Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
018 = TERPESONA
Chapter 018. TERPESONA.
\=
Mendengar ucapan Alda yang menjelaskan kenapa dia langsung merasakan sakit yang berlebihan Sinta terdiam.
Dia merasa ucapan Alda memang tidak bisa dia bantah karena memang benar yang di katakan Alda bahwa dia sangat memaksa di saat angkat beban, hingga dia mendorong sampai di ambang batas kekuatannya.
Setelah merasa di perhatikan oleh Alda, Sinta sedikit terpesona dan seketika malu-malu.
"Baik kak, terimakasih atas bantuannya! Aku akan selalu ingat saran kamu." jawab Sinta lirih.
Dia membungkuk hormat kepada Alda karena berkat dia, tubuhnya yang tadinya sering merasa tidak enak kini merasa sangat segar dan bugar.
Sepertinya sendi-sendi dia berevolusi menjadi lebih baik.
"Baiklah, semuanya dengarkan aku! Sekarang aku memutuskan bahwa Riko Setiadi resmi di angkat menjadi kepala keluarga Setiadi selanjutnya!" ucap tuan besar Setiadi dengan lantang.
Semua orang tidak ada yang keberatan, karena di keluarga Setiadi orang yang memiliki kekuatan individu paling kuat di keluarga, maka dia bisa menjadi kepala keluarga Setiadi.
Maka dari itu di keluarga petarung ini, orang-orang berlatih sangat giat untuk mencapai tujuan puncak.
Namun apa daya, kekuatan mereka ada batasnya sehingga hanya ada beberapa orang dalam satu generasi yang unggul.
Di generasi ini dia adalah Riko, sedangkan seperti Sinta dan yang lainnya! Meskipun mereka berlatih terlalu memaksa juga bisa di bilang percuma tidak bisa menjadi yang terkuat.
Namun itu semua tidaklah sia-sia, karena berkat aturan turun temurun ini keluarga Setiadi sangat kuat hingga sulit untuk menemukan lawan seperti mereka di dunia sekuler ini.
Riko hanya bisa pasrah, karena ini sudah aturan keluar! Tapi semangat berlatih Riko tidak luntur karena dia ingin sekali mengalahkan Alda.
Tujuan dia sekarang mengalahkan Alda, sedangkan untuk lelaki tua yang bisa di sebut gurunya, dia tidak akan berani bermimpi untuk mengalahkannya.
"Kalian jangan menganggap aku tinggi, sebenarnya meskipun aku terlihat kuat namun di bandingkan Alda aku tidak ada apa-apanya! Mungkin aku hanya bertahan dalam 5 gerakan saja hingga aku kalah!" ucap Riko mencoba menjelaskan terhadap keluarganya.
Keluarga Setiadi mendengar ini sangat terkejut, Riko hanya bisa bertahan hanya dalam lima gerakan saja! Seberapa kuat kekuatan Alda ini.
"Tidak, kamu jangan bohong! Padahal hanya bertahan tiga gerakan sebelumnya dan kamu langsung kalah, Riko." Tama langsung menyangkal.
Dia mendengar ucapan Riko seketika tidak bisa menahan lagi ucapan yang nyeleneh, namun benar adanya.
Deegg...!
Keluarga Setiadi langsung gempar!.
Alda yang sudah turun dan kini berdiri di samping Tama langsung menutup mulut Tama dengan cepat.
Alda langsung canggung, dia tidak akan menyangka bahwa Tama masih seperti biasanya, meskipun dia berada di kediaman orang lain.
Riko memasang muka tidak enak, muka itu seperti orang menelan lalat hidup saja! Dia mencoba meninggikan dua gerakan agar terlihat lebih nyata namun hanya korupsi dua gerakan saja langsung di sangkal oleh Tama.
Riko juga tidak tahu bahwa Tama akan mempermalukan dia di depan keluarganya! Padahal tadi sepertinya bocah itu bisa menahan dirinya untuk tidak asal bicara meskipun itu kebenaran.
"Alda aku tidak terima, sehingga terlihat aku itu lebih lemah dari Riko aku tidak seburuk itu!" ucap Tama.
Padahal yang di bandingkan adalah Alda dan Riko tapi dia merasa dia seperti di rendahan oleh Riko.
