Leon salah satu pewaris perusahaan terbesar di Eropa. Bertemu dengan Pamela gadis sederhana yang berkerja sebagai pelayan bar. Leon menikahi Pamela karena ingin membuat mantan kekasihnya cemburu akibat meninggalkannya pergi bersama seorang pengusaha muda pesaingnya. Pamela menerima tawaran yang diberikan oleh Leon, ia pun memanfaatkan situasi untuk menukarnya dengan uang yang akan digunakan sebagai biaya pengobatan neneknya.
Sejak awal menikah Pamela tidak pernah mendapat simpatik, kasih sayang bahkan cinta dari Leon. Pria itu pergi pagi dan pulang malam hari, Leon hanya menjadikannya wanita pelampiasan. Pamela yang memang memiliki perasaan pada Leon memilih bertahan di satu sisi ia memerlukan uang Leon untuk pengobatan neneknya, batin serta raganya kerap menangis di saat suaminya tidak ada di rumah
Simak kelanjutannya dalam Novel
Penyesalan Suami : Forgive Me My Wife
Selamat Membaca
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maciba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22 - Hotel
BAB 22
Sore ini Leon telah rapi menggunakan pakaian kasualnya namun tetap tampan dan tak merubah apapun, ia menggunakan jam tangan mahal melingkar di pergelangan tangannya. Leon melangkah menaiki lantai 2, dibukanya pintu kamar Pamela, seketika wanita di dalamnya menoleh.
“Tuan? Apa anda membutuhkan sesuatu?”
Leon tidak menjawab, melainkan terus melangkah mendekati wanitanya. Meraup kedua pipi Pamela dan menyesap bibir ranum candunya, lembut namun tak menuntut apapun.
Pamela hanya diam saja, sungguh ia tidak mengerti apa yang Leon inginkan, pria ini selalu membuatnya bingung.
“Kau tetaplah di rumah, ingat Pamela jangan sekali-kali membantahku”, ucap Leon pelan.
“Iya tuan, lagipula saya mau kemana dalam keadaan sakit seperti ini”, sahut Pamela.
“Aku akan keluar dan kau jangan melewatkan waktu makan malam mu, habiskan, jika sampai aku menerima laporan kau menolak makan malam, lihat saja apa yang akan aku lakukan”, tegas Leon.
Pamela menelan saliva dan memundurkan tubuhnya di atas ranjang, “Iya tuan, aku mengerti. Anda mau pergi kemana? Kenapa tidak seperti biasanya? Apa pertemuan bisnisnya santai?”, tanya Pamela.
“Terlalu banyak tanya”, Leon melangkah keluar dan sebelum menutup pintu ia mengatakan sesuatu, “Aku pergi bersama kekasihku, jadi jangan coba-coba kabur dari penthouse”.
“I-iya tuan”, Pamela memegang dadanya yang begitu ngilu mendengar Leon pergi bersama kekasihnya itu artinya dengan Megan bukan?.
Setelah merasa tersentuh akan suaminya pagi ini karena Leon begitu perhatian dan membatalkan agenda rapat hanya untuk menjaganya, kini ia menerima kenyataan jika Leon pergi berkencan.
“Kemana mereka pergi?”, gumam Pamela, rasanya ingin sekali menarik tangan Leon agar tidak pergi menemui wanita masa lalunya namun ia berhak apa dalam mengatur hidup suaminya?.
Pamela pun hanya duduk diam memandangi pemandangan Kota Madrid dari balik kaca kamarnya, hari yang berubah senja semakin indah di pandang dengan lampu yang mulai menyala.
**
D sebuah restoran sederhana namun dengan tatanan interior menarik dan memanjakan mata, dua orang saling duduk berhadapan. Setelah mendapat pesan bahwa kekasihnya ini mencarinya, Leon memutuskan mengajak Megan makan malam di restoran tempat keduanya selalu menghabiskan waktu.
“Kamu kenapa, hem?”, tanya Leon yang melihat Megan tidak berselera. “Apa menyesal bertemu dengan ku?”.
“Hah, menjawab iya pun percuma. Malah semakin susah mendapatkannya. Kenapa dia membawaku ke tempat seperti ini? Banyak restoran mewah tapi hah sudahlah”, batin Megan mengeluh, karena ia telah mengenakan gaun terbaiknya untuk acara dinner namun sepertinya salah kostum.
Megan pikir dengan Leon membawanya makan malam akan ada acara romantis tapi sama sekali tak ada, pria ini malah lebih dingin dari sebelumnya.
“Suka, tentu saja aku suka. Asalkan bersamamu, apapun itu”, jawab Megan berat hati.
“Kamu terlihat cantik malam ini Megan”, pandangan Leon lurus pada wajah wanitanya.
“Benarkah?”, tanya Megan dengan mata berbinar. “Semoga ini pertanda baik, ayo Leon ajak aku menikah”, batin Megan tak peduli padahal ia telah bertunangan dengan Dylan.
