Mohon untuk tidak membaca novel ini saat bulan puasa, terutama disiang hari. Malam hari, silahkan mampir jika berkenan.
Season1
Nadira Safitri Kasim. Siswi Kelas XII yang terjebak pernikahan dini. Pertemuan yang tak disengaja dan faktor ekonomi sehingga ia harus menikah di usia yang terbilang muda. Namun pernikahan itu hanyalah sebatas kontrak, yang di mana ia akan menyandang status janda apabila kekasih suaminya telah kembali. Saat kekasih suaminya telah kembali, Nadira sudah terlanjur jatuh cinta pada suaminya.
Apakah Nadira akan menjadi janda di usia mudahnya?
Apakah mereka akan hidup bersama?
Season 2
Tidak semua orang memiliki kepintaran atau pemahaman yang cepat, dan hal itu terjadi pada Marsya. Marsya selalu dikatai bodoh oleh teman dan guru-gurunya.
Deva, saudara kembar Marsya meminta ayah dan ibunya untuk membawa Marsya ke Jerman. Seminggu sebelum kepergian Marsya, Marsya mendapat masalah hingga membuatnya terjebak dalam pernikahan dini.
Mari simak ceritnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asni J Kasim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal Tanpa Cinta. Episode 22
2 bulan kemudian
Nadira melihat kotak segi empat yang terbungkus kertas kado dengan pita berbentuk kupu-kupu di bagian atasnya. Dengan rasa penasaran, Nadira mengambil kotak bersegi empat tersebut lalu membukanya. Matanya terbelalak saat melihat isi kotak yang ia pegang.
"Ini pakaian apa?" tanya Nadira sembari memegang baju Lingeria.
"Coba kamu pakai" kata Rian sembari duduk di tepi ranjang.
Nadira berdiri menatap bayangannya di cermin. Pakaian kurang bahan yang kini ia kenakan, mampu memperlihatkan setiap inci lekuk tubuhnya. Rasa malu dan gugup menjadi satu, membuatnya berulang kali mengatur pernapasannya. Lalu berbalik menatap Pria sibuk dengan ponselnya.
"Sayang" panggil Nadira menatap suaminya dengan rambut yang diikat asal.
Rian menoleh ke arah suara. Terlihat Pria itu menelan salivanya. Tanpa sadar, juniornya telah mengeras. Semua Pria normal akan nafsu jika berada di posisi Rian. "Sexy" gumam Rian saat melihat lekuk tubuh istrinya yang sangat terlihat jelas. Rian beranjak menghampiri Nadira, membuat Nadira mundur ke belakang.
"Aa-apa yang mau Kakak lakukan?" tanya Nadira dengan gugup.
"Aku menginginkannya, Sayang" balas Rian lalu menghentikan langkahnya. Begitupun dengan Nadira.
Rian mendekat menghampiri istrinya yang kini berdiri bersandarkan meja rias. Lalu mencium bibir seksi sang istri. Nadira tak menolak ciuman itu, membuat Rian mengukir senyum lalu menarik pinggang istrinya dan kembali mencium bibir seksi sang istri. Lagi dan lagi Nadira tetap tidak memberontak, membuat Rian berinisiatif lalu memasukan tangannya ke dalam Lingeria yang dikenakan istrinya. Satu desahan berhasil keluar dari mulut Nadira saat tangan Rian bermain main di kedua gunung kembarnya.
Rian menatap istrinya yang kini memejamkan mata, menikmati setiap sentuhannya. Seulas senyum terukir di bibir seksinya lalu kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat terjeda. Rian menggendong istrinya membawanya ke tempat tidur. Lalu meluncurkan Lingeria yang mengganggu pemandannya.
"Sakii!!" pekik Nadira saat junior suaminya mencoba masuk memecah pertahan pertamanya.
"Kamu harus tahan, Sayang" kata Rian sambil mengecup bibir istrinya.
"Sayang, sakit !!!" teriak Nadira.
"Kamu tahan ya, lama kelamaan rasa sakitnya akan hilang" kata Rian sembari melanjutkan kegiatannya. Rasa sakit mulai berkurang hingga permainan mereka yang awalnya menyakitkan menjadi suatu kenikmatan.
Rian terbaring lemas di samping istrinya. Pria itu sangat bahagia bisa melakukannya dengan Nadira, wanita yang menjaga kehormatannya, untuk suaminya. "Terima kasih Sayang" ujar Rian lalu mencium kening istrinya. Di selimut yang menutupi tubuh mereka, terdapat bercak darah di sana.
-------
Pagi hari....
Nadira membuka matanya pelan-pelan. Ada sesuatu yang mendesak keluar sehingga ia harus ke kamar mandi. Nadira menggeser selimut dan hendak turun dari ranjang.
Brukkk..... Wanita itu terjatuh dan tubuhnya terasa remuk. Terlebih lagi dibagian bawah sana, terasa sangat sakit.