Karena rekor Tama dengan Riko sama hanya tiga gerakan untuk melawan Alda sebelum dia kalah.
Keluarga Setiadi langsung gempar, mereka ingin tidak percaya namun Riko tidak membantah ucapan Tama! Sedangkan Riko kalah dalam lima gerakan saja semua keluarga langsung terkejut.
Sehingga menjadi lebih sedikit, sehingga mereka enggan untuk percaya! Jika saja Riko tiga gerakan berarti mereka semua tidak layak untuk melawan satu gerakan serangan dari Alda.
Semua orang Keluarga Setiadi langsung memandangi Alda sehingga membuat dia sedikit malu.
Begitu juga Sinta, dari semakin terpesona! Sinta pikir Alda hanya terampil dalam memperbaiki kondisi cedera tubuh namun dia juga sangat hebat.
Bahkan, Riko yang di anggap paling hebat di keluarga kini terlihat seperti pecundang.
"Tidak perlu di perhatikan, aku tidak sebaik itu!" ucap Alda sambil duduk dengan tenang kembali di kursinya.
Dia menjadi canggung untuk melakukan sesuatu.
Acara latih tanding antar generasi keluarga Setiadi di lanjutkan, namun mereka semua tidak seantusias biasanya dan tidak berlagak sombong dengan menampilkan gerakan yang mewah dan anggun.
Mereka benar-benar menunjukkan apa itu gerakan beladiri, karena di sana ada Alda dan Tama maupun Dion yang menonton.
Acara terus berlanjut hingga di akhir dengan acara pesta minum bersama dan makan bersama, setelah itu antara generasi muda di persilahkan saling mengenal Alda dan yang lainnya.
Para anak muda itu saling membagikan bagaimana baiknya gerakan dalam beladiri, sehingga mereka ingin Alda meletakkan di depan mereka semua.
Alda hanya bisa mendesah pasrah, hingga dia dengan terpaksa melakukan gerakan bertarung.
Saat Alda melakukan gerakan bertarung, gerakan itu terlihat biasa dan mudah di lihat namun momentum serangan itu sangat besar, sehingga mereka semua yang sebagai praktisi ahli beladiri mengerti kekuatan seperti apa yang terkandung di dalam pukulan dan gerakan itu.
Para generasi muda bahkan yang tua dari keluarga Setiadi tidak berkedip saat memerhatikan gerakan bertarung Alda yang sederhana itu.
Tatapan kagum dan terpesona beberapa dari mereka langsung terpancar.
Bahkan Sinta seperti langsung jatuh cinta pada Alda setelah kejadian beruntun ini.
Dia memiliki wajah tampan meskipun terlihat ramping dan tinggi, namun cukup elegan saat di pandang.
Baru berumur 25 tahun namun sudah memiliki kekuatan yang sangat mengerikan.
"Baiklah semuanya, itulah inti dari beladiri yang kita pelajari selama ini dengan orang tua itu! Nanti keluarga kita akan aku ajarkan agar lebih baik lagi di masa mendatang." ucap Riko kepala semuanya setiap Alda kembali duduk.
Alda duduk kembali ke kursi yang tersedia setiap turun dari arena, Sinta langsung menghampiri sambil membawa handuk kecil untuk di berikan kepada Alda guna mengelap keringat setelah melakukan gerakan beberapa set.
Meskipun keringat itu tidak terlihat dan tidak banyak, namun Sinta sangat bersemangat.
"Kakak Alda ini handuk, keringat kakak cukup banyak!" ucap Sinta dengan lirih.
Suaranya seperti tertahan, dia langsung menyerahkan lalu bergegas kembali ke tempat duduknya.
Di ujung aula utama, ayah Sinta hanya bisa tersenyum dengan tingkah laku anaknya.
"Lihat, meskipun aku tidak mempunyai anak laki-laki hebat! Namun tidak buruk jika mempunyai menantu yang hebat!" gumam dia dengan semangat.
Keluarga Setiadi tidak pernah memandang harta dalam mencari menantu, hang mereka pandang adalah kekuatan.
Di aula utama ini juga cukup banyak orang yang bukan asli dari keluarga Setiadi, mereka adalah menantu dari keluarga Setiadi.
\=
...