."

Elara kemudian mengarahkan perhatian ke seluruh kelas. "Sekarang, untuk kalian yang sudah selesai memilih kelas, silakan menyentuh pin yang ada di dada kiri kalian."

Aku meraba pin kecil yang terpasang pada seragam. Aku menyentuh pin itu, dan seketika layar proyeksi biru muncul di depan mata. Layar itu menampilkan informasi pribadiku sebagai murid Aetherium Academy, seperti nama, usia, dan tingkat murid.

"Pada layar proyeksi kalian, kalian akan melihat informasi pribadi dan tingkat murid," lanjut Elara. "Sekarang, perhatikan halaman utama. Di sana, kalian akan menemukan opsi untuk memilih kelas khusus yang sudah kami sediakan."

Aku memperhatikan layar proyeksi dengan seksama. Pada halaman utama, ada berbagai pilihan kelas khusus, masing-masing dengan deskripsi singkat dan penjelasan mengenai apa yang akan dipelajari di sana. Kelas-kelas tersebut mencakup berbagai aspek magis, dari dasar-dasar sihir hingga teknik-teknik tingkat lanjut.

Elara berjalan di sekitar kelas, memastikan semua murid memahami instruksinya. "Pilihlah kelas khusus yang paling sesuai dengan minat dan tujuan kalian. Ingat, ini adalah kesempatan untuk mengembangkan keahlian dan potensi kalian lebih jauh."

Aku melihat berbagai pilihan di layar proyeksinya. Ada kelas mengenai "Dasar-dasar Sihir Elemental," "Manipulasi Energi Magis," "Pertahanan Magis dan Perisai," serta "Mantra dan Ritus Kuno."

Aku pikir setelah memilih kelas Magic semua tentang magic akan muncul dan diajarkan, tapi aku harus memilih salah satu dari banyaknya hal yang diajarkan pada kelas Magic?

Setelah mempertimbangkan dengan hati-hati, aku memutuskan untuk memilih "Dasar-dasar Sihir Elemental" sebagai langkah pertama untuk hidup santai di akademi. Hanya dasar tidak akan membuatku kesulitan.

Manta dan ritus kuno memang menarik namun banyak belajar teori dari pada prakteknya. Aku tidak suka hal seperti itu dan memilih kelas yang mempelajari dasar-dasar. Aku merasa mudah dan bangga dengan pilihanku.

Aku menekan opsi tersebut pada layar proyeksi, dan seketika itu juga, informasiku diperbarui dengan kelas yang baru dipilih.

Elara berhenti sejenak di depan kelas, melihat bahwa sebagian besar murid sudah selesai dengan pilihan mereka. "Bagus. Dengan pilihan kalian ini, kalian sudah mengambil langkah penting dalam perjalanan belajar kalian. Pastikan untuk selalu berdedikasi dan berusaha keras dalam setiap pelajaran. Saya berharap yang terbaik untuk kalian semua."

Dengan itu, Elara mengakhiri pelajaran jam pertamanya.

1
Vemas Ardian
njirr ngelunjak 😭😭
Ibrahim Rusli
sejauh ini keren sih Thor ...lanjut 🤘🏻🤪
Dhewa Shaied
cukup menarik hanya saja ad bbrpa bab yg paragraf nya berulang
Protocetus
izin promote ya thor bola kok dalam saku
GM Tyrann
Kalo kalian udah mulai baca terus ada nama MC dibagain sudut pandangnya padahal seharusnya Aku. Itu kesalahan penulisan, karena udah banyak jadi malas ganti, ada banyak sih pas sudut pandang MC seharusnya pake Aku dan Kami, tapi malah pake, nama MC, Dia dan Mereka.

Kalo dari sudut pandang karakter lain nama MC, y pake nama MC. Apa lagi.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!