Pasti ada asap, makanya ada api. Tidak mungkin seseorang dengan tiba-tiba membenci jika tidak ada sebab.
Itu yang di alami Adara gadis 25 tahun yang mendapatkan kebencian dari William laki-laki berusia 30 tahun.
Hanya karena sakit hati. Pria yang dulu mencintainya yang sekarang berubah menjadi membencinya.
Pria yang dulu sangat melindunginya dan sekarang tidak peduli padanya.
Adara harus menerima nasibnya mendapatkan kebencian dari seorang yang pernah mencintainya.
Kehidupan Adara semakin hancur dikala mereka berdua terikat pernikahan yang dijalankan secara terpaksa. William semakin membencinya dan menjadikan pernikahan itu sebagai neraka sesungguhnya.
Mari kita lihat dalam novel terbaru saya.
Apakah 2 orang yang saling mencintai dan kemudian berubah menjadi benci. Lalu benci itu bisa kembali berubah?
Terus di ikuti dalam Novel ini. Jangan lupa like, koment dan subscribe.
Follo Ig saya.
ainunharahap12.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34 Penegasan.
"Apa yang kau lakukan hah! Berani sekali kau menjatuhkan ponselku. Kau pikir siapa kau," Katy yang semakin kesetanan dengan perlakuan dari Bi Asih.
"Jangan macam-macam di rumah ini! Jika masih ingin tetap di rumah ini. Bersikaplah seperti tamu dan jangan tidak tahu diri!" tegas Bi Asih memberikan ancaman dengan menunjuk tepat di wajah Katy.
Katy benar-benar tidak bisa berkutik yang tidak percaya bahwa seorang pembantu akan memperlakukan dirinya seperti itu.
"Tapi kau sangat lancang!" tegas Katy.
"Saya melakukan seperti ini. Karena Anda sudah sangat keterlaluan dan tidak punya sopan santun di rumah orang. Nona Adara adalah urusan saya dan kami pergi mau pulang jam berapa sama sekali tidak berkaitan dengan Anda. Jika Anda tidak bisa menjaga sopan santun Anda. Saya akan bicarakan semua ini dengan Nonya Ambar!" tegas Bi Asih yang tidak main-main memberikan ancaman dan membawa nama Ambar.
Jika Katy ingin mengadu kepada William maka silahkan dan dia bisa mengadu kepada Ambar.
Katy yang tidak bisa berkutik lagi yang hanya mengetahui tangan yang bener-bener dipenuhi dengan amarah.
"Ayo Nona Adara!" ajak Bi asih yang membuat Adara menganggukkan kepala dan mereka langsung pergi meninggalkan Katy sekarang mengepal tangannya dengan nafas naik turun.
Dia benar-benar bisa gila jika terus tetap berada di rumah itu. Bagaimana tidak jika Bi Asih semakin tegas kepada Katy dan tidak peduli jika Katy harus mengadukan semua kepada William. Katy harus dihadapkan dengan seorang pembantu yang dianggap sebagai.
**
Adara yang langsung dibawa ke kamar oleh Bi Asih.
"Nona Adara tidak apa-apa?" tanya Bi asih yang membuat Adara menggelengkan kepala.
"Ya. Sudah Nona sekarang beristirahatlah. Jangan memikirkan apapun yang dikatakan wanita itu. Semua itu biar Bibi yang mengurus dan dia tidak akan bisa mengatakan apapun kepada tuan William," ucap Bi Asih.
"Makasih Bi. Bibi selalu saja membantu saya dan bahkan Bibi juga sudah mau berbicara dengan Nenek tentang masalah yang saya hadapi. Saya sedikit tenang karena sudah berbicara dengan nenek," ucap Adara.
"Nona Adara di rumah ini sudah menjadi tanggung jawab saya dan apapun itu saya akan melakukan yang terbaik," jawab Bi Asih.
"Saya sekali lagi hanya bisa mengucapkan terima kasih. Bibi sangat baik sekali yang selalu menjaga saya," jawab Adara.
"Jangan terus memberikan pujian kepada Bibi. Nanti yang adanya Bibi akan besar kepala. Sebaiknya sekarang Nona beristirahat. Bibi mau ke belakang dulu," ucap Bibi.
Adara menganggukkan kepala dan Bi Asih langsung pergi yang tidak lupa menutup pintu kamar.
Adara satu hari ini mungkin cukup lelah karena berada di rumah sakit yang menemani adiknya yang sangat bersyukur bisa berlama-lama di sana. Jadi itu yang membuat dirinya kurang fit.
"Aku sebaiknya langsung saja beristirahat. Siapa kau besok masih ada kesempatan untuk pergi ke rumah sakit," ucap Adara yang langsung merebahkan dirinya di atas tempat tidur dan juga menarik selimut.
Kepergian William benar-benar sangat dimanfaatkan Adara untuk pergi.
**
Pagi ini Adara yang kembali ke luar rumah dan kali ini Bibi sama sekali tidak ikut bersama Adara. Dari kamar Katy yang melihat kepergian Adara bersama dengan supir.
