Pernikahan Seorang Gadis Muda Berusia 19 Tahun dengan CEO Duda Kaya Raya
Berawal dari Rencana Pernikahan Kakakku dengan Seorang CEO dingin yang berstatus sebagai Duda
Namun Karena Kesalahan Yang di Lakukan Kakaku, Membuatku harus Menerima Jika aku Harus Menggantikan Posisi Kakakku menikah Dengan CEO berhati dingin tersebut.
Pembatalan Pernikahan Yang Dilakukan Oleh Kakakku Membuat Orangtuaku Sangat sedih Dan Terancam dalam Kebangkrutan.
Apakah Aku Bisa Melanjutkan Hidupku Dengan CEO berhati dingin Tersebut, Atakah Aku Akan Menyerah
Yuk Nantikan Kisahnya
PESONA MARYAM (Maryam Albatul Rahmah)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28. Tidak Jujur
Maryam bergegas membuat Hidangan untuk Makan siang Reza terlebih dahulu.
Menyiapkan beberapa bahan yang di butuhkan dan secepat mungkin menyelesaikannya.
Maryam khawatir jika Reza terjaga sebelum dia selesai menyiapkan makanan, dan akan terjadi adegan Seperti Pagi tadi.
Setelah menyelesaikan semua masakan. Maryam bermaksud membangunkan Reza untuk makan siang.
Namun Maryam tidak mendapati Reza di ruang tamu. Bergegas Maryam untuk mencari Reza ke kamar dan ternyata Reza juga tidak ada di sana. Mencari ke kamar mandi, namun Maryam juga tidak menemukanya di sana.
"Oh.. Mungkin saja mas Reza diluar" gumam Maryam
Setelah mencari ke sekeliling rumah Maryam juga tidak menemukan keberadaan Reza
Maryam mendapati mobil Reza sudah tidak ada di sana, Dimana Reza sebelumnya memarkirkan mobilnya.
"Bi Minah" Ucap Maryam ketika menemukan Bi Minah sedang membersihkan Taman
"Iya Ning..." Jawab bi Minah.
"Bibi tau mas Reza kemana ?" Tanya Maryam kemudian
"Lho tadi Mas Reza buru-buru pergi sepertinya Ning, Bibi pikir Mas Reza sudah pamit sama Ning Maryam " Ucap Bi Minah
"Lhoo kemana perginya mas Reza ya, Kenapa Tidak pamitan" Gumam Maryam dalam hati
"Emm Ya sudah BI Minah, Maryam masuk dulu bi" Ucap Maryam seraya berlalu dari hadapan Asisten Rumah tangganya tersebut
"Ohya Bi Minah jangan lupa makan siang dulu yaa, Maryam masak beberapa makanan" Ucap Maryam sambil berlalu.
"Baik Ning, Terima kasih" Jawab bi Minah dengan sopan.
"Semoga mas Reza baik-baik saja, Atau mungkin dia pulang Kerumah kakek Amar?" Batin Maryam
"Atau aku Telpon saja yaa.. Astaga Maryam bukankah kau juga tidak Memiliki Nomor Handphone nya " Ucap Maryam seraya menepuk jidatnya.
Maryam dan Reza sebelumnya memang tidak pernah bertukar Nomor Handphone, Komunikasi Maryam pun hanya melalui kakek Amar saja.
"Kalau pun mas Reza pulang ke rumah kakek, butuh waktu dua jam untuk sampai di sana, Aku akan menghubungi Kakek nanti " Gumam Maryam
Tidak ingin berlarut memikirkan Reza Maryam bergegas menuju meja makan dan menyantap makanan yang sebelumnya dia buat.
Setelah menyelesaikan makan siangnya, Maryam bergegas masuk kedalam kamar dan membuka modul yang diberikan oleh dokter Tama sebelumnya.
Maryam mempelajari beberapa materi yang dia tinggalkan selama dua kali pertemuan perkuliahan dokter Tama sebelumnya.
Maryam merupakan Gadis yang sangat cerdas, tidak heran hanya beberapa kali membaca isi dari materi tersebut Maryam sudah dapat memahami.
Akhir-akhir ini memang perkuliahan Maryam sering diadakan daring, hanya beberapa kali melakukan perkuliahan tatap muka, ketika ada praktikum atau tugas penting saja.
Maryam melanjutkan membaca beberapa materi dan Memahami isi nya.
Tanpa terasa waktu menunjukan pukul 15.45 dan saat itu adzan Ashar telah berkumandang.
Maryam bergegas menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu, dan segera menunaikan Sholat ashar.
