Puspa Melita seorang gadis berusia 14 tahun yang harus kehilangan Ibunya dengan cara yang mengenaskan diakibatkan orang ketiga, kematian Ibunya membuat seorang gadis yang dulunya ramah, penuh senyum, dan juga ceria berubah 360° menjadi gadis yang pendiam dan penuh dengan dendam.
Puspa sudah menyusun rencana yang sangat matang untuk membalas dendam kepada orang yang sudah menghancurkan Ibunya.
" Kau hancurkan Ibuku, Ku hancurkan keluargamu. " Puspa melita dengan segala dendam kesumatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda SB, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Pukul 04.00 pagi Vera terbangun dari tidurnya karena mendadak dia ingin buang air kecil, selesai menuntaskan hajatnya Vera mengambil ponselnya yang ada di atas nakas dan berharap ada panggilan atau pesan dari suaminya.
Namun saat ponsel tersebut menyala Vera melihat ada sebuah pesan dari nomor asing yang sama sekali tidak dikenalnya. Karena penasaran Vera membuka pesan tersebut dan kedua bola matanya langsung membulat dengan sempurna saat melihat isi pesan tersebut yang ternyata adalah foto suaminya yang sedang tertidur sambil mengulum salah satu puncak melon seorang wanita. Bukan hanya membulatkan kedua bola matanya, wajah Vera pun sudah merah padam menahan emosi yang memuncak hingga sampai ke ubun-ubun.
Praaangg...
" Aaaarrrggghhh BERENGSEK kamu Mas. " Vera berteriak marah sambil melempar ponselnya ke dinding kamar hingga pecah berantakan.
" Sudah berani kamu bermain gila di belakangku ternyata Maaaas, akan aku hancurkan wanita yang sudah berani merebut suamiku. " geram Vera dengan sorot mata yang penuh dengan amarah.
Setelah itu Vera hanya bisa menunggu dengan gelisah sampai suaminya kembali pulang ke rumah, tidak ada yang bisa Vera lakukan selain menunggu dan menunggu. Ingin tidur pun kedua matanya tidak dapat di pejamkan karena hatinya yang sedang di kuasai api cemburu dan juga api amarah yang membara.
Setelah sekian lama Vera menunggu di dalam kamar akhirnya pada pukul 06.00 pagi Vera memutuskan untuk keluar dari dalam kamar dan menunggu suaminya di ruang tamu saja, baru 10 menit Vera menunggu akhirnya suaminya pulang ke rumah juga.
Tok..
Tok..
Tok..
" Vera buka pintunya. " teriak Ferry dari luar rumah sambil mengetuk pintunya.
" Akhirnya pulang juga dia. " Vera bergumam dengan pelan lalu dirinya bangkit untuk membukakan pintu suaminya.
Ceklek...
Saat pintu terbuka terlihatlah Ferry yang pulang ke rumah dengan penampilan yang berantakan apa lagi Vera dapat melihat dengan jelas kissmark yang terdapat di leher suaminya.
" Dari mana kamu Mas? " Bentak Vera dengan mata yang menyorot tajam dan kedua tangan yang di lipat di depan dada.
" Bukan urusan kamu, awas minggir. " sahut Ferry dengan santai lalu menggeser tubuh Vera untuk masuk ke dalam rumah.
" Jawab pertanyaanku Mas kamu dari mana? Dan siapa wanita itu? " Hardik Vera dengan suara yang lantang hingga Ferry terpaksa menghentikan langkah kakinya lalu memutar tubuhnya menjadi berhadapan dengan istrinya.
" Wanita siapa? Jangan mengada-ada kamu Vera? " elak Ferry dengan santai.
Vera yang masih di kuasai emosi langsung melangkah maju dan melayangkan satu tamparan di pipi tampan suaminya.
Plaaakkk...
Vera menampar pipi Ferry dengan sangat keras hingga pipinya bercap kelima jari tangan Vera. Ferry yang tiba-tiba mendapatkan tamparan dari istrinya tentu merasa terkejut namun sedetik kemudian Ferry sudah tersadar dari keterkejutannya.
" Apa-apaan kamu Vera? Kenapa kamu menamparku? " Ferry bertanya dengan ekspresi wajah yang marah.
" Kenapa kamu bilang? Masih bisa kamu bertanya dengan santai dan tidak merasa bersalah setelah kamu berselingkuh di belakangku. " Jawab Vera dengan wajah yang sudah semakin merah padam.
" Siapa yang berselingkuh? Kamu jangan menuduh sembarangan Vera? " ujar Ferry yang masih mengelak dari segala tuduhan istrinya.
Ferry kembali melangkah menuju ke tangga untuk masuk ke dalam kamar dan Vera masih terus mengikuti di belakangnya.