"Sayang kamu kanapa?" tanya Rian saat mendapati istrinya di lantai.
"Aku ingin ke toilet" balas Nadira sambil memegang perutnya.
Rian tersenyum lalu menggendong istrinya, membawanya masuk ke dalam kamar mandi.
"Jangan malu Sayang. Aku sudah melihatnya bahkan..."
"Stoop!!!" teriak Nadira. Pipinya terlihat merah seketika.
Usai berkemih, Nadira kembali memanggil suaminya. Beberapa detik setelahnya, Rian kembali masuk. Lalu memboyong istrinya ke bathtub yang sudah terisi air. Satu lenguhan kembali ke luar dari mulut seksi Nadira saat tangan suaminya kembali menjelajah.
"Kamu mau ya" goda Rian.
"Tidak, aku tidak mau!" ketus Nadira.
Rian menatap istrinya dan kembali melanjutkan kegiatan semalam. Tangan yang tidak bisa berhenti kembali menjelajah. Lenguhan demi lenguhan kembali ke luar dari mulut keduanya.
Malam dan pagi menjadi panjang, tanpa mereka sadari waktu sudah menunjukan pukul 9:00 AM, namun Rian masih dengan nafsu birahinya.
"Sayang, aku lapar" keluh Nadira di sela-sela kegiatan panas mereka. Wanita itu terlihat lemas karena ulah suaminya.
Rian menghentikan kegiatannya. Lalu membilas tubuh istrinya dan juga tubuhnya. Setelah selesai, keduanya mengenakan jubah mandi lalu keluar dan bersiap-siap. Setelah bersiap-siap, keduanya bergegas turun ke dapur.
"Sekarang kamu duduk di sini biar aku yang memasak" kata Rian mempersilahkan istrinya duduk di kursi.
Rian mengenakan apron lalu mengambil pisau, kemudian memotong tomat yang sudah dicuci.
Mengambil daging dan telur serta roti tawar.
Beberapa puluh menit setelahnya, menu sarapan pagi telah matang.
"Coba kamu cicipi!" kata Rian menyodorkan manu yang ia masak
"Enak" kata Nadira dengan senyum.
"Ayo makan" ajak Rian lalu duduk di samping istrinya.
Usai sarapan pagi, Rian mengangkat piring kotor lalu membawanya ke dapur dan tak lupa mencucinya. Kemudian bergegas menghampiri istrinya di ruang keluarga.
"Honey" panggil Rian mengambil tempat di samping istrinya, lalu merebahkan tubuhnya dengan berbantalkan paha sang istri
Nadira tersenyum lalu mengelur kepala suaminya. "Sayang, sejak kapan kamu menyukaiku?" tanya Nadira.
"Sejak awal pertemuan kita" balas Rian.
"Apa? jadi kamu membuat perjanjian itu hanya alasan saja!" seru Nadira dengan geram.
"Hahahaha, kamu mulai pintar" kata Rian menertawakan istrinya.
"Sayang, terima kasih karena kamu telah membawaku pergi. Membebaskanku dari amukan ayahku" ungkap Nadira dengan mata yang kini mulai berkaca-kaca.
"Aku yang seharusnya berterima kasih padamu. Terima kasih karena kamu mau menikah denganku" kata Rian sembari menyeka air mata istrinya.
"Tunggu di sini. Aku ke kamar dulu, mau ambil leptop" ujar Rian.
Rian bergegas menaiki anak tangga. Lekukan senyum terus menerus terlihat di wajah tampannya. Kebahagiaan yang menghampiri, membuatnya semakin bahagia dan tidak bisa melupakan momen yang sangat luarbiasa baginya.
"Honey. Apa kamu mau ikut aku ke Prancis? Aku ada urusan bisnis di sana" tanya Rian saat duduk di samping istrinya.
"Apa aku tidak salah dengar?" tanya Nadira menoleh menatap suaminya, dan mengabaikan filem favoritenya yaitu Tomy dan Jery.
"Kamu tidak salah dengar" balas Rian sembari menatap layar leptopnya.
"Aku mau, Sayang!" ujar Nadira bersemangat. "Tapi--" ucapnya terpotong saat mendengar ada ketukan pintu dari luar.
Rian beranjak dari sofa menuju pintu utama, kemudian membukanya. Lalu mempersilahkan Kania dan Dimas untuk masuk. Dimas dan Kania berjalan masuk menghampiri Nadira di ruang keluarga.
"Kania, Dimas, apa tujuan kalian ke sini?" tanya Rian saat mereka di ruang tamu.
"Kami ke sini hanya ingin membawa ini" balas Dimas sembari menyerahkan brosur untuk mendaftaran ke perguruan tinggi.
"Kenapa datangnya bersamaan?" tanya Nadira menyelidik.
"Aa-aku dan Dimas rindu padamu, jadi kami sepakat datang berdua" balas Kania tersenyum lebar.
Modus Lu Yan