"Allahuakbar"
***
"Assalamualaikum warohmatullah... Assalamualaikum warohmatullah"
Setelah menyelesaikan Sholat Maryam Menengadahkan kedua tangannya, untuk memohon ampun serta keselamatan bagi dirinya, kedua orang tuanya, Suami, dan Saudara-saudaranya.
Setelah bersimpuh dan berkeluh kesah dengan Rabb nya, Maryam melanjutkan dengan membaca Mushaf Al-Qur'an miliknya.
Setelah dirasa cukup membaca beberapa ayat, Maryam melanjutkan dengan membaca dzikir, amalan yang biasa dia lakukan selepas melaksanakan sholat ashar
Beberapa saat kemudian Maryam telah selesai dengan segala Rutinitasnya dan bergegas membereskan semua peralatan sholat, melipat dan mengembalikan lagi ke tempat ya.
"Aku akan menghubungi Kakek nanti, Lebih baik sekarang aku bersiap-siap kerumah sakit" gumam Maryam
Maryam bergegas menyiapkan pakaian ganti untuk Ummi Maya dan Abi Hanif, Selanjutnya menyiapkan makanan untuk dibawanya ke rumah sakit.
Setelah menyiapkan semuanya dan mengemas seluruh barang bawaannya. Maryam bergegas untuk berangkat ke Rumah sakit.
***
"Assalamualaikum" Ucap Maryam seraya membuka pintu kamar perawatan Ummi Maya.
"Waalaikumsalam" Ucap Ummi dan Abi Hanif bersamaan
"Lho kamu sendiri nak?, Dimana Reza ?" Tanya Abi Hanif karena tidak mendapati Reza bersama dengan Maryam
"Ohh Sepertinya mas Reza sedang ada banyak kerjaan Abi, Siang tadi Mas Reza kembali ke kota" Jawab Maryam sekenanya.
"Emm..." Jawab Abi Hanif dengan anggukan kepal
"Abi Ummi... Ini Maryam bawakan makanan, mau Maryam siapkan sekarang ? " Tanya Maryam penuh semangat
"Boleh" Jawab Ummi Maya seketika
Setelah itu Maryam segera menyiapkan semua makanan yang telah dia bawa sebelumnya.
Melayani kedua orang tuanya dengan telaten. "Ummi mau Maryam Suapin?" tanya na Maryam
"Tidak Usah nak, Ummi bisa sendiri " Jawab ummi Maya
"Baiklah" Ucap Maryam lembut seraya menyerahkan piring berisi nasi dan lauk pauknya pada ummi maya.
Setelah beberapa saat keduanya telah menghabiskan makanan yang di siapkan oleh Maryam. Dan segera Maryam mengambil piring yang telah kosong.
"Abi Sepertinya malam ini Maryam saja yang menemani Ummi, Abi istirahatlah di rumah" Ucap Maryam lembut.
"Tidak usah nak, biar Abi saja yang menemani Ummi, karena besok Ummi sudah boleh pulang, Jadi supaya pagi-pagi esok Abi bisa segera mengurus Segala Administrasinya"
"Baiklah Abi kalau begitu" Jawab Maryam singkat.
"Oya Maryam, Apa Reza marah dengan kejadian pagi tadi ?" Ummi Maya pelan
Maryam tidak segera menjawab pertanyaan Umminya, dan memberikan seulas senyum manis di bibirnya.
"Tidak Ummi, Mas Reza tidak marah " Jawab Maryam berbohong.
Maryam sengaja berbohong untuk menjaga hati kedua orang tuanya agar tidak merasa sedih dan Menjaga Reza dari Aib rumah tangga mereka yang Tidak baik-baik saja.
Tidak mungkin bagi Maryam menceritakan Pertengkaran dan Percekcokan yang terjadi dalam rumah tangganya yang jelas-jelas merupakan sebuah aib yang harus di tutup.
Maryam sangat menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang istri adalah menjadi pakaian untuk suaminya. Hingga sebisa mungkin Maryam menutupi Aib rumah tangganya.
Meski merasa bersalah terhadap kedua orang tuanya Karena Telah membohongi mereka dengan berkata tidak jujur atau berdusta
Namun seketika Maryam teringat sebuah kisah ada zaman Rasulullah Saw. Dimana mengenai tiga perkara dusta yang di perbolehkan dalam Islam.
Pada zaman kekhali fahan Umar bin Khattab RA, ada seorang bernama Ibnu Abi Udzrah Ad Duali. Dia dikenal sering meng-khuluk istrinya. Maka, ramailah di kalangan masyarakat pembicaraan mengenai peristiwa yang tidak disukainya itu.
