Ketika dua insan penuh luka di pertemukan febian tereca gadis dengan senyum indah nya namun menyimpan luka di dalam hati nya dengan jonathan christian wijaya lelaki tegas berwibawa membawa kisah pilu di dalam hidup nya akankan mereka berakhir bahagia atau akan semakin terluka
"tata hanya ingin bahagia kenapa susah banget" Jonathan christian.
"aku juga berantakan tapi tidak pernah meminta orang lain untuk memahami ku" febian tereca.
"kita adalah dua luka yang berakhir duka" best x bad house
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon itsnotme, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
"Ca, bangun makan dulu terus minum obat baru tidur lagi" Suara nenek membangunkan Febi dari tidur nya.
Melihat kearah jam dinding 19.00,
Ehh bukan nya tadi gue dijalan yah sama Nathan. Bingung nya.
"Nathan udah pulang, tadi kamu ketiduran tadi dia gendong masuk ke sini" Sebelum bertanya malah nenek nya sudah menjelaskan.
"Buru di makan itu brokoli kesukan mu dingin malah ga enak ga mau" Mendengar kata Brokoli dengan cepat Febi bangun dan melihat sop brokoli kesukaan nya.
Binar mata nya terlihat lucu di mata orang lain, tapi nenek nya sudah biasa akan hal itu. Brokoli adalah makanan penambah nafsu makan buat Febi, tidak seperti orang lain yang memerlukan obat penambah nafsu makan untuk doyan makan tapi Febi hanya perlu sayur brokoli saja tidak peduli 5 atau 6 kali makan dia tidak akan bosen toh badan nya memang tidak bisa gemuk.
Sedari kecil Alm. Mama yunita memang hanya mengajarkan Febi memakan sayur brokoli dan buah alpukat. Itulah kenapa dia tidak terbiasa dengan sayur dan buah selain itu hingga saat ini.
"Besok ga usah masuk dulu biar enakan" Suruh nenek nya.
"Caca udah gapapa nek, besok tetep kerja" Ngeyel kan?
Febi itu keras kepala dia tidak pernah mau kalah jika berdebat atau berbicara dengan orang lain meski begitu dia merupakan sesosok gadis yang manja minta ampun ketika dia sudah merasa dekat dengan orang itu.
Contoh nyata nya se capek atau se mengantuk apapun dia ketika dibonceng orang lain dia tidak akan bisa tertidur kecuali orang yang membonceng nya itu orang yang sangat dia kenal.
Febi bisa tertidur sepulas itu padahal di atas motor karna dia merasa aman dipelukan Nathan.
Mungkin aku bisa memboca membuka diri mulai sekarang. Pikir nya ketika dia sadar dia telah nyaman dengan Nathan.
Membuka ponsel nya lalu mencari kontak
Tata
Febi: bisa ketemu ga besok? Setelah aku pulang dari cafe.
Mematikan ponsel nya setelah memastikan bahwa pesan nya telah terkirim, lalu melanjutkan makan nya.
Mencari obat ditepak obat yang selama ini tersimpan rapi tas kerja nya bagian belakang.
Meminum obat nya dengan sekali telan, itu sudah biasa untuk nya dia sudah terbiasa meminum obat tanpa air jadi tidak perlu drama mengambil air putih.
Drett.
Membuka nya, balasan dari Nathan.
^^^Tata: kayak nya ga bisa, kenapa engga pagi aja kan Tata udah bilang Cacang harus libur besok 😡.^^^
Cekikikan membaca pesan Nathan entah mengapa bagi dia itu hal yang membahagiakan mendengar omelan lelaki itu.
Febi: iya deh besok pagi yah.
Selepas itu Febi memutuskan untuk tidur, Namun sebelum itu dia harus memberi kabar kepada teman kerja nya.
In the ground club
Febi: wahai penghuni cafe sekalian gue besok libur dadakan terima kasih
Caleb: yah emang harus libur habis semaout kan?
Gebby: akhir nya penghuni cafe ga ada
Sheila: mulut nya lho suka bener
Temen dakjal. Umpat Febi dalam hati, tidak lagi membaca isi chat grub kerja nya dia tertidur.
