Rachel seorang mualaf mantan kupu-kupu malam dan dinikahi oleh seorang anak ustad, berharap pernikahannya akan membawanya ke surga yang indah.
Namun, ternyata semua tidak seindah yang dia bayangkan. Farhan menikahi Rachel hanyalah untuk menolongnya keluar dari dunia hitam.
Mampukah Rachel bertahan dalam rumah tangga yang tanpa cinta?
Jangan lupa subcribe sebelum melanjutkan membaca.
info tentang novel mama bisa di dapat di
ig reni_nofita79
fb reni nofita
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8. Malam di Apartemen
Farhan menjadi imam solat magrib kali ini. Ini pertama kalinya Rachel solat berjamaah dengan suaminya itu. Wanita itu tampak terharu. Saat membaca doa air matanya tidak bisa lagi dibendung. Jatuh membasahi kedua pipi mulusnya.
Rachel mencium tangan Farhan. Saat ini bacaan solatnya belum sempurna.
"Kamu mau belajar bacaan solat dulu atau mengaji? Aku akan mengajari kamu setengah jam. Setelah itu baru kita makan malam," ucap Farhan.
"Terserah Mas mau mengajari aku apa, aku mengikut saja," jawab Rachel.
"Kalau gitu bacaan solat saja. Aku mau dengar kamu membacanya. Biar aku simak, jika ada yang salah nanti aku koreksi."
Rachel lalu membacakan apa yang dia pelajari selama seminggu ini.
"Sudah lumayan bagus untuk orang yang baru belajar seminggu. Hanya tinggal doa Iftitah dan bacaan Tahiyat Awal serta Tahiyat Akhir aja. Aku yakin seminggu lagi kamu sudah lancar bacaan solatnya," ucap Farhan dengan tersenyum.
"Terima kasih, Mas," ucap Rachel.
"Aku yang seharusnya berterima kasih karena kamu mau belajar dengan telaten dan serius."
"Kalau gitu kita makan malam lagi, Mas. Tadi aku cuma masak sarden dan sayur bayam saja," ucap Rachel pelan.
Dia mencari masakan yang praktis dan mudah karena waktu yang mepet. Selesai beres-beres baju, jam telah menunjukkan pukul lima sore.
"Aku bukan seorang yang rewel dengan makanan. Apapun yang dimasak, pasti akan aku santap," ucap Farhan lembut.
Rachel memeluk Farhan mendengar ucapan pria itu. Dia selalu bisa membuat Rachel merasa diratukan dan merasa wanita yang paling beruntung.
Setelah membuka mukenanya, Rachel dan Farhan berjalan menuju meja makan. Dia melayani Rachel dengan sepenuh hati.
Sepertinya apa yang pria itu ucapkan benar adanya, dia makan dengan lahap walau hanya dengan lauk yang sederhana. Rachel tersenyum menyadari jika suaminya itu ternyata sangat menghargai masakannya.
Setelah makan malam dan solat isya, Rachel dan Farhan menonton televisi. Wanita itu menonton sambil bersandar di bahu suaminya.
"Mas, apa kedua orang tuamu akan bisa menerima aku jika tahu masa laluku?" tanya Rachel.
Dia teringat dengan ucapan Farhan yang mengatakan jika minggu depan mereka akan pulang ke kampung. Farhan akan mengenalkan Rachel pada kedua orang tuanya.
"Imam an Nawawi berpendapat bahwa haram hukumnya membuka aib diri sendiri ataupun aib orang lain. Dan haram pula menyebarluaskannya," ucap Farhan.
"Mas, aku nggak tahu kebaikan apa yang aku lakukan sehingga Allah mempertemukan aku denganmu," ucap Rachel.
"Jangan berkata begitu. Aku tidak sesempurna yang kamu pikirkan. Jangan juga berharap terlalu tinggi padaku, Rachel. Aku takut pada akhirnya kamu akan kecewa padaku," ucap Farhan.
"Bagaimana aku tidak berharap tinggi padamu. Kamu bukan hanya mengangkat derajatku dari kubangan lumpur, tapi kamu juga memberikan aku cinta yang tidak pernah aku dapatkan," ucap Rachel.
Farhan tersenyum. Lalu menarik napas dalam. Membawa Rachel ke dalam pelukannya.
"Maaf, Rachel. Aku tidak pernah mencintai kamu. Cintaku hingga detik ini hanya untuk seorang wanita," gumam Farhan pada diri sendiri.
Rachel yang berada dalam pelukan suaminya itu, akhirnya terlelap. Farhan mengecup pucuk kepala wanita itu. Lalu menggendongnya masuk ke dalam kamar. Dengan pelan tubuh istrinya dibaringkan ke kasur.
Farhan juga mencoba memejamkan matanya. Satu jam kemudian akhirnya dia bisa terlelap.
Tengah malam, Farhan terbangun saat merasakan ada tangan yang memeluk tubuhnya. Dia memandang ke samping, ternyata istrinya juga terbangun.
"Mas, apa kamu tidak mau menuntut hakmu sebagai suami?" tanya Rachel dengan ucapan pelan.
"Aku menikah denganmu bukan hanya untuk itu, Rachel. Kita bisa melakukannya kapan-kapan. Besok kita ke rumah sakit dulu."
"Untuk apa ke rumah sakit, Mas?" tanya Rachel.
"Aku ingin kamu melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Kita lakukan tes STD atau IMS. tergantung pendapat dokter nantinya," ucap Farhan.
Mendengar ucapan Farhan, istrinya itu melepaskan pelukannya. Memandangi wajah suaminya dengan intens.
"Apa kamu jijik mau berhubungan denganku sehingga kamu ingin aku melakukan pemeriksaan terlebih dahulu, Mas?" tanya Rachel.
Dia mengira suaminya itu tak mau berhubungan karena takut tertular penyakit kel*min.
"Bukan, Rachel. Aku meminta kamu melakukan pemeriksaan hanya untuk memastikan. Semua juga demi kesehatan kamu," ucap Farhan pelan, dia sadar pastilah Rachel merasa tersinggung karena dia meminta melakukan tes kesehatan itu.
"Aku sering melakukan hubungan dengan memakai pengaman dan juga baru-baru ini telah melakukan tes pap smear," ucap Rachel.
"Aku tahu, tapi semua yang ingin aku lakukan besok itu juga untuk kamu. Percayalah!" ucap Farhan meyakinkan Rachel kembali.
Akhirnya Rachel mengangguk tanda setuju. Mungkin jika dia telah melakukan semua tes itu, akan membuat suaminya yakin jika dia tidak ada penyakit.
(Fungsi tes STD adalah untuk mengenali adanya penyakit menular seksual sehingga dapat ditangani lebih lanjutKegiatan pemeriksaan Infeksi Menular Seksual ( IMS ) bertujuan untuk mendeteksi dini adanya infeksi penyakit menular yang sebagian besar menular lewat hubungan seksual. Semakin dini diketahui maka semakin baik.)
...****************...