Kemudian Setelah mengetahui hal itu, ibnu Abi Udzrah menggandeng tangan Abdullah bin Arqam ke rumahnya. Kemudian, dia berkata kepada istrinya, "Saya mohon engkau bersaksi karena Allah, apakah engkau membenciku? Istrinya menjawab, "Tidak perlu engkau meminta saya bersaksi karena Allah." Ia berkata, "Sa ya minta engkau bersaksi karena Allah". Istrinya menjawab, "Ya. Saya bersaksi." Lalu, dia berkata kepada Ibnul Arqam, "Apakah engkau dengar?" Kemudian, keduanya pergi menghadap Umar RA. Ibnu Abi Udzrah berkata, "Anda mengatakan bahwa saya menganiaya istri saya dan meng-khulu-nya. Karena itu, tanyakanlah kepada ibnul Arqam. Lalu, Umar bertanya kepada ibnul Arqam dan Ibnul Arqam menceritakan kepada Umar peristiwa yang disaksikannya di atas.
Note: Meng-Khuluk / Khuluk
(Ulama Mazhab Syafil mendefinisikan khuluk dengan "perceraian antara suami istri dengan ganti rugi, baik dengan lafal talak maupun dengan lafal khuluk". Contohnya, suami mengatakan pada istrinya, "Saya talak engkau atau saya khuluk engkau dengan membayar ganti rugi kepada saya sebesar...," lalu istri menerimanya)
"Umar pun menyuruh memanggil istri Ibnu Abi Udzrah yang kemudian datang bersama bibinya. Umar bertanya, "Engkaukah yang mengatakan kepada suamimu bahwa engkau membencinya? Dia menjawab, "Sayalah orang yang pertama kali kembali kepada perintah Allah: Sesungguhnya dia meminta saya bersaksi karena Allah, tetapi saya merasa berkeberatan untuk berdusta. Maka, apakah boleh saya berdusta wahai Amirul Mukminin? Umar menjawab, "Boleh, berdustalah jika salah seorang dari kalian (kaum wanita) tidak suka kepada salah seorang dari kami (suami). Janganlah ia mengucapkan hal itu. Karena, sedikit sekali rumah tangga yang dibangun atas dasar cinta, tetapi manusia bergaul dengan berdasarkan ajaran Islam dan kemuliaan luhur."
Di dalam sebuah hadis disampaikan, kebohongan terhadap pasangan dibolehkan jika dilakukan pasangan suami dan istri. "Saya tidak pernah mendengar Rasulullah SAW memberi rukhsah (keringan an) untuk berdusta kecuali pada tiga per kara, yaitu: seseorang yang mengatakan suatu perkataan dalam rangka mendamaikan orang yang berselisih, orang yang mengatakan suatu perkataan (sebagai siasat) dalam peperangan, dan orang laki-laki mengatakan sesuatu terhadap istrinya dan istri terhadap suaminya."
" Sungguh Berdusta sebenarnya perbuatan yang tidak diperbolehkan Allah SWT karena termasuk tiga ciri orang munafik. Dalam satu hadis Abdullah bin Umar RA ber kata, Nabi SAW bersabda, ''Ada empat dosa sifat yang jika seseorang memperlihatkan semua cirinya, dia sepenuhnya orang munafik. Jika dia punya salah satu ciri, dia dianggap memiliki unsur-unsur seorang munafik. Ciri-ciri itu adalah berkhianat, berdusta, ingkar janji, dan melampaui batas jika ada perbedaan pendapat.'' (HR Bukhari).
"Selain itu Perbuatan dusta juga pasti tercatat oleh Allah SWT. Sehingga, tak seorang pun dapat lari dari konsekuensinya"
"Tiada suatu ucapan pun yang diucapkan, melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS Qaaf :18).
Dan Ancaman nyata dari orang yang gemar berdusta, yakni neraka. Karena, seseorang yang gemar mengungkapkan perkataan dusta, akan menyeretnya untuk melakukan perbuatan maksiat lain nya.
"Jauhilah oleh kalian perbuatan dusta. Sesungguhnya dusta itu mengantar kan ke jalan kemaksiatan dan sesungguh nya kemaksiatan itu menyeret ke dalam neraka." (HR Bukhari-Muslim).
Dusta juga bisa menyeret seseorang ke dalam dosa besar jika berbohong atas nama Allah dan Rasul-Nya atau sumpah palsu.
Mengingat hal itu Maryam sedikit merasa lega, Jika Pilihannya untuk menutup Rapat Aib rumah tangganya demi kebaikan bersama adalah sebuah kebaikan Meskipun tetap saja dusta tidak di perbolehkan.
Bersambung
Jangan Lupa dukungan Untuk Author ya Kakak, Supaya Author tetap semangat Berkarya dan membuat tulisan terbaik 🥰🙏