Hidup sendirian tak membuatku merasa takut.
aku terbiasa apapun sendiri dan mandiri sejak menginjak dewasa.
namun, semuanya berubah setelah aku menikah dengan Ayah sahabatku sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hnislstiwti., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2 Leonard Davinci
-Pov Leonard.
Setelah rapat aku langsung pulang, aku rindu dengan anak gadis ku yang selalu aku tinggalkan sibuk bekerja.
Namun,
Sesampai nya di rumah, aku mendapati sahabat anakku sedang menghidangkan makanan untuk anakku.
Nasi goreng,
Ya, menu sederhana tapi sangat menggugah selera makanku.
Hingga aku pun ikut menikmati nya bersama kedua gadis tersebut.
Enak,
Lezat,
Ya, aku bukan hanya satu atau dua kali menikmati masakan sahabat anakku ini.
Dan selalu nikmat saat di lahap nya, bahkan selera makan ku pun jadi meningkat.
Maudy,
Dia gadis sederhana dengan sejuta kecerdasan dan semangat yang membara.
Aku beberapa bertemu dengannya saat ia sedang bekerja part time di Restoran.
Bahkan,
Dia sempat magang di perusahaan ku, aku akui bahwa dia sangat cekatan dan teliti.
Bahkan, sekertaris ku pun kalah dengan dia soal ketelitiannya.
*
Malam ini, aku melihat bahwa laptop nya sudah sangat usang dan gampang nge lag.
Dan,
Benar saja, tugas kuliah nya belum selesai sempurna laptop nya sudah mati lebih dulu.
Hingga aku punya ide untuk mengikat nya selalu berdekatan denganku.
Ya,
Entah sejak kapan aku tertarik pada dia, aku sangat senang saag ia memanjakan Amanda, Putri ku.
Bahkan cara dia melayani ataupun kata yang keluar dari mulut nya selalu penuh kesabaran dan kelembutan.
Aku memberikan Maudy pekerjaan yang memang sedang bermasalah di keuangan.
Yap, di divisi keuangan ada tikus yang belum tertangkap.
Jika Maudy bisa menemukan bukti dan kejanggalan nya, maka aku akan mengangkat dia sebagai sekertaris ku.
Hingga,
"Om, ini ada kejanggalan yang terjadi di berkas keuangan"
"Tapi disini ada tanda tangan yang mirip dengan tanda tangan om"
"Tapi ini palsu, soalnya tanda tangan om beda dari yang lain"
Finally,
Ternyata dugaan ku benar bahwa Maudy bisa menemukan kejanggalan nya.
"Coba jelaskan dimana kejanggalannya, agar saya bisa mengusut tuntas" tantang ku kembali pada Maudy.
Deg.
'Jantung sialan, kenapa malah berdisko'
'Kenapa juga sih nih bocah malah mendekat'
Maudy menjelaskan dengan jelas dan perinci, bahkan ia memberikan tanda dimana letak kesalahan serta kejanggalannya.
Hebat,
Ya, dia sangat cerdas dan teliti.
Hingga.
"Bravo, kau sangat keren Mau" ucap Amanda, Putri tunggalku.
"Hehe orang jelas begini kok kejanggalannya" balas Maudy terkekeh kecil.
Apa, dia bilang terlihat jelas.
Sedangkan Sekertaris ku saja tak bisa menemukan kejanggalannya.
"Sesuai janji Om, Laptop baru mu akan datang besok pagi"
"Dan, apakah kamu mau bekerja jadi Sekertaris Om di perusahaan? Sebelum wisuda kamu bisa datang selesai kuliah"
🌸
-Pov Author.
Maudy menerima tawaran pekerjaan dari Ayah Amanda.
Dia memang butuh pekerjaan untuk melanjutkan kehidupannya.
Karena Restoran tempat bekerja nya terancam gulung tikar.
Malam kian larut,
Maudy dan Amanda pun masuk ke kamar tamu untuk istirahat.
Sedangkan Leon,
Dia naik ke lantai 3 untuk ke ruang kerja nya, ia akan mengerjakan pekerjaan sebentar sebelum istirahat.
Ceklek.
Klik.
Pintu terkunci setelah Leon menekan tombol nya.
"Sayang, maafkan aku jika aku mulai jatuh cinta kembali"
"Aku yakin, wanita ini baik, lembut dam penyayang seperti kamu"
"Kamu dan dia sama-sama punya tempat di hati ku"
Leon bergumam dengan memandang foto perempuan cantik yang terpajang disana.
Ya, dia adalah Ibu dari Amanda atau mantan istri Leon yang sudah meninggal.
