Dijodohkan sejak bayi, Zean Andreatama terpaksa menjalani pernikahan bersama aktris seni peran yang kini masih di puncak karirnya, Nathalia Velova. Memiliki istri yang terlalu sibuk dengan dunianya, Zean lama-lama merasa jengah.
Hingga, semua berubah usai pertemuan Zean bersama sekretaris pribadinya di sebuah club malam yang kala itu terjebak keadaan, Ayyana Nasyila. Dia yang biasanya tidak suka ikut campur urusan orang lain, mendadak murka kala wanita itu hendak menjadi pelampiasan hasrat teman dekatnya
--------- ** ---------
"Gajimu kurang sampai harus jual diri?"
"Di luar jam kerja, Bapak tidak punya hak atas diri saya!!"
"Kalau begitu saya akan membuat kamu jadi hak saya seutuhnya."
-------
Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 27 - Dibalik Layar
Jauh dari kesedihan, sama sekali tidak ada tangis dan air mata di sini. Yang ada hanya hentakan musik di bawah gemerlapnya sorot lampu dan minuman memabukkan. Ya, ini adalah tempat bagi sebagian orang untuk melampiaskan kesedihan dan mencari kesenangan.
Hal ini juga berlaku untuk Natahlia, baginya tempat ini adalah surga. Setelah mengeluarkan air mata sejak malam kemarin, malam ini dia ingin melupakan sejenak dan terbebas dari kepura-puraan itu.
Nathalia benar-benar lepas, dia merasa terbebas. Jujur saja dia muak terlalu lama berduka seperti tadi, lagi dan lagi satu tegukan terakhir masuk membasahi tenggorokannya.
"Nat, yakin tidak masalah? Zean sedang berduka, seharusnya kamu bersamanya."
Nathalia tidak peduli, bahkan dia sangat bersyukur Zean tidak pulang malam ini. Di saat sebagian istri was-was jika suaminya tidak pulang, Nathalia terlihat baik-baik saja.
Terserah Zean, dia juga tidak punya keahlian untuk membuat kesedihan suaminya berkurang. Sebenarnya dia ingin bertahan malam ini, karena memang Zia meminta keluarga besar Megantara berkumpul di kediaman Ibra. Namun, hingga malam hari dia menunggu, Zean belum juga kembali.
"Sejak kapan hal semacam ini jadi masalah? Udahlah, santai ... kita bersenang-senang malam ini."
Bakat akting Nathalia memang tidak perlu diragukan lagi. Tidak heran jika dia meraih berbagai penghargaan selama menggeluti profesinya di dunia hiburan.
Kedua sahabatnya saja sampai berdecak kagum, Nathalia benar-benar berbeda dalam waktu sekejab. Tadi siang dia bahkan terihat sembab, dan kini dia terlihat sebahagia itu, seakan dia berpesta merayakan kematian Ibra.
"Keren, aku kagum padamu ... Oh iya, aku penasaran satu hal. Kenapa kamu menyia-nyiakan suami seperti Zean?" tanya Alisha, salah satu teman dekatnya yang juga merupakan rekan se-profesinya.
"Hahaha masih ditanya, karena dia cupu lah."
Cupu. Alasan yang diutarakan Nathalia sontak membuat kedua sahabatnya terbahak. Sebenarnya bukan cupu secara penampilan, hanya saja Zean bukan tipe lelaki yang Nathalia inginkan.
Di mata Nathalia, suaminya adalah pria yang terlalu baik-baik. Sama sekali tidak seru jika dibandingkan dengan pria yang dia kenal selama ini. Terlalu polos, dan kurang jantan. Sayangnya, dia terlalu santai sampai tidak mengetahui jika pria yang dia anggap cupu dan polos itu sudah berbanding terbalik.
"Ya memang sih, tidak se-hot si doi kan maksud kamu?" tanya Janny kemudian mengedipkan matanya, mudah sekali tertebak pikiran Nathalia.
"Itu tahu."
"T-tapi dia sempurna, wajah dan karirnya ... ehm, kamu sadar tidak hampir semua wanita di negeri ini merasa iri denganmu," ucap Alisha bingung sendiri kenapa bisa seorang Zean dianggap sampah oleh Nathalia.
"Hahaha baguslah kalau mereka iri, karena itu aku menyayanginya," ujar Nathalia tidak ada makna yang sebenarnya.
