NovelToon NovelToon
I Love You, I Am Happy

I Love You, I Am Happy

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Pernikahan Kilat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

"Biarkan aku mencoba membuatnya menjadi Ella yang dulu, Ella yang memiliki semangat hidup, aku hanya ingin meminta waktu sampai Ella mandiri lagi....".
"Aku mencintai Ella, aku bahagia hanya dengan mencintainya tanpa perlu Ella membalasnya, saat Ella bahagia akupun akan merasa bahagia, berikan aku sedikit kesempatan untuk membuatnya tersenyum kembali".

Kedua tanganku memegang wajah Ella, kami berciuman sampai kami mulai kehabisan nafas.
"Aku mencintaimu Ella", aku mengatakannya sambil masih memegang wajahnya.
Ia hanya tersenyum padaku.
Ya bagiku senyuman sudah cukup saat ini, aku tau suatu saat aku akan mendengar kalau ia juga mencintaiku.

"You."
And just like that, the greatest poem was written, in one word.
-Clinton-

Full of love from me,
Author

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ella

Semenjak Marvin jadian dengan Amy, aku tau diri dan mulai memberikan ruang untuk mereka berdua.

Seperti siang ini, aku memilih duduk menonton film di lantai 1, karena di lantai 2 Amy dan Marvin juga sedang menonton.

Om dan tante hanya menyediakan TV, game konsol dan alat hiburan lainnya di ruang bersantai, dengan itu mereka berharap masing-masing anggota rumah lebih banyak menghabiskan waktu diluar kamar.

"Kak Deva", sapa Ella.

"Baru pulang dari les La?".

"Iya kak, diatas ada Kak Marvin ya?", tanya Ella.

"Iya La, kamu ga ke kamar ganti baju?".

"Males ah kak, nanti lagi aja".

Lalu Ella duduk disampingku ikut menonton sambil sedikit bertanya tentang jalan cerita film ini.

Aku juga pernah beberapa kali pulang hanya berdua dengan Ella, karena Marvin dan Amy masih mau berkencan sepulang sekolah atau Marvin yang mengantarkan Amy saat pulang les. Berkat mereka aku jadi lebih sering menghabiskan waktu bersama Ella.

Bukan berarti aku terganggu dengan kehadiran Ella, cuma akhir akhir ini, aku merasa canggung jika hanya berduaan dengan Ella seperti saat sekarang.

Ella baik, ramah, dan ia juga sangat membantuku saat proses pemulihan kemarin, entah kenapa aku saja yang merasa agak gugup jika berada didekatnya.

Film sudah berakhir, saat ini dilayar terpampang credit title dari film tersebut, kulihat Ella tertidur disampingku. Saat tertidur begini ia terlihat cukup manis.

"Ella bangun, mandi dulu sana, makan, baru tidur lagi", kataku membangunkan Ella.

"Ya kak, aku ke atas dulu ya", pamit Ella.

Aku pun mengangguk mempersilahkannya.

Tidak lama Marvin pamit pulang.

"Dev, papa mama belum pulang ya?", tanya Amy.

"Belum My, baru Ella aja tadi".

"Kayanya mereka pulang malam lagi, kita makan bertiga duluan aja Dev", ajak Amy.

"Ya, tunggu Ella dia masih di kamar", jawabku.

Kemudian kami bertiga makan malam bersama lalu masuk ke kamar masing-masing.

Di hari Sabtu ini, secara kebetulan hanya aku dan Ella yang berada di rumah. Om Mike dan tante Emma sedang dalam perjalanan keluar kota menghadiri pesta pernikahan anak sahabat om Mike. Amy dan Marvin juga pergi berkencan. Hanya aku yang bingung harus berbuat apa cuma berdua dengan Ella. Sebenarnya tidak perlu bingung juga, anggap saja ini seperti hari hari lainnya, tapi ini Ella, Ella suka membuatku salah tingkah, padahal dia cuma anak kecil yang berbeda 5 tahun denganku.

"Kak, udah sarapan?", tanya Ella.

"Udah La, tadi bareng sama Amy sebelum dia dijemput Marvin", jawabku.

"Aku makan dulu ya kak".

"Iya".

Aku pun melanjutkan menonton film di Netflix.

Tidak lama Ella bergabung duduk di sampingku.

