kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 7.Luar Biasa Indahnya.
'Sruuugh.....!!
Rama tiba-tiba berdiri dari atas ranjangnya.
"Ehh....? Mau kemana?" tanya Ana kaget melihat Rama yang tiba-tiba berdiri dari ranjangnya.
"Ambil kaos ganti, kena itu kaos ku." balas Rama, sambil memperlihatkan sedikit cairan putih kental yang mengenai kaosnya.
"Ooohh... Oke. Taruh aja di ember, nanti aku cuci in. " balas Ana.
'Swuuuush'! Rama sambil berlagak layaknya melempar bola basket. Melemparkan kaosnya ke ember di dekat pintu kamar mandi.
'Bummm'!
"Alah banyak gaya tapi meleset. Hahahaha. " ucap Ana sambil tertawa ringan.
"Ya, sorry. Namanya juga masih belajar.Tapi kan gak meleset kalo di masukin ke punyamu. Hahaha. " balas Rama juga sambil tertawa ringan.
Rama kemudian berjalan ke arah lemari besar yang ada di ruangan ini.Berniat untuk mengambil pakaian ganti yang sebagian di titipkan di lemari Ana.
Dan saat itu lah, Ana baru sadar dan teringat....
"Ehh.. Be... Bentar. " Teriak Ana langsung spontan panik saat Rama hendak membuka lemari itu. Dimana saat ini masih ada Andika yang bersembunyi di dalam lemari itu.
Andika yang melihat Rama dari celah kecil lemari itu akan membuka lemarinya, membuat ia juga sangat panik.Mengetahui kalau semua yang di lakukannya selama ini bersembunyi akan menjadi sia-sia.
'Kreeek..... '!!
Sedikit demi sedikit pintu lemari itu mulai akan di bukanya. Lalu.....
"Bentar." Teriak Ana yang langsung berlari ke arah Rama.
"Hah.Ngapain lu, An?" tanya Rama yang kebingungan dengan sikap Ana barusan. Yang tiba-tiba berlari ke hadapannya masih tanpa mengenakan sehelai kain pun di tubuhnya.
"A... Anu. Aku ba.. Barusan beli pakaian aneh, ja, jadi aku nggak mau kamu melihatnya.Aku ambilkan ya." balas Ana dengan kepanikannya.
"Hmm... Malah jadi penasaran aku. Tapi ya udah deh."balas Rama dengan senyuman tipis.
Rama pun akhirnya kembali berjalan ke ranjang Ana karena baju gantinya akan di ambilkan Ana.
Secara perlahan Ana membuka pintu lemari itu. Melihat sosok Andika yang masih bersembunyi di dalamnya tertutupi pakaian Ana yang tergantung di sana.
Ana nampak mengedipkan salah satu matanya ke arah tempat Andika bersembunyi, dan mengarahkan jari telunjuknya tepat di bibir Andika.Mengisyaratkan kepada Andika untuk tetap tenang dan diam saja.
Tapi di sisi lain, Andika hanya bisa diam dengan mata terpana dan terbelalak.
Untuk pertama kalinya Andika melihat tubuh seorang wanita tanpa tertutupi sehelai kain pun.
Kulit putih mulus yang dimiliki oleh Ana itu benar-benar sangat menggoda. Dalam pikirannya, Andika bertanya-tanya, akan sehalus apa jika ia menyentuh kulit putih mulus milik Ana itu.
Begitu pula dengan dadanya yang terlihat cukup besar dan kencang. Akan terlihat kenyal jika ia menyentuhnya. Dan di tambah lagi bagian bawahnya yang tertutupi apapun itu juga memancing perhatian Andika untuk melihat pemandangan sempurna yang baru pertama kalinya ia lihat.
Meskipun Nova sangatlah cantik, bahkan termasuk primadona di SMA-nya dulu, tapi kecantikan dengan gabungan "aura seksi" Ana ini benar-benar pemandangan yang sangat sempurna.
"Yang item apa yang putih?"tanya Ana tiba-tiba mengangkat kedua tangannya ke atas untuk meraih kaos yang dia letakkan di bagian atas lemari itu.
Pikiran Andika semakin terbang ketika melihat Ana mengangkat kedua tangannya. Semakin memperlihatkan keseksian yang dimilikinya.
'Gleeek....!! Gleeeek....!!
Andika hanya bisa menelan ludah sambil terus tetap memandangi tubuh Ana yang tak tertutupi sehelai kain pun itu,dan sangat menggoda pikirannya.
