NovelToon NovelToon
Mantan Pacarku Ternyata CEO Kaya

Mantan Pacarku Ternyata CEO Kaya

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Kaya Raya / Fantasi Wanita
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Irhamul Fikri

Prolog:

Dulu, aku selalu menganggapnya pria biasa miskin, sederhana, bahkan sedikit pemalu. Setelah putus, aku melanjutkan hidup, menganggapnya hanya bagian dari masa lalu. Tapi lima tahun kemudian, aku bertemu dengannya lagi di sebuah acara gala mewah, mengenakan jas rapi dan memimpin perusahaan besar. Ternyata, mantan pacarku yang dulu pura-pura miskin, kini adalah CEO dari perusahaan teknologi ternama. Semua yang aku tahu tentang dia ternyata hanya kebohongan. Dan kini, dia kembali, membawa rahasia besar yang bisa mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irhamul Fikri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 1 Bagian 27 Kesempatan untuk Reza

Matahari pagi perlahan menembus tirai jendela kamar Nadia, membangunkannya dari tidur yang gelisah. Sudah beberapa hari berlalu sejak surat tanpa nama itu muncul, dan selama itu pula pikirannya terus bergelut dengan perasaan campur aduk. Namun, pagi ini, dia bangun dengan sebuah keputusan yang telah dia pikirkan matang-matang.

Dia harus memberi Reza kesempatan, meskipun kecil.

“Kalau aku terus-terusan ragu, aku nggak akan pernah tahu apa yang sebenarnya terjadi,” gumam Nadia sambil duduk di tepi ranjang.

Setelah mandi dan mengenakan pakaian sederhana, Nadia duduk di meja makan dengan secangkir kopi hangat. Dia meraih ponselnya, menatap nama Reza di daftar kontak. Rasanya ada keraguan terakhir yang mencoba menahannya, tetapi dia mengabaikannya dan mengetik pesan singkat.

“Reza, bisa ketemu hari ini? Aku mau ngomong.”

Beberapa menit kemudian, Reza membalas. “Tentu. Di mana dan jam berapa?”

Nadia memutuskan untuk bertemu di sebuah taman kecil yang tenang di dekat apartemennya, tempat mereka pernah berbicara panjang saat awal mengenal satu sama lain. Mereka sepakat bertemu pukul 10 pagi.

Langit biru cerah dengan awan tipis menyelimuti taman kecil itu, memberikan suasana yang menenangkan. Burung-burung berkicau riang, seakan menjadi latar suara yang menyambut pagi. Nadia berjalan perlahan di jalan setapak berbatu, dikelilingi bunga-bunga yang mulai bermekaran. Di depannya, terlihat Reza duduk di bangku panjang di bawah pohon rindang.

Ia mengenakan kemeja putih sederhana yang terlihat bersih dan rapi, dipadukan dengan jeans biru. Wajahnya tampak tenang, meskipun ada sedikit ketegangan di balik ekspresinya. Saat Nadia semakin mendekat, Reza langsung berdiri, membenarkan posisinya, dan memberikan senyum lembut yang tidak dibuat-buat.

“Hai,” sapanya dengan suara hangat yang mencairkan sedikit keraguan di hati Nadia.

Nadia mengangguk pelan, membalas sapaan itu dengan senyum kecil. “Hai.”

“Kamu nyasar ya? Biasanya nggak selama ini sampai di sini,” canda Reza, mencoba membuat suasana lebih santai.

Nadia tersenyum tipis. “Aku cuma ingin menikmati jalan ke sini. Lagipula, nggak ada yang nunggu aku sambil gelisah, kan?” balasnya dengan nada bercanda.

“Gelisah sih nggak, tapi mikirin iya,” ujar Reza sambil tersenyum simpul, membuat Nadia memalingkan pandangannya untuk menyembunyikan rona di pipinya.

Reza mempersilakan Nadia duduk, dan mereka pun mengambil tempat di bangku panjang itu. Pohon besar di belakang mereka melindungi dari teriknya matahari, menciptakan bayangan teduh yang nyaman.

“Aku pilih tempat ini karena aku ingat, dulu kita pernah ngobrol lama di sini. Waktu itu kita nggak punya banyak beban di kepala,” ucap Reza sambil memandang sekitar.