“Ummmm, Leon apa kamu tidak berniat membawaku ke jenjang yang lebih serius?”, tanya Megan begitu hati-hati dan lembut, tidak mau membuat tambang emas di hadapannya tertutup lalu menjauh.
“Tentu saja ada”, Leon menyeringai tipis.
“Benarkah?, aku akan menanti hari itu datang”, ucap Megan lalu memegang tangan Leon di atas meja.
Keduanya menikmati makan malam ditemani alunan musik, dan sepanjang makan Leon selalu memperhatikan wanitanya, menghapus noda makanan pada bibir Megan dan menggenggam tangan mulus, lentik kekasihnya.
“Leon aku mencintaimu”, ucap Megan ketika Leon memasangkan jaket di tubuhnya.
“Terima kasih Leon”, mengecup sekilas bibir Leonard.
Mereka segera meninggalkan restoran, sebenarnya Leon tidak nyaman berada ditempat umum bisa saja wartawan tiba-tiba menjadikannya bahan gosip karena dekat dnegan seorang model terkenal yang juga tunangan dari pria terkaya nomor 3.
Dalam mobil, Leon membantu kekasihnya memasang sabuk pengaman, namun Megan lebih dulu menahan kepala kekasihnya itu dan melabuhkan ciuman panas di bibir Leon. Nalurinya sebagai pria tak menampik jika Megan sangat mahir serta begitu menggoda, Leon pun membalas ciuman tak kalah liar, sesuatu pun mulai menegang padanya.
“Kita ke hotel”, suara serak Leon.
“Apa? Apa aku tidak salah Leon membawaku ke hotel? Ah aku harus berhasil tidur dengannya dan hamil anaknya, pasti dia tidak akan mengulur waktu lagi menikahi ku", pikir Megan.
“No baby, sebaiknya ke apartemen milikku”, ucap Megan.
“Aku tidak mau menggunakan tempat dan benda yang sama dengan tunangan mu itu”, desis Leon.
“Hah, ba-baiklah kita ke hotel”, gugup Megan yang sepertinya Leon tahu jika wanita ini sudah terjamah oleh rival bisnisnya.
.
.
Di hotel, keduanya bertautan bibir tidak terlepas usai memasuki kamar. Leon memeluk posesif tubuh seksi milik kekasihnya, Megan pun membelitkan tangan pada leher Leon. Rencananya harus berhasil malam ini, meski Megan pun ragu apa dengan berhubungan satu kali dapat membuatnya hamil mengingat Dylan memaksanya untuk mengkonsumsi obat pencegah kehamilan.
Megan menghirup aroma maskulin yang benar-benar menggodanya, tangan Leon sudah bergerak melepas gaun indah milik Megan dan meloloskannya jatuh ke atas lantai, melempar asal kain bernilai mahal itu.
Satu hal yang hilang dari Leon, ia hanya melihat biasa saja tubuh seksi di depannya, padahal sebelumnya tatapan Leon selalu memuja Megan.
“Kamu begitu menggoda Megan”, ucap Leon setengah berbisik di telinga Megan,
“Ah, Leon kenapa lama sekali, apa aku harus menuntun pria baik ini melakukannya?”, kesal Megan di hatinya. Wanita ini pun mulai tidak sabaran melepas kemeja Leon dan ya langsung menampakkan tubuh atletis dipenuhi gurat otot,semakin Megan menginginkan tubuh Leon.
“Come on Leon”, ucap Megan meraih tengkuk Leon dan me-l-um-at bibinya liar, begitu pun Leon menikmati sentuhan demi sentuhan yang diberikan Megan padanya.
Megan tak segan memberikan banyak tanda merah di leher serta bagian atas dada Leon dan punggung kekarnya. Megan pun tersenyum melihat kekasihnya ini terbuai.
“Ah rupanya dia belum pernah melakukannya dengan wanita manapun, ok malam ini aku akan menjadi yang pertama untukmu sayang Aleandro Leonard Torres kau harus menjadi milikku seutuhnya”, ucap Megan dalam hati.
Erangan Leon membuat gerakan Megan menggila, namun Leon masih tak menyentuhnya padahal pria itu terlihat semakin menginginkan lebih. “Ayolah Leon cepat”, geram Megan mulai kehilangan gairahnya.
Leon pun mendorong kasar tubuh kekasihnya pada ranjang besar, memenjarakan wanita itu di bawah kuasanya, membelai rambut pirang Megan, beralih pada kening, hidung dan bibir lalu menyesapnya tanpa menggunakan hasrat.
Namun Megan yang terbuai kembali, berusaha melepaskan sabuk dan celana panjang Leon, jemarinya telah mahir melakukan tugas. Tentu saja mahir karena Megan adalah tunangan Dylan seorang casanova.
“Megan”, bisik Leon.
...TBC...
../Good/
juga kelahiran putera ke dua Pamela dan Leon dilanjutin thor ditunggu juga karyamu yang lain semangat