" Maaf Al, kita nggak bisa lanjutin hubungan kita ini."
Sakit hati Alna, tiba-tiba diputuskan oleh sang tunangan yang merupakan seorang tentara. Tanpa ada alasan yang jelas, hubungan yang sudah berjalan 3 tahun itu pupus begitu saja.
Sebenarnya Alna bukan lah korban "Hallo Dek!", karena dia juga merupakan seorang tentara. Ia dan Bimo berada di kesatuan yang sama.
Untuk mengobati sakit hatinya, Alna mengusulkan dirinya sendiri untuk pergi melakukan tugas sebagai seorang dokter di sarang mafia besar yang disinyalir mendanai perang. Tapi siapa sangka sang mafia malah jatuh cinta kepada Alna.
" Aku akan terus mengejarmu meskipun kau menolak ku. Aku bahkan rela membuang semua ini asalkan kau mau menerimaku." Ahmed Yusuf Subrata.
" Tapi aku adalah orang yang ingin menangkap mu." Alna Gyantika Kalingga
Bagaimana kisah cinta Mayor Alna?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentara dan Mafia 28
Teplak teplak teplak
Suara langkah kaki yang dibuat sepelan mungkin agar tidak ketahuan oleh siapapun. Seseorang berdiri di belakang rumah sambil menggerakkan tangannya. Memberi kode untuk orang lainnya masuk.
" Apa benar-benar sudah aman?"
" Sudah, aku memasukkan obat tidur ke minuman seluruh penjaga di sini. Jadi aman, kau bisa langsung masuk dan membawanya pergi. Ingat Alue, Borne, kalian harus hati-hati dan segera bawa dia keluar. Jangan menimbulkan kegaduhan dan jangan juga sampai membuat Yusuf bangun. Semua kamera pengawas juga sudah ku matikan."
" Lalu Norman, bagaimana dengan Yusuf. Dia ketua Black Hunter, pasti dia peka juga kan?"
Norman tersenyum lebar, untuk Yusuf tentu dia sudah mengurusnya juga. Di sini Norman juga merupakan orang kepercayaan, dia sering mengantarkan minuman untuk Yusuf juga. Dengan itu, dia mencampurkan obat tidur disana.
" Yang perlu kau khawatirkan hanya wanita itu, karena dia sudah masuk ke kamar sejak malam dimulai."
" Ooh itu mudah. Dengan ini pasti dia akan lemas dan tidak sadarkan diri."
Alue dan Borne segera menuju ke kamar yang ditunjukkan oleh Norman. Dia membuka kamar secara perlahan. Dan hebatnya, kamar itu pun tidak dikunci. Entah si pemilik kamar lupa atau memang tidak ada kuncinya.
" Woaah, ini ternyata wanita yang menarik perhatian seroang ketua mafia Black Hunter. Lumayan cantik juga."
Deeeeng
Alna seketika terbangun, namun dia tetap memejamkan matanya. Sebenarnya sudah sejak pintunya di buka, dia sadar betul kalau ada orang yang masuk. Dia memang enggan mengunci pintu tadi karena terbawa rasa kesal mengingat Bimo.
Mau apa mereka? Ah dia membawa obat bius rupanya. Hmmm menarik, ayo ikuti permainan mereka.
Bukannya tidak bisa melawan, tapi Alna memang memilih untuk ikut bermain. Dia tahu dirinya akan di culik, tapi dia membiarkan hal tersebut. Karena dalam kepala Alna, pasti cara ini akan membuatnya mendapatkan informasi lebih.
Hanya saja Alna mungkin tidak akan pernah menyangka efek apa yang akan timbul beberapa waktu ke depan.
Tep tep tep
Aloe dan Borne berhasil membawa Alna pegi. Sedangkan Norman buru-buru untuk menyiapkan mobil. Setelah mobil itu pergi, Norman kembali masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamarnya. Dia juga kemudian meminum obat tidur, hal itu ia gunakan untuk alibinya nanti. Jika dia sendiri yang ketahuan tidak ikut terpapar obat tidur, maka itu akan menjadi hal yang membahayakan untuknya.
Saat ini Norman belum beh ketahuan, namun dia juga tidak ingin lama-lama dalam menggapai tujuannya. Maka dari itu ia menggunakan tangan Aloe dan Borne.
Beberapa waktu berlalu, Gly baru sampai di mansion dan lansung merasakan keanehan. Mansion begitu sepi. Beberapa penjaga yang ditempatkan tidak nampak.
Drap drap drap
Gly langsung berlari ke dalam, yang pertama ia lihat adal Yusuf tentunya.
Tok tok tok
" Bos!"
Tok tok tok
" Bos!"
Tidak ada sahutan dari dalam, membuat Gly semakin khawatir. Ia jadi ingat perkataan Ted tadi yang tiba-tiba merasa tidak enak.
Tok tok tok
" Bos!"