“Iya,” jawab Nadia pelan, pandangannya tertuju ke hamparan bunga warna-warni di depan mereka. “Rasanya beda, ya? Sekarang, semuanya lebih rumit.”

Reza menghela napas pelan, menatap Nadia dengan tatapan penuh pengertian. “Aku tahu, Nad. Tapi aku percaya, kalau kita mau usaha, kita bisa pelan-pelan ngelewatin ini.”

Nadia menyandarkan punggungnya ke bangku, tangan diletakkan di atas lutut. “Aku nggak bilang ini bakal gampang, Rez. Aku masih banyak ragu, masih banyak takut.”

Reza menundukkan kepala sebentar, lalu menatapnya lagi. “Aku ngerti, dan aku nggak mau buru-buru, Nad. Aku cuma pengen satu hal: aku pengen kamu kasih aku kesempatan buat ngebuktiin kalau aku serius.”

“Tapi gimana kalau ternyata ini semua cuma buang-buang waktu? Gimana kalau akhirnya sama aja, aku yang bakal kecewa lagi?” Suara Nadia terdengar lirih, seperti sedang berbicara pada dirinya sendiri.

Reza menggenggam kedua tangannya erat di pangkuannya, berusaha menahan keinginan untuk menggenggam tangan Nadia. “Aku nggak bisa janji kalau semuanya akan sempurna, Nad. Tapi aku bisa janji satu hal: aku akan berusaha. Kalau aku gagal, itu salah aku. Tapi aku nggak mau nyerah tanpa berusaha.”

Nadia menghela napas panjang, membiarkan dirinya merasakan kejujuran di balik kata-kata Reza. Ada sesuatu dalam tatapan pria itu yang membuatnya merasa sedikit lebih percaya.

“Oke,” katanya akhirnya. “Aku kasih kamu kesempatan. Tapi kita jalan pelan-pelan. Nggak ada janji besar, nggak ada ekspektasi berlebihan.”

Reza tersenyum tipis, tetapi matanya bersinar penuh harapan. “Aku nggak butuh lebih dari itu, Nad. Makasih.”

Mereka berdua terdiam sejenak, membiarkan angin sepoi-sepoi mengisi keheningan. Meskipun masih banyak yang belum pasti, ada sesuatu yang mulai terasa lebih ringan.

Hari itu, di bawah pohon rindang di taman kecil, mereka memutuskan untuk memulai kembali dengan langkah kecil tetapi penuh makna.

Ketika Nadia sampai di taman, dia melihat Reza sudah duduk di bangku panjang di bawah pohon rindang. Dia mengenakan kemeja putih dan jeans sederhana, tampak santai tetapi dengan ekspresi serius. Ketika melihat Nadia mendekat, dia berdiri dan menyambutnya dengan senyum lembut.

“Pagi, Nad,” ucap Reza.

“Pagi,” jawab Nadia singkat, duduk di bangku itu.

Reza mengikuti gerakannya, duduk di sampingnya dengan jarak yang cukup sopan. “Jadi, kamu mau bicara soal apa?” tanyanya dengan nada hati-hati.

---

Percakapan yang Jujur

Nadia menarik napas dalam-dalam sebelum memulai. “Reza, aku udah banyak mikir. Tentang kita, tentang apa yang terjadi akhir-akhir ini.”

Reza mengangguk, tetapi tidak menyela. Dia tahu Nadia butuh waktu untuk mengungkapkan pikirannya.

“Jujur, aku sempat merasa ragu. Banyak hal yang bikin aku nggak yakin sama hubungan kita. Ada hal-hal yang aku belum tahu tentang kamu, dan aku nggak tahu apakah aku bisa percaya sepenuhnya.”

Reza menatap Nadia dengan serius. “Aku ngerti, Nad. Aku juga sadar, aku mungkin nggak selalu terbuka sama kamu. Tapi aku mau berubah. Kalau ada hal yang bikin kamu ragu, aku janji aku akan jawab semuanya dengan jujur.”

Nadia tersenyum tipis. “Aku tahu kamu mau berusaha, dan itu yang bikin aku mikir. Mungkin aku terlalu cepat menutup diri. Jadi, aku memutuskan... aku akan kasih kamu satu kesempatan kecil.”

