Genre : TimeTravel, Action, Adventure
Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.
Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.
"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 21 : Memberhentikan Kepala Sekolah
Kabar mengenai pertarungan Mo Lian di depan gerbang SMA 2 Chengdu telah tersebar hingga ke sekolahnya dan SMA 3 Chengdu yang letaknya tidak berjauhan.
Bahkan ada pula yang secara diam-diam merekam video pertarungannya, karena itulah banyak sekali percakapan antara para siswa saat melihat kedatangan Mo Lian.
Beberapa orang yang sebelumnya merendahkan Mo Lian memilih untuk diam dan pergi menjauh saat bertemu dengannya, bagaimanapun pertarungan Mo Lian sangat tidak masuk akal dapat mengalahkan belasan orang. Terlebih lagi orang-orang itu berasal dari Keluarga Fang.
Kehidupan Mo Fefei di sekolah juga telah berubah. Saat kedatangannya, tak ada lagi percakapan yang mengatakan bahwa dirinya seorang penggoda miskin, maupun gadis simpanan Sugar Daddy.
Pria populer yang berada di sekolahnya juga tak lagi menggoda Mo Fefei, sifat mereka semua di sekolah telah berubah, bahkan sampai-sampai memberikannya beberapa hadiah, dengan harap dapat mengenal Mo Lian.
***
Saat ini Mo Lian sedang memandang papan tulis di kelas seperti biasanya, di dalam kelas ia juga tak luput dari perhatian semua orang. Namun ia hanya diam dan mengabaikan semua itu, sampai terdengar suara dari speaker yang menempel di dinding atas papan tulis.
"Kepada siswa bernama Mo Lian! Harap datang ke ruang Kepala Sekolah!"
Mo Lian mendongakkan kepalanya dengan sebelah alis terangkat, ia berdiri seraya membanting kedua tangan di atas meja dengan pelan, kemudian berjalan menuju pintu keluar.
Seringai licik dapat terlihat menghiasi seluruh wajah para siswa yang mendengar itu, mereka semua sangat yakin apabila Mo Lian akan dikeluarkan dari sekolah, karena telah melakukan tindak kekerasan, terlebih lagi melawan salah satu dari Tuan Muda di Kota Chengdu, Fang Tian.
Mo Lian berjalan melewati lorong sekolah tanpa menghiraukan tatapan siswa dari balik jendela, hingga beberapa menit kemudian ia telah tiba di depan pintu dari ruangan Kepala Sekolah. Ia mengetuk pintu beberapa kali, setelah diberikan izin, barulah ia membuka pintu.
Terlihat di balik meja Kepala Sekolah, terduduk pria paruh baya yang memiliki postur tubuh pendek, berbadan besar buncit, kepala botak setengah, tahi lalat besar di pipi sebelah kanan dengan ditumbuhi bulu halus. Berpakaian kemeja berwarna coklat, dengan jas hitam kekecilan yang tidak dapat menyembunyikan perut buncitnya.
Orang di depan Mo Lian adalah Zu Guangming, Kepala Sekolah SMA 1 Chengdu. Salah satu orang yang sangat dibenci oleh Mo Lian, dikehidupan sebelumnya, ia melihat jelas sifat asli dari pria kurang ajar yang mengatasnamakan Kepala Sekolah.
Zu Guangming merupakan orang suruhan dari Keluarga Long. Karena itulah saat Long Bing mem-bully-nya, Kepala Sekolah hanya tetap diam dan tak menghiraukan keluhannya terhadap Long Bing. Untuk masalah hari ini, Mo Lian menebak bahwa orang di depannya telah disuruh oleh Long Bing untuk mengeluarkannya dari sekolah, atas perintah dari Fang Tian, bagaimanapun mereka berdua adalah teman baik.
"Mo Lian! Kau melakukan tindak kekerasan, melakukan perkelahian yang membuat resah di lingkungan masyarakat umum. Karena itu kau dikeluarkan dari sekolah!" Zu Guangming berteriak seraya mengacungkan jari telunjuknya pada Mo Lian.
Mo Lian mengerutkan keningnya, dugaannya ternyata benar. Tapi karena inilah ia telah melakukan persiapan sebelum berangkat ke sekolah, tidak, lebih tepatnya saat ia pulang dari menjemput adiknya semalam.
Dengan kedua tangan di masukkan ke dalam kantung celananya, Mo Lian mendengus dingin menatap Zu Guangming. "Lalu ke mana kau saat aku dirundung oleh Long Bing serta siswa lainnya? Mengapa kau hanya diam seperti tidak pernah terjadi apapun?" tanyanya dengan nada kesal.
Urat kesal terlihat di dahi Zu Guangming, lehernya mengeras, ia membanting kedua tangannya di atas meja dengan keras. "Kau! Diam! Jangan menyela pembicaraan seorang Kepala Sekolah!"
"Kepala Sekolah? Heh ... masih berani menyebut dirimu sebagai Kepala Sekolah? Padahal dibelakang layar kau menggelapkan uang sekolah, yang harusnya sebagai biaya festival dan beberapa kebutuhan lainnya, namun malah digunakan untuk bersenang-senang dengan wanita muda."
Informasi ini seharusnya terkuak ke masyarakat umum pada tahun 2022. SMA 1 Chengdu mengalami kerugian lebih dari 20.000.000 Yuan, karena Zu Guangming sudah menggelapkan dana dari dua tahun yang lalu. Sungguh nominal yang sangat-sangat besar.
20.000.000 Yuan \= Rp.44.040.000.000,00
Benar saja, wajah Zu Guangming mengeras dan menghitam, tubuhnya mematung dengan keringat dingin mengalir di wajahnya saat mendengar perkataan yang keluar dari mulut Mo Lian.