Karena tidak kunjung dibuka, Gly memilih membuka paksa kamar Yusuf.
Blaaak!
" Bos! Bos, Anda tidak apa-apa? Bos!" Gly mengerutkan keningnya saat Yusuf sama sekali tidak bangun. Padahal ia tahu betul kalau Yusuf adalah orang yang memiliki kadar kepekaan yang tinggi.
" Ini pasti ada yang tidak beres."
Gly lalu menyalakan semua lampu di kamar. Dia kemudian menggoyangkan tubuh Yusuf, akan tuannya itu bisa segera membuka matanya.
" Bos!"
" Astaga eughhh kenapa Gly? Kamu kenapa juga langsung masuk ke kamar."
" Bos! haah maaf. Dari tadi saya sudah membangunkan Bos tapi tidak kunjung bangun juga. Ini sama sekali tidak seperti biasanya. Lalu suasana mansion sangat sepi. Tidak ada satu pun penjaga yang berjaga."
Sreet
Yusuf segera bangun dan menegakkan tubuhnya. Ia mencoba mengingatnya kembali apa yang tejadi tadi sebelum tidur. Dan ia yakin tidak ada yang mencurigakan sama sekali.
Hanya saja Yusuf merasa memang sangat mengantuk tadi sehingga dia ingin cepat-cepat tidur.
" Sial, Gly periksa semuanya. Ameh juga."
" Baik!"
Drap drap drap
Gly menghubungi rekannya yang lain, yang ia bawa dari markas. Ia juga meneruskan perintah untuk memeriksa ke seluruh mansion.
Satu persatu coba dibangunan, dan dugaan Yusuf benar bahwa ada yang memberi mereka obat tidur dengan dosis yang tidak sedikit. Itu terbukti mereka sulit untuk dibangunkan seperti Yusuf tadi.
" Semua ada Bos," ucap Gly setelah mengumpulkan semua orang.
" Ada apa Suf?"
" Ada yang tidak beres. Tunggu, Alna. Dimana Alna?"
Yusuf langsung berlari ke kamar Alna yang mana sebenarnya malah tepat di sebelah kamarnya. Entah mengapa dia bisa lupa dengan keberadaan dokter pribadinya itu.
Drap drap drap
Blaaak!
Klik
" Al! Alna!"
Yusuf membuka pintu kamar Alna dengan sangat keras. Ia juga menyalakan lampu, dan betapa terkejutnya saat dia tidak melihat keberadaan wanita itu di sana.
Tidak ingin berpikiran buruk, Yusuf melihat ke kamar mandi dan dress room, tapi nihil. Alna tidak terlihat di manapun pada kamar itu.
Tap tap tap
" Suf, dimana Dokter Alna?"
Ameh Aatirah bersama Gly menyusul Yusuf ke kamar Alna. Dan melihat Yusuf menggelengkan kepala berarti Alna memang tidak ada di sana.
" Apa mungkin obat tidur yang ada pada minuman atau makanan itu untuk menculik Dokter Alna?"
" Bisa jadi. Yang jelas, Alna tidak mungkin pergi dari mansion ini dan melakukan cara murahan itu."
Yusuf bisa berkata demikian karena melihat jejak kaki yang ada di kamar Alna. Ada setidaknya lebih dari satu orang yang masuk dan membawa Alna.
" Alna, mengapa harus Alna yang dibawa oleh mereka. Dasar bedebah! Jika terjadi sesuatu pada Alna, aku tidak akan membuat orang itu tidak ingin hidup lagi di dunia ini."
Brrrrr
Semua orang bergidik mendengar ucapan Yusuf. Tanpa diperintahkan mereka sudah mulai mencari petunjuk akan hilangnya Alna dari mansion.
" Suf, apa ini dilakukan oleh musuh mu?" Ameh Aatirah akhirnya bicara demikian.
" Aku yakin iya Ameh."
" Tapi mengapa Alna?"
" Semua gara-gara aku. Aku terlalu memperlihatkan ketertarikan ku kepada Alna sehingga mereka menjadikan Alna sebagai umpan. Dan aku semakin yakin bahwa ada pengkhianat di mansion ini."
Kejadian ini sungguh membuat Yusuf semakin yakin akan adanya pengkhianat di mansion. Ketertarikan Yusuf pada Alna hanyalah terlihat di mansion. Karena memang Alna juga tidak pernah terlibat dengannya di luar. Jadi itu membuat Yusuf semakin yakin, ada tikus di rumahnya ini.
" Lihat saja, aku pasti akan mematahkan kakimu."
TBC
Maap manteman, tadi aku udah Up dari jam 3. Tapi ternyata ripiuu nya sampe siang.
Jangan lupa like dan komen ya. Biar author tambah semangat nambahin Up nya. Makasih.
kak alurnya berasa cepet deh
km salah lawan tuan yg km blng lemah itu hanya kamuflase saja
semoga berjalan sesuai harapan Yusuf