Reza tampak terkejut, tetapi ada rasa lega yang terpancar dari wajahnya. “Benar, Nad? Kamu masih mau coba?”

Nadia mengangguk. “Iya. Tapi ada syaratnya.”

---

Aturan yang Jelas

“Syarat apa pun, aku siap,” jawab Reza dengan penuh keyakinan.

Nadia menatapnya tajam. “Kita jalan pelan-pelan, Reza. Aku nggak mau buru-buru. Aku mau semuanya jelas, transparan, dan nggak ada yang ditutup-tutupi.”

Reza mengangguk tanpa ragu. “Aku setuju. Aku nggak akan nyembunyiin apa pun dari kamu lagi.”

“Selain itu, aku mau kita saling jaga jarak emosional dulu. Aku butuh waktu untuk benar-benar yakin. Jadi, jangan terlalu menekan aku atau berharap semuanya langsung kembali seperti dulu.”

Reza menggenggam kedua tangannya di pangkuan, berusaha menahan diri untuk tidak menyentuh Nadia. “Aku ngerti, Nad. Aku janji nggak akan maksa kamu. Aku cuma pengen ada di samping kamu, selama kamu masih mengizinkan aku.”

“Ada satu hal lagi,” kata Nadia, nadanya lebih serius.

“Apa itu?” tanya Reza, sedikit tegang.

Nadia menatap matanya, mencoba mencari kejujuran di dalamnya. “Ada orang yang mencoba memperingatkan aku soal kamu. Lewat surat tanpa nama. Aku nggak tahu siapa, tapi aku nggak bisa abaikan itu.”

Reza mengerutkan kening, jelas terkejut. “Surat? Peringatan? Maksud kamu, ada orang yang mencoba menghalangi hubungan kita?”

“Kelihatannya begitu. Tapi aku nggak tahu apakah itu ancaman serius atau cuma seseorang yang iseng. Aku cuma... mau kamu tahu, ini jadi salah satu alasan kenapa aku sempat ragu.”

Reza terlihat berpikir sejenak. “Aku nggak tahu siapa yang bisa ngirim surat kayak gitu, Nad. Tapi aku janji, aku akan bantu cari tahu kalau kamu mau. Aku nggak punya alasan buat sembunyi dari apa pun.”

Nadia mengangguk pelan. “Aku mau kita tetap hati-hati, Reza. Kalau ada sesuatu yang aneh lagi, aku nggak mau kompromi.”

Mereka melanjutkan pembicaraan, membahas bagaimana mereka akan menjalani hubungan yang baru ini. Nadia menekankan pentingnya komunikasi dan kejujuran, sementara Reza berjanji untuk lebih peka terhadap perasaan dan keraguan Nadia.

Ketika matahari mulai naik lebih tinggi, mereka akhirnya memutuskan untuk berjalan-jalan di taman. Suasana menjadi lebih santai, meskipun masih ada rasa canggung di antara mereka.

“Jadi, apa kita mulai dengan kopi? Aku ingat kamu suka cappuccino dari kafe dekat sini,” tawar Reza, mencoba mencairkan suasana.

Nadia tersenyum kecil. “Boleh. Tapi ingat, ini belum berarti apa-apa. Kita masih dalam tahap awal.”

“Siap, bos,” jawab Reza dengan nada bercanda, membuat Nadia tertawa kecil.

Meski perjalanan mereka masih panjang dan penuh ketidakpastian, ada harapan kecil yang mulai tumbuh di hati Nadia. Dia tahu, memberikan kesempatan ini adalah langkah besar, tetapi dia juga tahu bahwa dia harus tetap menjaga hatinya dengan baik.

Ketika mereka berdua berjalan keluar taman menuju kafe, Nadia merasa sedikit lebih ringan. Mungkin ini adalah awal yang baru, sebuah kesempatan untuk menemukan kebenaran dan, mungkin, cinta yang lebih kuat daripada sebelumnya.

Dan meskipun masih ada bayang-bayang dari surat tanpa nama itu, Nadia memutuskan untuk fokus pada saat ini. Pada akhirnya, dia tahu bahwa tidak ada yang bisa memastikan masa depan, kecuali keberanian untuk mencoba.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!