Married With Daddy

“Aku harus segera memakai lingerie yang paling sexy...” gumam Miranda lalu dia pun melepas baju pengantinnya dan berganti dengan lingerie yang super sexy. Dia pilih yang warna merah agar kulit putih mulusnya semakin menonjol dan menggairahkan mata laki laki yang memandang.

“Hmmm apa iya kalau aku sudah seperti ini masih juga tidak berdiri itu burung garuda nya.” Gumam Miranda dalam hati sambil melihat penampilannya yang super sexy di pantulan cermin rias.

Miranda yang sudah memakai lingerie sexy itu berjalan mondar mandir menunggu Daniel keluar dari kamar mandi, dia sudah membayangkan Daniel keluar dari kamar mandi hanya terlilit handuk kecil di tubuh bagian bawahnya.

“Hmmm aku sudah tidak sabar untuk melihat tubuh Kak Daniel tanpa sehelai benang, apa lagi burung pipitnya yang kini sudah menjadi burung garuda. Benar benar penasaran..” gumam Miranda di dalam hati sambil tersenyum lalu menelan saliva nya sendiri membayangkan tubuh polos Daniel.

Beberapa saat kemudian terdengar suara pintu kamar mandi terbuka. Dan muncul sosok Daniel berjalan. Miranda menelan kekecewaan sebab Daniel sudah memakai baju lengkap, kemeja dan celana panjang.

“Kak Dan sudah harum dan segar, aku juga akan segera mandi.” Ucap Miranda yang memakai baju lingerie itu berjalan lenggak lenggok menggoda Daniel menuju ke kamar mandi.

Daniel cuek saja dia terus melangkah menuju meja rias untuk menyisir rambutnya. Dia sudah berencana akan melihat kondisi Bebby dan meninggalkan kamar pengantinnya.

“Hmmm menoleh saja tidak. Benar benar dia gay apa ya..” gumam Miranda sambil terus melangkah menuju ke kamar mandi.

Sesaat terdengar bunyi dering hand phone milik Daniel yang berada di dalam saku kemejanya. Daniel pun segera mengambil hand phone miliknya.

“Marco..” gumam Daniel saat melihat nama kontak Marco di layar hand phone miliknya.

“Dan, cepat kamu datang ke rumah sakit!” suara Marco di balik hand phone milik Daniel.

“Iya ini aku juga mau ke sana.” Ucap Daniel

“Ehhh sebentar maksudnya rumah sakit mana?” tanya Daniel selanjutnya

“Mana lagi kalau bukan rumah sakit tempat Bebby dirawat. Kondisi ngedroup lagi...” jawab Marco

“Hah? Kamu kok tahu?” tanya Daniel dengan nada dan ekspresi wajah kaget dan ada sebersit rasa cemburu pada sahabatnya yang pernah mengucapkan ingin menjadi menantunya.

“Cepat datang jangan banyak tanya!” suara Marco lagi dan selanjutnya sambungan telepon terputus.

Daniel pun segera menaruh lagi hand phone ke dalam saku kemejanya dan dia segera melangkah keluar dari kamar pengantinnya. Daniel segera menuju ke tempat mobilnya terparkir dan mobil pun segera meluncur menuju ke rumah sakit.

Beberapa menit kemudian, mobil sudah sampai di halaman rumah sakit. Setelah mobil terparkir Daniel segera turun dari mobil dan menuju ke ruang rawat Bebby.

Tampak Marco dan Eliza duduk di bangku saling diam, ekspresi dan gestur tubuh mereka berdua terlihat khawatir dan panik.

“Bagaimana kondisi Bebby?” tanya Daniel saat sudah berada di depan ruang rawat Bebby.

“Masih diperiksa oleh Dokter yang menangani.” Jawab Marco yang duduk di bangku di samping Eliza.

Daniel tidak sempat bertanya kenapa Marco berada di rumah sakit itu, Daniel yang ingin melihat Bebby segera masuk ke dalam ruang rawat Bebby.

Tampak Dokter Senior dan seorang perawat sedang berdiri di dekat tempat tidur Bebby.

