“Baik, kalau begitu kamu bisa bersiap untuk menyambut kematian mama! Mama lebih baik mati!” Ujar Yuni mencari sesuatu yang tajam untuk mengiris urat nadinya.
Alika tidak percaya dengan apa yang di lakukan Yuni, sebegitu inginnya Yuni agar Alika mengantikkan kakaknya sehingga Yuni menjadikan nyawanya sebagai ancaman agar Alika setuju.
Tanpa sadar air bening dari mata indah itu jatuh menetes bersama luka yang di deritanya akibat Yuni, ibu kandung yang pilih kasih.
Pria itu kini berdiri tepat di depannya.
“Kamu siapa?” Tanya Alika. Dia menebak, jika pria itu bukanlah suaminya karena pria itu terlihat sangat normal, tidak cacat sedikitpun.
Mendengar pertanyaan Alika membuat pria itu mengernyitkan alisnya.
“Kamu tidak tahu siapa aku?” Tanya pria itu menatap Alika dengan sorot mata yang tajam. Dan langsung di jawab Alika dengan gelengan kepala.
Bagaimana mungkin dia mengenal pria itu jika ini adalah pertama-kalinya melihatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 22
Alika duduk di ruang keluarga dengan wajah sedih, menatap layar televisi dengan pikiran jauh berkelana, karena Daniel masih saja bersikap dingin padanya.
Namun acara yang sedang terputar di televisi membuat Alika tersadar. Ada Helen di sana, dia ada di sebuah acara.
Acara yang mengundang orang-orang yang sedang viral atau pun sedang naik daun.
“Aku melihat video yang ada di sosial media dan kisah kamu itu begitu viral, kamu juga menarik begitu banyak simpatik dari para pengguna media sosial. Apa tanggapan kamu tentang itu?” Tanya presenter pada Helen.
“Aku berterima kasih pada mereka semua, aku sangat senang karena mereka selalu menyemangati ku.” Ujar Helen menjawab dengan memasang wajah polos bak perempuan berhati malaikat.
“Pertanyaan terakhir yang ingin ku tanyakan, dan pastinya penonton juga ingin tahu. Saat ini bagaimana hubunganmu dengan adikmu itu? Apa baik atau kalian sudah tidak saling sapa lagi?”
“Aku dan dia baik-baik saja, karena walau bagaimana pun dia adalah adikku. Dan, aku menyayanginya meskipun dia sudah mengambil tunanganku.” Ujar Helen.
“Kamu baik sekali ya sebagai kakak, kalau aku yang punya adik seperti itu, sudah ku jambak rambutnya sampai botak.” Kata presenter di selangi suara tawa renyah.
Helen memang ratunya sandiwara untuk menarik simpatik dari orang-orang. Membuat Alika menjadi muak.
“Bukankah dia itu kakakmu?” Tanya Brian pada Alika, entah sejak kapan dia sudah ada di sana.
“Kenapa kamu di sini?”
Kenapa di saat seperti ini dia harus melihat Brian? Alika merasa semangatnya benar-benar sudah hilang.
Tadi, Daniel bersikap dingin padanya, lalu dia harus menyaksikan lagi sandiwara Helen yang sok baik, sekarang malah dia bertemu dengan Brian, adik ipar yang beberapa hari ini sengaja dia hindari.
Huuhh...
Alika menghela nafas lesu. Salahnya sendiri kenapa dia malah duduk di ruang keluarga menyaksikan televisi. Seharusnya tadi dia langsung ke kamarnya saja.
"Kenapa kamu di sini?" Ulang Alika karena pertanyaannya tadi tidak di jawab oleh Brian.
"Kakak ipar apa kamu lupa ini rumah siapa?"
Sepertinya Alika salah melempar pertanyaan.
"Apa perempuan yang sedang viral karena menceritakan kisahnya di media sosial itu adalah kakakmu?" Brian berpura-pura tidak tahu.
"Iya." Jawab Alika pendek.
"Apa benar seperti yang dia katakan, jika Daniel itu adalah tunangannya dan kamu memintanya melepaskan Daniel untukmu?" Selidik Brian.
Brian ingin mendengar langsung dari mulut Alika kebenarannya. Brian memang tahu jika Alika bukanlah anak perempuan yang di jodohkan dengannya. Tapi, Brian ingin memastikan apakah yang Helen katakan itu benar, ataukah Helen sedang menjebak Alika agar di benci oleh orang-orang.
"Apa kamu akan percaya jika aku bilang, apa yang di katakan kak Helen semua itu bohong?" Tatap Alika.
"Ya, aku akan percaya padamu kakak ipar. Kalau kamu bilang tidak, aku kan percaya padamu." Balas Brian menatap dalam-dalam mata sendu Alika.
tatapan keduanya saling beradu, atmosfir yang pernah di rasakan kini kembali lagi.
"huuaaah. Aku tiba-tiba mengantuk. Aku naik ke atas dulu ya."
Alika menghindar, dia tidak ingin kejadian dia di cium oleh Brian terulang lagi. Apalagi, saat ini Daniel berada di rumah. Sebisa mungkin dia harus benar-benar menghindari Brian.
Brian tersenyum kecil melihat Alika yang salah tingkah. Wajahnya dengan kacamata bulat tebal itu sungguh lucu sekali di mata Brian.
Alika menutup pintu kamarnya lalu menyandar pada pintu, jantungnya ternyata tak bisa diajak kompromi. Jantungnya berdetak dengan sangat kencang, bisa-bisa Brian membuat dia terkena serangan jantung jika dia dan Brian terus berada di situasi menegangkan seperti itu.
trus tidak helen yg terkejut akan fakta ttg daniel