Sementara itu disebuah warung 3 pemuda yang mendengar penuturan teman nya sontak memelototkan mata mereka.
"Gamon lu sama Yura" Ujar Rasya.
Apa apaan n Nathan nih udah tau dia sekarang ada Febi terus otw mau tunangan sama flora itu sekarang apa lagi?
"Engga tadi tuh bocah di bengkel masang buka korban cok ngomong didepan banyak orang image gue rusak kalau ga gue iya in"
Nathan ngotot menjelaskan hal itu dia tidak mau disalahkan.
"Terus fungsi nya lu ketemu dia apa?" Sekarang Kevin bertanya dengan sinis, enak kali tuh cewek pergi ga pamit tiba tiba bunting sama cowok lain sekarang balik seolah ga ada rasa malu ngajak ketemuan.
"Dia bilang mo jelasin salah faham soal kejadian waktu itu"
"Terus lu nanti luluh percaya habis gitu balikan sama dia?" sahut bima.
"Yah engga lah njir" Elak Nathan meski didalam hati nya tidak tau apa yang akan dia lalukan nanti nya.
"Lu tau ga apa kata kata Febi yang paling gur sama Gebby suka?" Mereka mengerutkan alis nya tidak faham dengan arah topik ini.
"Hanya orang salah yang berusaha membenarkan diri nya"
"Dan hanya orang bodoh yang mendengarkan penjelasan dari orang salah"
Bima tampak memahami maksud dari ucapan Agam.
"Mantan nya Febi melakukan kesalahan dan berusaha menjelaskan supaya Febi memahami dia tapi engga pernah sekalipun Febi mendengarkan penjelasan itu karna dia bukan orang bodoh" Penjelasan Agam membuat Nathan sedikit merasa tersindir.
"Beberapa waktu yang lalu ada cowok yang cariin Febi di cafe tapi engga pernah sekalipun Febi mau nemuin orang itu meskipun dia ada di cafe" Gebby bercerita pada nya tentang hal itu.
...****************...
Lebih tepat nya 3 bulan yang lalu ada pria yang mencari Febi, pria itu bilang dia kenalan nya Febi ketika masa sekolah. Tadi nya febi mau menemui orang itu, tapi melihat dari arah bartender bahwa orang itu adalah masa lalu nya febi tidak mau menemui pria itu. Bahkan setelah seminggu lama nya orang itu rajin ke sana Febi tidak juga mau menemui orang itu. Karna Febi tau kedatangan orang itu hanya untuk menjelaskan salah faham yang tidak salah.
"Permisi maaf bener tidak kalau Febian Tereca kerja disini?" Tanya pemuda itu.
Pemuda itu berdalih ingin memesan makanan namun ia bertanya tentang keberadaan Febi.
"Iya kak, Febi memang kerja di sini ada yang bisa di bantu?" Hari itu yang menjadi kasir adalah sheila, orang yang sangat tidak tau soal masa lalu Febi. Sheila hanya tau kalau Febi pernah dibuat patah hati oleh kaum adam itulah kenapa sekarang febi jarang mau membuka diri kepada kaum adam.
"Apa hari ini dia masuk? Boleh panggilkan dia sebentar saya ada perlu" Pria itu berkata dengan sopan dan ramah.
"Ada kak sebentar saya panggilkan silahkan tunggu disana" Sheila menunjuk kursi yang berhadapan pas dengan meja bartender meskipun jarak nya cukup jauh.
Pria itu melangkah menuju kursi itu lalu mendudukkan diri nya menunggu seraya bermain ponsel entah menunggu pesanan nya datang atau Febi.
Saat itu febi sedang tidak di meja bartender, ia tengah berada di ruangan khusus manajer mengurus keuangan di cafe itu.
Ceklek.
"Feb ada orang cari elu kata nya kenalan elu" Ujar sheila.
Udah biasa jika mereka masuk saat Febi diruangan ini tanpa mengetuk bukannya tidak sopan hanya saja biar tidak ada tembok diantara mereka toh Febi juga karyawan disini.