"Kau! Jangan menuduhku tanpa adanya bukti! Kau bisa saja ku laporkan ke kepolisian atas pencemaran nama baik!" Zu Guangming kembali mengacungkan jari telunjuknya ke arah Mo Lian.
Mo Lian menaikkan sudut bibirnya, ia merogoh kantung celananya dan mengambil telepon genggamnya, kemudian menghubungi nomor yang berada didaftar kontak.
"Halo ..."
"Antarkan semua buktinya ke ruang Kepala Sekolah."
"Baik, Tuan."
Sehari sebelumnya Mo Lian telah meminta pada Lee Dong untuk mengecek pengeluaran keuangan di SMA 1 Chengdu, dan dalam kurung waktu tidak lebih dari lima jam, informasi seluruh pengeluaran keuangan telah dicatat keseluruhan.
Seringai lebar terlihat menghiasi wajah Zu Guangming, ia mendengus dingin kemudian membalas perkataan Mo Lian, "Berlagak hebat di hadapanku? Kau hanyalah siswa yang miskin, bahkan untuk membayar uang sekolah saja kau tidak mampu!"
Mo Lian hanya diam dengan senyum tipis menghiasi wajah tampannya, ia berdiri di tempatnya berpijak tanpa bergerak sedikitpun dengan mata terpejam, hingga beberapa menit kemudian pintu terbuka lebar secara tiba-tiba.
Dari balik pintu, masuk beberapa pria paruh baya, orang-orang sangat dikenalnya. Mereka adalah Qin Zhang, Qin Tian, Lee Dong, dan beberapa pengawal dari Keluarga Qin.
Dengan tergesa-gesa Zu Guangming beranjak dari tempatnya berdiri, ia berjalan menghampiri orang-orang itu dengan badan sedikit membungkuk seraya mengusap kedua tangannya satu sama lain.
"Tuan Qin, ada keperluan apa Anda kemari?" tanyanya dengan nada sopan. Zu Guangming melirik ke arah Mo Lian, kemudian tersenyum licik. "Tuan Qin, dia adalah Mo Lian. Pengacau yang melakukan tindak kekerasan di depan masyarakat umum," lanjutnya kembali seraya menunjuk jarinya pada Mo Lian.
Lee Dong maju beberapa langkah ke depan, ia berhenti di hadapan Zu Guangming. Dengan ayunan kecil dari tangannya, gigi Zu Guangming terlepas karena terkena tamparan keras dari Lee Dong.
Zu Guangming tersungkur dengan memegangi pipinya yang merah, terlihat darah segar mengalir dari kedua lubang hidungnya dan sudut bibirnya sebelah kiri. Ia mendongakkan kepalanya menatap wajah Lee Dong. "Tuan, ada apa ini? Mengapa bawahan Anda menamparku," tanyanya masih dengan posisi tersungkur.
Lee Dong hanya diam tanpa menjawab, ia membuka amplop berwarna cokelat kekuningan yang dibawahnya dengan tangan kiri. Kemudian mengeluarkan beberapa puluh lembar kertas berwarna putih, lalu melemparkannya ke wajah Zu Guangming dengan keras.
Zu Guangming terpaku tidak dapat merespon apa yang terjadi, setelah beberapa detik, ia tersadar dari lamunannya karena merasakan tatapan dingin dari Qin Zhang. Akhirnya ia pun melihat beberapa kertas yang berhamburan di depannya, ia membacanya satu persatu.
Setelah selesai membaca, tubuhnya bergetar dengan keringan dingin membasahi seluruh wajahnya, ia menatap kosong tak percaya dengan apa yang tertulis di kertas laporan. Bagaimana mungkin?
"Zu Guangming. Hari ini kau diberhentikan dari jabatan mu sebagai Kepala Sekolah, kemudian kau harus menanggung apa yang telah kau tabur." Qin Zhang menatap tajam wajah Zu Guangming, kemudian berjalan melewatinya.
"Terimakasih, Master. Jika bukan karena Master, aku tidak akan tahu jika ada sampah yang berada di sekolah ini." Qin Zhang sedikit membungkukkan badannya dengan menangkupkan kedua tangan mengarah pada Mo Lian.
Mendengar itu, Zu Guangming hanya mematung dengan wajah hitam tak percaya, dan lengan menggantung lemas menyentuh lantai. Ia merasa menyesal karena mengikuti perintah dari Long Bing untuk mengeluarkan Mo Lian dari sekolah, yang mana malah membuatnya menggali kuburannya sendiri.
Mo Lian berjalan melewati Qin Zhang, kemudian berhenti saat ia berdiri di sebelahnya. "Tidak perlu berterimakasih. Ngomong-ngomong, aku akan berkunjung ke rumahmu saat pulang nanti," ucapnya menyentuh pundak Qin Zhang.
Mo Lian berencana datang ke Mansion Keluarga Qin untuk menanyakan perihal Pasukan Taring Naga, bagaimanapun ia sangat ingin mengetahui hal ini, kemudian melakukan persiapan yang matang jika mereka datang untuk meminta pertanggungjawaban kepadanya karena melukai anggota mereka.
"Baik, Master!" Qin Zhang memberikan penghormatan pada Mo Lian, diikuti oleh lainnya sampai Mo Lian menghilang dari pandangan mereka.
Qin Zhang menegakkan tubuhnya, ia berjalan menuju pintu keluar. "Kalian bawa dia ke kantor Polisi," ucapnya tanpa menoleh.
"Baik, Tuan!"
...
***
*Bersambung...