Istri Yang Terlupakan

Zahra menatap Al sengit, Al salah tingkah saat semua orang melihat ke arahnya.

"dari tadi papa di sini tapi gak di gigit semut Al,? tanya tuan Fatih heran.

"iya mama juga gak di gigit semut dari tadi"! bu Siska menyahut. Al tersenyu kikuk dia tidak tau harus jawan apa.

"mungkin semutnya semut betina ma, kali aja suka sama aku, ucap Al sambil tersenyum jahil, Al menelan salivanya susah payah saat Zahra mendelik ke arahnya.

makan malam antara dua keluarga itu berjalan dengan di penuhi canda tawa setelah selesai makan malam mereka semua menuju ruang tamu, tapi Zahra memilih pergi ke kamar Aira untuk menemani Aira tidur.

"maksud kedatangan ku dan Anita kesini hanya untuk membicarakan tentang perjodohan Al dan anakku, aku tidak ingin membebani Al dengan perjodohan ini, aku ingin membatalkannya"! jelas tuan Ilham pandangannya menerawang mengingat putri kecilnya yang hilang, nyonya Anita mengusap punggung tangan suaminya untuk memberi kekuatan, dia tak kalah sedih dengan hilangnya putri tercinta mereka.

tuan Fatih juga merasakan apa yang di rasakan oleh sahabatnya karna dia juga pernah kehilangan putrinya.

"aku mengerti perasanmu Ham, tapi kenapa kamu ingin membatalkan perjodohan ini"? tanya tuan Fatih

"karna sampai saat ini aku belum juga menemukan anakku dan aku tidak ingin mengikat Al dalam sebuah hubungan yang tidak jelas, dan aku tidak salah mengambil keputusan ini setelah aku melihat Al dan Zahra malam ini"!jelas tuan Ilham yang mampu membuat Al menatap tuan Ilham heran.

"apa maksut om"? tanya Al tidak mengerti

"iya Al,! selama ini aku tidak pernah melihat cinta di matamu meskipun kamu di kelilingi bayak wanita cantik, "om gak mungki salah, dari caramu memandang Zahra, om yakin kamu sangat mencintai Zahra, ucap tuan Ilham sambil melihat Al yang sedang salah tingkah

Al hanya diam tidak berani menatap semua orang dia tidak punya keberanian menjawab iya, karna dia sendiri tau bahwa dia tidak pantas untuk Zahra mengingat kelakuan buruknya selama ini.

"apakah benar Al apa yang di katakan Ilham"? tanya tuan Fatih

Al belum juga menjawab, nyalinya menciut saat papanya sendiri yang bertanya.

"jawablah sayang,! bujuk bu Siska

"i..iya pa"! jawab Al terbata.

"sejak kapan"? tanya tuan Fatih dingin

"sejak pertama bertemu dengannya"! jelas Al yakin

"apa dia juga mencintaimu"? tanyanya lagi

"dia tidak pernah mencintaiku bahkan dia begitu membenciku,! jelas Al

"inilah yang papa takutkan selama ini, kamu akan menderita karna cintamu sendiri, apakah kau tau Al,? Zahra itu wanita muslimah dia taat dalam beribadah dan perlu kau tau dia tidak akan jatuh cinta pada pria seperti dirimu, karna kau tidak pernah menghargai seorang wanita, kau selalu menggunakan kekuasaanmu untuk menjerat wanita mata duitan untuk bisa memuaskan nafsumu.

"dan sekarang cobalah gunakan harta dan kekuasaanmu untuk mengambil hati Zahra, jika kamu bisa dan dia mau hartamu maka berikanlah semua hartaku ini padanya, karna papa yakin dia bukanlah wanita seperti yang sering kau tiduri selama ini. ucap tuan Fatih panjang lebar membuat semua orang hanya diam mencerna perkataan tuan Fatih.

"jika kau benar2 mencintai Zahra maka gunakanlah hati dan perasaanmu, dekatkanlah hatimu pada Allah bertaubatlah dan kembali ke jalan yang lebih baik, papa tidak mau kau berada dalam sebuah kubangan dosa, ambillah hati Zahra dengan cara mendekatkan dirimu pada Allah, insaallah Zahra dengan perlahan akan menerima cintamu. ucap tuan Ilham memberi nasehat pada Al.