Leon duduk di kursi, dia membuka kembali berkas yang sudah di kerjakan oleh Maudy.
"Tikus kecil, jangan kira kau bisa lolos" gumam Leon dengan penuh amarah.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi menyapa dengan cahaya matahari yang sangat menghangatkan tubuh.
Leon sudah siap dengan setelan baju kerja nya,
Dia langsung saja turun ke bawah untuk sarapan bersama.
Harum.
Itulah kata yang saat ia gumamkan dengan semangat, Leon sudah bisa menebak siapa yang masak pagi ini.
"Selamat pagi Ayah"
"Selamat pagi, Om"
Sapa Maudy dan Amanda bersamaan saat melihat Leon sudah masuk ke ruang makan.
"Hemm pagi"
"Laptop kamu di meja ruang keluarga, dan konfirmasikan jika kamu akan memulai kerja" jelas Leon dengan wajah datar nya.
"Baik Om, terimakasih"
"Nanti saya akan konfirmasi pada Aspri Om untuk masalah bekerja" balas Maudy sopan.
Ehem.
"Langsung saja pada saya, Amanda berikan nomor pribadi Ayah pada Maudy" celetuk Leon santai.
Hah.
Amanda menatap sang Ayah dengan heran, mata nya memincing penuh dengan kecurigaan.
"Amanda jangan begitu" tegur Maudy.
Hehe.
Amanda langsung saja cengengesan, dia menatap sahabat nya dengan malu-malu.
"Maaf" balas Amanda.
Ketiga nya lalu kembali fokus sarapan, seperti biasa Amanda dan Ayah nya akan rebutan masakan Maudy.
*
Leon berangkat lebih dulu,
Sedangkan kedua gadis tersebut tidak akan kemana-mana karena hari ini tak ada jadwal kuliah.
"Mau, aku ke kamar dulu ya"
"Mau bersih-bersih gak enak nih''
Maudy hanya menggelengkan kepala saja melihat kelakuan sahabat nya itu.
Dia kembali fokus pada tugas yang sedikit lagi selesai.
Huh.
"Aku akan berusaha sebaik mungkin untuk cepat lulus, kesempatan bekeja di perusahaan Om Leon adalah hal bagus"
"Semoga saja aku bisa membantu keuangan Ibu Panti dan juga biaya kehidupan aku sehari-hari" gumam Maudy penuh semangat dan tekad.
-
Amanda tidak langsung mandi,
Dia mengunci pintu kamar nya dan mengambil ponsel.
Tut.
Tut.
"Ck, kemana sih Ayah ini" gerutu Amanda kesal.
Hingga.
"Kenapa sih lama banget angkat teleponnya, Ayah" rajuk Amanda.
"Ayah baru masuk ruangan, ada apa?" tanya Leon to the point.
"Manda mau nanya, Ayah suka sama Maudy? Ngaku aja jangan bohong" tegas Amanda.
Huh.
"Nanti kita bicarakan langsung ya, sayang. Nanti jam 10 datang saja ke Cafe biasa tapi sendirian" jelas Leon lembut.
"Oke, aku tunggu penjelasan Ayah"
"Bye, semangat Ayahku"
Tut.
Amanda tersenyum, entah apa yang ada di pikirannya kali ini.
Tapi wajah cantik nya sangat terlihat bahagia dan senang.
"Uhuyyy" ucap nya cengengesan.
Dia lalu masuk ke dalam kamar mandi dengan masih bersenandung bahagia.
*
-Perusahaan Leonard.
Leon sendiri sedang menatap ke arah luar jendela ruangannya.
Dia sedang memikirkan bagaimana reaksi Putri nya tentang perasaan yang saat ini ia rasakan.
"Semoga kamu mendukung Ayah dan berpihak pada Ayah"
"Huhh, mending kerja dulu aja"
Leon mengambil laptop nya dan memulai bekerja dengan tatapan yang cukup tegas nan tajam.
Ck,
"Kenapa aku ingat sama Maudy sih" gumam Leon dengan memejamkan mata nya sejenak.
Hingga.
Tok
Tok
"Masuk"
Ceklek.
"Tuan, semua nya sudah saya kerjakan dan besok kita tinggal rapat bulanan tanpa ada yang tau" jelas Aspri Leon.
"Bagus, jangan biarkan mereka lolos begitu saja"
"Aku ingin besok semua pengkhianat habis"
Sang Aspri mengangguk mengerti,
Lalu ia pun kembali ke ruangannya sendiri yang ada di samping ruangan Ceo, Leonard.