Hena Sanjaya. Model sekaligus aktris dengan bayaran termahal harus terjebak hubungan asmara yang tidak masuk akal dengan seorang Pria yang sebelumnya tidak ia kenal.
Kariernya mengalami masalah setelah namanya terseret skandal dengan sang mantan kekasih, Samuel Harvey.
Demi menyelamatkan kariernya Hena memilih mengikuti hubungan yang ditawarkan Pria tidak dikenalnya tersebut "Asmara settingan" terdengar konyol bagi Hena.
Entah apa keuntungan yang Pria itu dapatkan dengan hubungan ini. Mampukah Hena mengembalikan nama baiknya yang sudah memburuk dan mempertahankan kariernya yang sudah ia jalani selama 8 tahun terakhir, dengan hanya menjalin "Asmara Settingan"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Asmara Settingan 22.
Waktu terus berlalu diikuti hari yang juga berganti. Setelah Agam terakhir kali menjemput sekaligus mengantar pulang kekasih pura-puranya tidak ada lagi pertemuan di antara mereka.
Namun sepertinya malam ini Agam dan Hena akan kembali bertemu karena di keluarga besar Raksa di akhir pekan akan di isi dengan acara ulang tahun Oma, ibu dari Joni Raksa.
"Agam akan datang dengan kekasihnya kan, Dad?"
Sosok yang di ajak bicara oleh wanita paruh baya itu hanya diam saja dengan tatapan yang setia pada lembar bacaannya.
"Dad!!"
Teriakan yang terdengar sedikit manja itu akhirnya menarik perhatian Pria paruh baya yang meski di usia tua tetap mempesona.
"Kenapa tanya Daddy?"
"Daddy kan selalu tahu jadwalnya anak-anak," wanita yang terlihat mengenakan gaun malam luxury (black summer) itu mendekat pada lawan bicaranya. "Jadi pasti tahu kalau Agam akan datang dengan Hena kan?"
"Tapi tidak dengan jadwal pribadi mereka, Mom" tidak lupa Pria paruh baya itu memberi tanda cinta di bibir sang istri.
"Dad!!, Mo...," teriakan itu menggantung di udara saat matanya menangkap adegan dewasa. "Shiit! Bisakah kalian tidak melakukannya di depanku"
"Kebiasaan kami tidak bisa diubah, Nathan. Kebiasaanmu yang selalu masuk tanpa mengetuk pintu itu yang harus diubah" wanita yang sudah terlihat cantik itu mendekat pada sang putra. "Ini kenapa rambut jadi pinky pinky?"
"Jangan diberantakin Mom," tangannya bergerak menghalau kegiatan sang Mommy yang mengacak tatanan paripurna rambutnya. "Keren kan aku? ini hadiah untuk Oma"
"Hadiah untuk Oma?" ke-dua sosok yang sama-sama bergelar sebagai orang tua itu terlihat tidak mengerti dengan apa yang Nathan katakan.
"Karena Kak Agam akan datang bersama Kakak Ipar jadi hati Oma pasti bahagia, jadi aku pilih warna pink"
Ke-dua sosok yang bergelar sebagai orang tua itu terlihat saling pandang lalu tersenyum jenaka bersama. "Baiklah. Terserah kamu saja sayang. Ayo kita berangkat, jangan sampai semuanya sudah berkumpul dan kita datang terlambat"
Nathan bersama Daddy dan Mommynya segera pergi bersama-sama menuju kediaman sang Oma. Saat bahagia karena bertambahnya usia, Oma selalu mengadakan pesta bersama keluarga. Dan tak jarang juga mengundang kerabat serta rekan kerja almarhum Opa.
*
*
*
Awalnya mengetik, kemudian menghapus, lalu kembali mengetik dan menghapusnya lagi.
Itulah yang di lakukan Hena kini. Ia terlihat semakin cantik dengan gaun Prada stretch poplin dress tanpa lengan berwarna hijau lumut dengan belt kecil melingkar di pinggang sempitnya.
Hena ingin mengirim pesan pada Agam. Memberi tahu kekasih pura-puranya tersebut bahwa ia sudah siap. Namun selalu urung Hena lakukan, ia terlihat ragu-ragu saat mengetik dan selalu berakhir dengan menghapus pesan.
Hampir saja ponsel dalam genggaman tangan Hena terlempar saat interkom comelit apartemennya berbunyi. "Apakah Agam yang datang menjemput?" batin Hena bertanya.
Dan benar saja. Kini di layar kecil comelit sudah menampilkan Pria Arogan yang semakin rupawan dengan outfit semi formalnya. Mengenakan polo shirt putih dengan blazer biru muda yang serasi dengan celana bahannya.
Hena membuka pintu apartemen, memberi akses untuk mereka hingga bisa bertatap muka. Tidak jauh berbeda dengan sang wanita, Pria pemilik banyak gelar dari Hena tersebut juga nampak terpaku. Namun hanya sesaat karena ia mampu mengembalikan ekspresi normalnya.
"Kau sudah siap?" setelah sekian lama terjebak dalam diam, Agam akhirnya membuka suara. "Sebaiknya kita pergi sekarang"
Hena mengangguk dan segera menyambar tas tangan Tory Burch (britten top handle crossbody) yang ada di atas sofa. Mereka berjalan bersisian menuju lift untuk mencapai basement apartemen.