"Hmmm.. Item aja deh!!" balas Rama yang kembali berbaring di atas ranjang Ana. Tanpa menyadari bahwa saat ini ada seorang cowok yang tengah memandangi tubuh pacar yang disayanginya itu. Mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, Andika melihat semua keindahan dari tubuh Ana.
Tak ada hal lain yang bisa menggambarkan pengalaman pertama Andika saat ini. Pengalaman pertamanya untuk melihat tubuh seorang gadis tanpa tertutupi sehelai kain pun.
Padahal di sekitar halamannya ia tinggal dulu, ia selalu berusaha untuk menjalin sebuah hubungan yang sehat bersama dengan Nova. Berjanji untuk tidak melakukan hal-hal "nakal" sebelum ia menikah.
Tapi sekarang....
"Nih!" ucap Ana sambil melemparkan kaos hitam itu ke arah ranjangnya, di mana Rama sedang berbaring itu. Kemudian menutup kembali pintu lemarinya secara perlahan. Dan tetap menyembunyikan Andika yang masih terdiam di dalamnya.
Dari celah tipis yang ada diantara pintu lemari itu, Andika masih bisa melihat sosok Ana yang kembali berjalan secara perlahan menuju ranjangnya. Dan penampilannya pun tak kalah indah jika di lihat dari belakang.
"Buruan pulang sana!! Aku mau ngerjain tugas nih!!"Ucap Ana setelah kembali dan melompat ke atas ranjangnya.
" Eh... Baru keluar dua kali aku."balas Rama sambil bercanda.
"Halah.. Biasanya keluar sekali juga udah lemes kan? Tuh dedeknya juga udah lemes banget." ucap Ana sambil menunjuk ke arah batang Rama yang sudah mulai mengecil dan lemes itu.
"Hahaha, iya deh. Sini cium dulu."
"Cuuupp."
"Love you, An. " ucap Rama sebelum pulang.
"Love you too. "balas Ana dengan senyuman manis di wajahnya.
Segera setelah mengenakan kaos, Rama segera mengemasi barang-barang miliknya lalu berjalan pergi. Meninggalkan kamar kos Ana.
" Hah..!"keluh Ana kesal setelah harus menuruti kemauan pacarnya itu.
Tak lama setelah itu, Ana kemudian langsung mengenakan hoodie yang ia letakkan di kursi dan tanpa mengenakan pakaian dalam.
Penampilan Ana yang mengenakan hoodie longgar itu justru membuatnya menjadi semakin imut. Apalagi hoodie-nya berbentuk kelinci dengan warna putih bersih, permukaan yang halus serta telinga kelinci panjang di bagian tudungnya. Yang kini berdiri tegak saat ditariknya untuk menutupi kepalanya.
'Ckleek!!
Suara Ana mengunci pintu kamar kosnya setelah Rama pergi meninggalkan kamar kosnya.
Setelah mengunci pintu kamar kosnya, kini Ana mulai berjalan ke arah lemari pakaiannya. Dan membuka pintu itu secara perlahan.
"Sorry ya, Dik. Jadi ngerepotin kamu banget aku."ucap Ana mempersilahkan teman sekamarnya itu untuk keluar dari persembunyiannya.
" A.. Aku juga minta maaf.... Tadi nggak sengaja lihat kamu."balas Andika jadi sedikit canggung dengan wajah yang memerah.
"Nggak apa-apa. Anggap saja sebagai bonus karena udah bantu aku."balas Ana yang kini duduk di samping ranjangnya dan meraih ponselnya.
Dalam hatinya, Ana sendiri masih belum puas selama permainannya dengan Rama tadi.
Wajar saja kalau Ana merasa belum puas karena hanya dalam hitungan beberapa menit ia bermain dengan Rama. Rama malah udah keluar dan selesai. Membiarkan dirinya yang masih dalam posisi terangsang dengan bagian bawahnya yang sudah basah.
Namun Ana yang sudah terbiasa dengan permainan Rama, kini hanya bisa melanjutkannya sendiri dengan tangannya, walaupun sebenarnya keadaan sekarang sudah berbeda dengan dulu sebelum ada Andika teman sekamarnya sekarang.
Namun ia tidak mau memberikan kesan yang negatif kepada Andika terhadapnya. Walaupun sebenarnya mau.
,...........
Bersambung....
Semangat yahhh