"Wanita itu benar-benar semakin tidak tahu diri. Karena tidak ada William jadi dia melakukan semuanya dengan sesuka hatinya. Lihat saja begitu William pulang. Maka kau benar-benar akan berakhir!" umpat Katy yang langsung menutup tirai kamar.
Entah apa lagi yang ingin dia lakukan yang tiba-tiba saja dia begitu kesal dan langsung keluar dari kamarnya. Di anak tangga Katy yang berselisih dengan Bi Asih.
Katy masih begitu kesal dengan ponselnya yang dibanting seorang pembantu. Tatapan mata Katy begitu sinis melihat Bi Asih dan Bi Asih hanya menundukkan kepala yang memang menganggap tidak ada apa-apa diantara mereka. Terserah mau seperti apa pikiran Katy.
Yang pasti Katy masih kesel dengan kejadian tadi malam dan tidak ada permintaan maaf sama sekali Bi Asih.
"Dasar sialan!" umpat Katy dengan emosi yang langsung keluar dari rumah.
Karena memang tidak ada William yang membuat keuntungan bagi Adara untuk bisa melihat ibunya setiap hari. Dia memang harus memantau kesehatan sang ibu. Karena itu juga menjadi syarat satu-satunya untuk terbebas dari William. Bi Asih memang tidak ikut kali ini dan memberikan izin kepada Adara. Mungkin sisanya semua urusannya pada Bi Asih.
Adara yang berbicara di koridor Rumah sakit bersama dengan Dokter yang selalu menangani Ibu Adara.
"Adara kamu jangan khawatir. Kami pasti akan terus memantau kesehatan ibu kamu. Kamu harus percaya kepada kami. Jika semua akan baik-baik saja. Boleh percaya kepada kami tetapi juga tidak mengharapkan hal terlalu banyak. Karena kembali lagi semua sang pencipta yang menentukan," ucap pria yang berjubah putih itu.
"Dokter benar. Tetapi Saya sangat berterima kasih kepada Dokter. Saya hanya ingin Ibu saya secepatnya sembuh. Tidak ada lagi yang saya harapkan selain itu. Saya dan Nando sama-sama sangat merindukan Ibu kami. Kami yang berkumpul dengan ibu kami," ucap Adara.
"Iya Adara. Saya sangat mengerti dengan perasaan kamu. Kita sama-sama berdoa dan percayalah Tuhan akan menjawab doa kita suatu saat nanti," ucap Dokter yang memang tidak ada yang bisa dia katakan selain seperti itu.
"Iya. Dokter!" sahut Adara.
"Baiklah! Kalau begitu saya mau mengecek pasien dulu," ucap Dokter pamit dengan Adara yang menganggukkan kepala.
"Sebaiknya aku belikan makanan dulu untuk Nando. Sebentar lagi Nando pasti akan pulang," ucap Adara yang juga bergegas dari tempatnya.
Nando memang kalau pulang bukan lagi di rumah, tetapi sudah ke rumah sakit yang mana Nenek berikan fasilitas tempat tinggal untuk Nando di sana Dan juga ada suster yang menjaga Nando. Semua yang dilakukan Nenek agar ada ra tidak terlalu kepikiran.
***
Adara yang berdiri di depan kasir yang menunggu makanan yang telah dia pesan di salah satu Restaurant yang tidak jauh dari rumah sakit.
Adara memejamkan mata yang kembali merasa sakit pada kepalanya. Tubuhnya yang tampak lemas dan bahkan hampir saja jatuh dan untung saja tubuhnya tertahan yang membuat Adara menoleh ke belakangnya yang ternyata itu adalah Bryan.
"Kamu tidak apa-apa?" tanya Bryan yang menahan tubuh wanita lemah itu.
Adara dengan cepat menegakkan posisi berdiri yang mungkin tidak ingin lama-lama bersentuhan dengan Bryan.
"Aku tidak apa-apa," jawab Adara.
"Kamu terlihat begitu lemas. Ayo duduk dulu!" Bryan yang langsung mengajak Adara untuk duduk dan pertama Adara menolak. Tetapi Bryan tetap saja memaksa Adara. Jadi mau tidak mau Adara harus patuh. Bryan menarik kursi yang mempersilahkan Adara untuk duduk.
"Kamu benar-benar baik-baik saja?" tanya William yang membuat Adara menganggukkan kepala.
"Aku sekarang jauh lebih baik," jawab Adara.
"Syukurlah kalau begitu," sahut Bryan yang merasa lega.
Bryan yang berdiri dari tempat duduknya dan sementara Adara memijat kepalanya yang sebenarnya masih terasa berat dan tidak lama Bryan yang kembali datang yang sudah membawakan minuman.
"Minumlah;" titahnya yang membuat Adara menganggukkan kepala.
"Terima kasih," ucap Adara yang mengambil minuman itu.
Bryan menganggukkan kepala.
Bersambung.....