"ingat Al" janganlah menikah hanya karna cinta menikahlah karna hanya dengan dia surga semakin dekat dengan dirimu, imbuhnya lagi.

"aku akan bertaubat pa"! aku tidak mau menghabiskan sisa hidupku dengan berbuat dosa dan maksiat, aku akan berubah aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan sebelum aku mati, ucap Al membuat bu Siska menitikan air mata kebahagian karna sudah lama dia mengharapkan Al berubah.

tuan Ilham dan nyonya Anita saling melempar senyum mereka sangat bahagia mendengar Al akan berubah dan ingin mendekatkan diri pada sang pencipta. entah kenapa tuan Ilham dan nyonya Anita juga sangat senang mendengar Al mencintai Zahra.

"om doakan semoga kamu bisa mendapatkan hati Zahra"! ucap tuan Ilham memberi semangat. "oh ya, sepertinya ini sudah jam 9 aku dan Anita mau pamit pulang dulu, jelas tuan Ilham.

kini tuan Ilham dan nyonya Anita sudah meninggalkan kediaman keluarga bagaskara waktu sudah jam 9 malam, bu Siska sejak tadi menguap berkali-kali.

"ayo ma kita istirahat, sepertinya mama udah ngantuk"! ajak tuan Fatih pada sang istri. mereka berdua masuk kekamar meninggalkan Al yang masih termenung di ruang tamu, Al memantapkan hatinya untuk hijrah kejalan allah.

dengan langkah gontainya ia berjalan menuju kamarnya sesampai di depan pintu kamar Aira dia berhenti melihat pintu kamar Aira yang masih terbuka, tadinya dia hanya ingin menutup pintu itu tapi karna melihat Zahra yang ketiduran di kamar Aira, membuat ia masuk dan menghampiri Zahra yang tidur sambil meluk Aira.

Al duduk di sisi tempat tidur, dia melihat Zahra yang tidur begitu pulas tanpa memakai selimut, Al mengambil selimut untuk menutupi tubuh Zahra agar tidak kedinginan.

Al kembali duduk di sisi tempat tidur dia ingin melihat wajah Zahra lebih lama,

hampir jam 12 malam Al tetap duduk di tempatnya dia belum bosan memandang Zahra yang tertidur pulas, seketika ia baru ingat karna belum melaksanakan sholat isya'

ahirnya ia keluar menuju musolla untuk sholat isya'.

setelah Al sholat Al berdoa.

ya allah.....

sudikah kau simak ratapanku seuntai kata yang berisikan pengakuan, dosa baru dosa lama bertumpuk tanpa henti , mampukah aku bertanggung jawab atas dosa-dosa ini ? masih pantaskah aku bersimpuh untuk memohon ampunanmu di tergah deretan dosa2 yang ku perbuat , masih adakah tempat untukku mencari ridho dan belas kasih mu sementara aku tak pernah sedikitpun bersujut mengucap sukur atas nikmat yang kau berikan, tapi kini aku datang dengan membawa dosa dan hilafku.

ya allah....

aku tau dosa ini akibat keterbuayan dari diriku yang lemah, namun aku juga tau ampunanmu lebih besar dari dosaku ,ijin kanlah aku bertaubat memohon ampunanmu...amin Al berdoa sambil terisak menyesali perbuatan buruknya selama ini

Al tak menyadari bahwa dari tadi Zàhra berdiri mendengarkan setiap doa Al membuat Zahra juga menitikan air mata, entah kenapa Zahra merasa iba melihat Al yang masih terisak di atas sajadah, Zahra tidak mau mengganggu Al ahirnya ia kembali ke kamarnya setelah minum dari dapur, karna Zahra terbangun karna rasa haus, melihat lampu di musolla menyala Zahra berniat untuk mematikannya tapi teryata dia mendengar Al yang sedang berdoa. Zahra berjalan masuk kekamarnya pikirannya terus mengingat Al yang terisak dalam doanya, ada perasaan aneh yang menjalar di hati Zahra tapi Zahra sendiri tidak tau perasaan apa itu.