" Aku tidak menuduh sembarangan Mas, aku tau tadi malam kamu tidur dengan wanita simpananmu itu kan? " Hardik Vera yang benar-benar emosi.
" Tau dari mana kamu? " Ferry bertanya karena dia cukup terkejut karena Vera mengetahuinya.
Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat Vera semakin bertambah emosi karena itu artinya secara tidak langsung suaminya membenarkan jika dia sudah berselingkuh di belakangnya.
" Kurang ajar kamu Mas. " Teriak Vera yang melangkahkan lebih dulu dari suaminya lalu ia kembali melayangkan satu tamparan di wajah suaminya.
Plaaakkk...
" Katakan padaku siapa wanita murahan itu Mas? akan aku bunuh dia karena sudah berani merebut suamiku? " Vera bertanya dengan suara yang meninggi hingga memenuhi seisi ruangan.
" Jangan macam-macam kamu Vera, tidak akan pernah aku biarkan kamu melukai kekasihku. " Ferry menjawab sambil menatap Vera dengan tajam.
Hati Vera yang sudah sakit semakin bertambah sakit saat melihat dan mendengar suaminya yang secara terang-terangan melindungi wanita simpanannya. Tanpa terasa air mata yang sejak tadi sudah Vera tahan sekarang sudah luruh membasahi pipi cantiknya.
" Tega sekali kamu Mas? apa salahku Mas kenapa kamu tega menduakan aku? " Vera bertanya dengan suara yang pelan dan air mata yang mengalir dengan deras.
" Bukankah ini semua keinginanmu Vera! selama ini aku sudah setia padamu tapi kamu selalu menuduhku berselingkuh dan sedikit pun tidak pernah mempercayai aku, sekarang aku sudah benar-benar selingkuh di belakangmu jadi mulai sekarang kamu bisa puas menuduhku sesuka hatimu karena aku memang benar-benar selingkuh PUAS. " Ferry menjawab dengan santai dan juga lantang tanpa memikirkan bagaimana sakitnya hati istrinya.
Air mata Vera semakin mengalir deras dan rasa menyesal langsung merayap masuk ke dalam hatinya, andai Vera bisa memutar waktu dia tidak akan cemburu buta ke suaminya dan dia juga tidak akan pernah menuduh suaminya berselingkuh. Vera sama sekali tidak menyangka jika apa yang dia ucapkan sekarang menjadi kenyataan dan sekarang nasi sudah menjadi bubur menyesal pun sudah tiada lagi guna.
" Aku minta maaf Mas, maafkan aku? aku menyesal sudah cemburu buta padamu, aku berjanji aku tidak akan mengulangnya lagi asalkan kamu mau meninggalkan wanita itu mas? " Vera memohon dengan sangat sampai dia berlutut di kaki suaminya.
" Percuma Vera, penyesalanmu sudah tiada lagi guna karena aku sangat mencintai kekasihku. Sekarang keputusan ada di tanganmu ingin menerima semua ini atau kamu ingin kita bercerai? pikirkan baik-baik apa yang kamu inginkan. " balas Ferry yang segera pergi menuju ke kamarnya meninggalkan Vera yang masih menangis dalam posisi berlutut.
Vera masih dalam posisi yang sama dan terus menangis hingga kedua bahunya bergetar dengan hebat, Vera sudah tidak tahu bagaimana menggambarkan dan melukiskan isi hatinya untuk saat ini, tapi yang pasti rasa penyesalan dan rasa sakit hati lah yang paling mendominasi. Cukup lama Vera berada dalam posisi seperti itu hingga beberapa menit kemudian Vera bangkit dari posisinya lalu mengusap air matanya dengan kasar.
" Aku tidak akan pernah mau bercerai darimu Mas, tetapi aku juga tidak akan pernah mau menerima wanita itu sebagai maduku, bagaimana pun caranya aku akan membuat kamu meninggalkan wanita itu demi aku! " Vera berkata dengan wajah yang merah padam serta kedua mata yang menyorot tajam sambil mengepalkan tangannya dengan erat.
.
.
.
Sedangkan di rumah sebelah.
Lita sedang tertawa terbahak-bahak karena dirinya sudah berhasil membuat Vera dan Ferry bertengkar dengan hebat. Lita mengetahui mereka bertengkar karena tadi pagi saat Ferry kembali pulang, dengan sengaja Lita bersembunyi lalu ia melihat dan juga mendengar suara Vera yang sedang marah-marah di depan pintu rumah.
" Hahaha ini belum ada apa-apanya Vera, tunggu kejutan yang lebih dahsyat selanjutnya dariku. " ucap Lita yang berbicara sambil tersenyum puas.