Maksud dari kata menyayangi Zean kali ini adalah karena dia ingin terus mempertahankan Zean demi membuat dunia iri dengannya, dengan posisi dan juga kebahagiaannya. Semua itu, hanya bisa dia dapatkan dari pernikahannya bersama Zean, jelas dia akan mempertahankan Zean sekalipun hanya dianggap sebagai suami pajangan.
"Kejam sekali, kalau sampai dia punya wanita lain bagaimana, Nat?" tanya Janny khawatir jika Nathalia terlena dengan diamnya Zean sebagai suami.
"Tidak mungkin, dia menyayangi papanya ... apalagi sekarang sakit-sakitan. Mana berani dia main api, bisa-bisa papanya cepat mati," ujar Nathalia kemudian diiringi gelak tawa kedua sahabatnya, mereka benar-benar bahagia malam ini.
"Ck, toilet bentar ... kebelet."
"Kebelet apa? Minta dimasukin ya jangan-jangan?"
"Hahaha maunya, tapi malam ini dia ada urusan, jadi kita LDR sementara waktu," ungkap Nathalia blak-blakan karena memang tidak ada rahasia jika bersama kedua sahabatnya itu, dua orang yang berperan sebagai pengalihan isu setiap kali Nathalia diterpa kabar tak sedap.
.
.
Nathalia terlihat kesulitan, dia harus menggunakan pakaian sedikit tertutup malam ini. Jelas saja demi melindungi diri lantaran khawatir tertangkap kamera dan membuat Nathalia jadi trending topik keesokan harinya.
Hodie hitam, topi dan masker yang dia kenakan sama sekali bukan style-nya. Akan tetapi, dia masih berusaha menjaga nama baiknya malam ini. "Menyebalkan sekali, kenapa juga kakek tua itu harus mati sekarang."
Dia bergumam merutuki kematian Ibra yang menurutnya sama sekali tidak tepat. Hari ini adalah ulang tahun Alisha, dan mereka sudah merencakan hal ini sejak lama. Terpaksa dia berbohong pada Zia dan mengatakan harus pulang cepat karena ada jadwal keesokan harinya.
Setelah selesai, Nathalia kembali dengan langkah terburunya. Sedikit berlari karena khawatir seseorang menyadari siapa dirinya, hingga karena terlalu gegabah dalam melangkah dia tidak melihat siapa yang ada dihadapannya.
Brugh
Dia yang terkejut hampir saja terjatuh, beruntung saja pria itu menahan tubuhnya segera. Mata Nathalia membulat sempurna kala melihat siapa yang menjadi penyelamatnya.
"Matamu buta? Atau salah masuk?" tanya pria itu kemudian setelah menjauhkan tubuh Nathalia sedikit kasar.
Dia berdecak sebal dengan tatapan tajam dan menelisik siapa wanita yang berani berulah hingga membuat minumannya tumpah. Sayangnya, wanita itu tidak mampu dia kenali hanya dengan melihat matanya.
Pria itu berlalu tanpa mengucapkan apa-apa, meninggalkan Nathalia yang tengah terpaku di sana. Lututnya terasa lemas dan jantungnya berdebar tak karuan.
"Ze-zean? T-tapi kenapa dia bisa ada di sini?" Otak Nathalia sedang berpikir keras, siapa yang tadi di hadapannya. Rasanya tidak mungkin, Zean mana mungkin mabuk, pikirnya.
"Apa mungkin Sean? Tapi jika memang dia, kenapa tidak datang ke pemakaman?"
Jantung Nathalia benar-benar tidak aman. Entah kenapa dia mendadak resah andai benar itu adalah Zean. Apalagi, jika dia mengingat Zean yang sama sekali tidak pulang setelah dari pemakaman. Tiba-tiba saja, dia mengingat ucapan Janny barusan.
"Tidak-tidak, dia cupu jadi tidak mungkin berani menginjakkan kaki di tempat ini."
.
.
- To Be Continue -
Hallo, gimana perasaannya sampai eps ini? Jujur aku deg-degan setiap nulis novel ini. Kita mode santai ya alurnya, aku ingin sama-sama meresapi dan tidak diburu-buru. See you _
Ayo hujat seleb NT satu ini "Dipersilahkan Netizen yang budiman, caci maki Mbak Nathalia. Now!!"