"Siapa?" Masih fokus dengan laporan nya.
"Gue ga tanya nama nya sih coba lu lihat dari meja bartender sapa tau lu kenal dia" Saran sheila di angguki Febi.
Tanpa melepas kata mata nya, Febi keluar ruangan berjalan ke arah meja bartender. Karna Febi minus dia tidak bisa melihat jarak jauh tanpa cem mata.
Meluruskan pandangan nya berusaha mengenali atau bahkan mengelak bahwa di meja itu adalah dimas. Masa lalu nya.
Febi mengepalkan kedua telapak tangan nya yang berapa disamping badan nya berbalik arah.
"Bilang sama orang itu gue udah pulang duluan karna ada urusan mendadak" Meninggalkan Sheila yang cengong tidak faham masih loading otak nya.
Setelah faham kalau Febi tidak ingin menemui orang itu, Sheila segera melaksanakan perintah Febi tadi.
Melihat pria itu memasang muka menyesal dan sedih membuat Sheila ingin tau siapa orang ini.
Keesokan hari nya pria itu datang lagi menunggu hingga Febi mau menemui orang itu meski berujung Febi tidak menemui nya besok nya dia tetap datang lagi.
Sheila baru tau di hari ke 7, siapa pria ini dan kenapa Febi tidak ingin menemui nya.
"La dia datang lagi?" Febi memastikan karna dia tau pria itu tipe orang tidak gampang menyerah.
"iya kasihan gue lihat nya" Melihat ke arah meja pria itu dengan tatapan kasihan. Mereka sedang berapa di ruang dapur yang memiliki lubang untung melihat ke arah meja pengunjung dan kebetulan meja yang diduduki pria itu bisa terlihat lewat lubang itu.
"Panggil Caleb ke sini" Sheila memanggil dimeja bartender.
Lalu ia dan Caleb melangkah ke dapur tempat berada nya Febi.
"Gue pinjam ponsel lu" Tampak kedatangan pria itu juga mengusik ketenangan Febi, terbukti semingguan ini Febi tampak serius tidak bisa di ajak becanda.
Caleb menyerahkan ponsel nya tampa banyak tanya.
"gue balik ke meja" Berdiri di antara dua kulkas ini membuat Sheila merinding sendiri.
Drertt drestt.
Ponsel sheila bergetar tanya nya ada panggilan masuk.
"Buka kasih in ponsel ke dia" Meski sedikit bingung sheila tetap melaksanakan perintah Febi.
"Permisi kak, ini" Mengerutkan alis nya pria itu melihat layar ponsel yang melalukan panggilan telpon dengan Caleb.
"Ini gue" Itu suara orang yang dia rindukan. Meski tidak pakai pengeras suara tapi suara nya cukup keras. Ponsel itu ditaruh dimeja.
"Berhenti dim jangan ganggu hidup gue lagi" Ujar Febi dari sebrang panggilan itu.
"Engga cil dengerin dulu aku mau jelasin" Perkataan dimas terpotong oleh ucapan Febi.
"Hanya orang salah yang berusaha membenarkan dirinya dim, dan hanya orang bodoh yang mendengarkan pembenaran dari orang yang salah" Febi tidak pernah berusaha membenarkan dirinya ketika dia sadar dia tengah melakukan kesalahan dan itu berlaku untuk orang yang berada di hidup nya.
"Satu cil kasih aku satu kesempatan" Masih belum menyerah.
"Lu mau menjalani hubungan sama orang yang ga ada perasaan sama elu? Lebih tepat nya sama orang yang lu buat mati rasa" Perkataan itu membuat dimas mati kutu tidak ada pembelaan yang dia lakukan.
"Elu sama gue udah selesai terima hal itu"
Tutt.
panggilan itu dimatikan Febi setelah selesai dengan perkataan nya.
Dari situ sheila tau, pria itu yang sering di gosipkan oleh Gebby. Pria yang membuat Febi berhenti percaya kaum adam.
...****************...
"Dari sini lu masih belum tau seberapa berkualitas nya Febi?"