“Bagaimana Dok?” tanya Daniel sambil mendekati tubuh Bebby, tangan Daniel pun memeriksa denyut nadi telapak tangan Bebby.

“Pa...” ucap Bebby dengan suara lemah.

“Hb turun lagi, kita infus lagi untuk memasukkan vitamin dan obat.” Jawab Dokter sambil menatap Daniel.

“Bebby juga sedang menstruasi jadi semakin melemahkan kondisinya.” Ucap Dokter Senior lagi.

Daniel mengusap dahi Bebby, dilihatnya wajah Bebby memang terlihat lebih pucat dari kemarin.

“Selamat ya Pa...” ucap lirih Bebby.

“Hmmm.” Gumam Daniel, lalu perawat dan Dokter Senior pun juga memberi selamat pada Daniel, dan Daniel pun menerima ucapan selamat itu dengan tidak bersemangat.

“Bebby harus cepat sembuh ya..” ucap Daniel selanjutnya, dia tidak berharap Bebby harus melakukan transfusi darah lagi. Sebab golongan darah Bebby sangat sulit didapat.

“Dokter Dan, kami sudah selesai memberi penanganan pada Bebby, semoga kondisi membaik lagi. Kami izin keluar jika ada keluhan bisa panggil perawat lagi.” Ucap Dokter Senior yang menangani Bebby. Setelah Daniel dan Bebby mengucapkan terima kasih. Dokter Senior dan Perawat keluar dari ruang rawat itu.

“Pa, perempuan itu sudah hamil kenapa Papa mau menerima menjadi istri Papa?” tanya Bebby di saat hanya mereka berdua yang berada di ruang rawat itu.

“Demi Bebby seperti apa yang Papa maksud?” tanya Bebby selanjutnya yang ingin tahu lebih lanjut.

“Hmmm Marco kenapa mengatakan pada Bebby kalau Miranda sudah hamil, di saat kondisi Bebby belum stabil.” Gumam Daniel dalam hati.

“Hmmm itu Sayang... agar Miranda tidak mencelakai kamu.” Ucap Daniel yang masih berusaha untuk menutupi jika Miranda sudah mendonorkan darah buat Bebby.

“Papa, hiks.. hiks... kenapa syaratnya harus Papa menikahi dia yang sudah hamil dari laki laki lain? Kenapa Opa dan Oma setuju? Apa juga syaratnya Papa harus merahasiakan kehamilannya?” tanya Bebby yang kini mulai terisak isak menangis sebab tidak rela jika Papa yang dia cintai menikahi perempuan siluman. Daniel pun menganggukkan kepalanya. Bebby mengangkat kedua tangannya dengan lemah dia sangat ingin memeluk tubuh Sang Papa, Daniel pun lalu mencondongkan tubuhnya dan mereka berdua berpelukan untuk saling menguatkan.

“Beb, Papa mau bicara pada Om Marco. Kamu biar ditemani Eliza dulu ya.. Papa nanti akan menemani kamu di sini. Percayalah Papa tidak akan menyentuh perempuan siluman itu. Lihat yang Papa pakai tetap cincin dari kamu hmmm..” Ucap Daniel memperlihatkan di jari manisnya tetap memakai cincin hadiah dari Bebby. Daniel pun lalu mencium kening Bebby.

Bebby hanya tersenyum datar, sebab dia sudah bertekat untuk mengubur cinta asmaranya pada Sang Papa.

Daniel pun segera membalikkan tubuhnya dan melangkah menuju ke pintu, setelah membuka pintu, tampak Eliza dan Marco menoleh menatap kepada Daniel.

“El, kamu masuk temani Bebby.” Ucap Daniel dan Eliza pun segera bangkit dari tempat duduknya dan melangkah masuk.

“Marc, kenapa kamu bilang ke Bebby kalau Miranda sudah hamil?” tanya Daniel sambil menatap tajam wajah Marco.

“Kenapa kamu sembunyikan kehamilan Miranda?” ucap Marco malah balik bertanya.

“Kondisi kesehatan Bebby belum stabil. Kamu jangan bikin masalah. Prioritas utamaku sekarang kondisi Bebby kembali sehat baik fisik dan mentalnya.” Ucap Daniel dengan nada serius.