Agam terlihat membukakan pintu mobil Bugatti Veyron hitam untuk Hena. Sesaat Hena tampak terpaku, bukan karena Agam yang membukakan pintu melainkan karena tindakan Pria Arogan itu yang tidak lupa meletakkan tangganya tidak jauh dari kepala Hena. Seakan memastikan agar kepala Hena tidak membentur sisi atas bagian mobil.
"Pasang sabuk pengamanmu"
Hena dengan cepat memasang sabuk pengamannya. Hena sempat mengingat Samuel sesaat karena melihat perlakuan Agam barusan yang merupakan kebiasaan mantan kekasihnya saat mereka pergi bersama.
"Kita cukup bersikap seperti kekasih biasa pada umumnya. Jika ada yang bertanya tentang hubungan kita, kau cukup diam. Aku bisa mengatasinya sendiri"
Merasa jika perkataannya yang panjang lebar tidak di respon. Agam menoleh pada Hena, wanita itu hanya diam dengan tatapan yang memandang gedung-gedung pencakar langit di sepanjang jalan.
"Kau mendengarku?" suara itu terdengar meninggi. Bukan untuk menakuti hanya untuk menarik kesadaran diri. "Kebiasaan melamun" gumamnya lagi.
"Aku mendengarnya" kata Hena pelan.
"Apa?"
"Ha?"
"Apa yang kau dengar?" dengan terus mengemudikan mobilnya Agam sesekali terlihat melirik Hena.
"Apa...yang barusan kau bilang aku mendengarnya"
Agam mengeratkan genggaman pada setir mobilnya. Mendengar suara Hena yang tampak ragu, jelas menandakan jika Wanita Pelamun tersebut tidak mendengar kata-katanya.
"Jika ada pihak keluarga yang bertanya tentang hubungan kita, kau cukup diam. Biar aku yang menanganinya"
"Baiklah"
Setelah membuat kesepakatan kecil untuk kisah asmara mereka, Agam mempercepat laju mobil sportnya. Tidak membutuhkan waktu lama Bugatti Veyron hitam itu sudah memasuki kawasan Daivat Regency. Komplek perumahan elit yang memiliki jarak cukup jauh antara satu unit dengan unit lainnya.
Agam kembali membukakan pintu mobil untuk Hena. Mereka terlihat beriringan masuk ke dalam hunian dengan gaya klasik. Desain interior yang didominasi warna putih dan emas membuat hunian ini begitu megah dan mewah.
"Sayang"
Suara wanita itu menghentikan langkah Agam dan Hena yang baru saja memasuki ruangan utama. Berpasang mata kini mengarahkan pandangan pada pasangan yang terlihat sangat amat serasi.
"Mommy sudah menunggumu dari tadi," Mom Anita memeluk dan memberi kecupan di ke-dua pipi Hena. "Kenapa lama sekali?"
Hena tersenyum. Ia merasa bahagia di sambut baik oleh ibu dari kekasih pura-puranya.
"Menunggunya berdandan, Mom"
Mom Anita dan Hena sontak saja secara bersama memandang pada Agam yang bersuara. Hena tampak memiringkan sedik kepalanya merasa tidak terima. "Bukankah aku sudah bersiap dengan cepat"
Waktu mereka habis bukan karena terlambat untuk pergi melainkan waktu mereka habis di depan pintu apartemen untuk saling mengagumi.
"Sudah. Yang penting kalian sudah sampai. Ayo sayang Mom kenalkan dengan keluarga besar dari Daddynya Agam"
Mom Anita menarik pelan lengan seputih salju itu. Membawanya menuju tempat, dimana terlihat para wanita sedang berkumpul.
"Semuanya! Perkenalkan ini Hena, kekasih Agam" dengan senyum bahagia Mom Anita memperkenalkan Hena ke seluruh keluarga besar. Di sana terlihat Oma, adik, Ipar dan keponakan atau saudara sepupu Agam dari pihak Daddynya.
Hena tersenyum dengan gerakan kepala yang sedikit menunduk, isyarat memberi salam sapaan pada semuanya.
"Hena Sanjaya. Model yang pernah one night stand dengan Samuel Harvey"
Sambutan yang sama sekali tidak pernah Hena duga, ia dapatkan dari banyaknya pasang mata yang kini mulai menatap lain ke arah dirinya.
Meskipun berita skandal yang melibatkan nama Hena Sanjaya telah di take down dari semua situs berita online maupun offline. Tetap saja, mereka yang sudah sempat melihat atau membacanya tidak akan lupa.
gak seru jadinya. di siksa dulu dong 😂
itu udah sangat fatal
semoga kesalahan mu di ampuni.
mati aja lalu jihanAM, semoga kau membusuk.
tpi maaf sebelumnya jgn diikut campurkn bahasa kk
*awak artinya kamu dalam bahasa indonesia kk/Pray//Pray/
minta plastik yang kamu bawa dong..
air sama sama bisa bungkus rendang 🤣🤣🤣
tergantung dari sudut mana seseorang memandangnya..
hanya Alam luas lah yang bisa mengurung nya.
Seluas Alam terhampar... Luas dan indahnya Kabupaten "Agam" di Sumatera Barat 🤣🤣🤣