Setelah film selesai Ella berkata padaku,

"Kak kita pergi main yuk, bosen juga dirumah cuma begini begini aja", ajak Ella.

"Memang kamu punya ide apa?", tanyaku.

"Ada tempat gokart baru dibuka, gimana kalau kita kesana, sekalian makan siang baru pulang", ajak Ella.

"Ok baiklah", jawabku.

Kami tiba di area permainan gokart, aku membeli 2 tiket untuk kami main.

"Begitu donk kak, jadi kakak jangan pelit kaya kak Amy, terima kasih kak", kata Ella sambil tersenyum.

Dia sangat manis saat tersenyum.

Setelah waktu bermain kami sudah selesai, kami berkeliling foodcourt untuk makan siang.

"Kak gantian makan siang aku yang bayar, jangan khawatir ini uang mama bukan punyaku", kata Ella.

Saat kami duduk hendak menyantap makan siang, datang 3 orang pemuda menghampiri kami.

"Ella, ga nyangka ketemu disini" sapa salah seorang pemuda.

"Hai Nathan", sapa Ella.

Kulihat pemuda itu memandang ke arahku.

Lalu Ella berkata,

"Perkenalkan ini kakakku, Deva".

"Kak ini teman sekolahku, Nathan, Samuel dan Joe", Ella memperkenalkan mereka padaku.

Kemudian mereka bertiga menganggukkan kepala kepadaku, sebagai tanda memberi salam padaku.

"Ella kita jalan dulu ya, sampai nanti ketemu di sekolah", pamit Nathan sambil memegang bahu Ella saat berpamitan kepada Ella.

"Pamit dulu kak Deva", lalu ia mengulurkan tangannya untuk berpamitan denganku.

"Cowok yang namanya Nathan itu suka sama kamu ya Ella", tanyaku.

"Gak lah kak, kita cuma temen kok".

"Oooo...", kataku.

Kami pun melanjutkan makan kami kemudian pulang ke rumah setelah itu.

Disepanjang perjalanan ke rumah, terbayang saat Nathan berpamitan dengan Ella, dia memegang bahu Ella, kenapa dia berpamitan sampai harus pegang bahu Ella, apa dia menyukai Ella.

Kenapa juga hal itu menggangguku?

Pertanyaan itu terus menggangguku selama beberapa hari ke depan.

Suatu sore, kami makan malam bersama.

Seperti yang sudah sering terjadi, orangtua Ella pulang malam, Amy sibuk dengan Marvin, jadi aku dan Ella memulai makan malam kami lebih dulu sambil duduk menonton film.

"Kak, kita coba pesan mie yang sedang viral itu ya kak", ajak Ella.

"Ok", jawabku.

Saat pesanan makanan sudah datang, Ella menyiapkan segala sesuatunya untukku, dan saat melihatnya aku merasakan kehangatan darinya.

Kami pun memulai makan malam kami.

"Kak, ini ternyata kok pedas banget ya kak".

"La kamu pesan level berapa mie nya? Pedas banget ini".

"Aku cuma pesan level 2 kok kak, aku juga ga nyangka sepedas ini".

"Ya ampun kak, kak Deva sudah banjir keringat".

"Sebentar kak aku ambil tissue".

Saat Ella berlari ke arah tissue aku mengambil air mineral untuk kami berdua.

"Kak ini aku bawa susu, biar pedasnya cepat hilang kak minum ini aja kak", kata Ella.

Kami minum susu dan mengelap keringat dengan tissue.

Lalu Ella mendekat ke arahku.

"Ya ampun kak, tissuenya nempel nih di muka kakak", kata Ella tersenyum dan mengambil tissue-tissue yang menempel diwajahku. kulihat wajah Ella sangat dekat jaraknya denganku, bisa kulihat mata Ella yang indah, juga bibirnya tampak menggoda. Kenapa aku memperhatikan wajah Ella seperti ini, hatiku berdegub kencang, ada apa dengan aku?.

Di malam itu aku menyadari bahwa aku menyukainya, dan ini bukan perasaan sebagai kakak dan adik, tapi lebih dari itu.

Sejak saat itu aku sebisa mungkin untuk pulang bersama Ella. Jika jadwal kami tidak memungkinkanku menunggu Ella untuk pulang bersama, maka setidaknya aku memastikan untuk makan bersama Ella di rumah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!