TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Setelah menempuh waktu selama enam jam, Kaisar dan Ryu tiba di daerah pesisir pantai. Waktu mereka lebih lama dua jam karena adanya perbaikan jalan di beberapa titik jalan menuju tempat tujuannya dan membuat mereka harus mengalami kemacetan karena diberlakukannya buka tutup jalanan.
"Lelahmu akan tergantikan dengan melihat wajah Mama mertuaku, Key." Kata Ryu dengan tersenyum.
"Mama Mertua yang kamu sebut itu adalah Mamaku, Ry." Balas Kaisar dengan nada datar seperti biasanya.
Ryu tertawa, "Kamu calon Kakak iparku, dari sahabatan jadi ipar iparan."
Kaisar menoleh ke arah Ryu sekilas, "Bagaimana jika Keiina tidak kunjung menerimamu?"
Ryu mendelik tajam, "Hei, jangan membuat rasa percaya diriku memudar!! Lagi pula kamu ini tidak mau membantuku apa?" Kata Ryu dengan nada kesal.
Kaisar menghela nafasnya, "Aku percaya padamu, kamu tidak pernah mempermainkan wanita, keluargamu juga baik sekali, dan kamu pasti bisa menjaga Keiina." Kaisar menjeda kalimatnya sejenak. "Tapi Keiina adalah adikku, aku ingin membahagiakannya, tidak ingin memaksanya." Imbuhnya lagi.
"Keiina hanya trauma saja, Key. Dia terlalu takut untuk memulai karena pengkhianatan Papa kalian pada Mama kalian." Balas Ryu. "Keiina korban yang sesungguhnya yang terluka karena perpisahan kedua orang tua kalian."
Kaisar mengangguk, "Aku juga terluka, kamu tidak pernah tau rasanya saat posisi Mama di gantikan oleh wanita asing, saat Mama harus pergi dari rumah dan meninggalkan aku, saat aku harus memanggil Mama pada wanita lain dan aku menolaknya hingga saat ini."
"Tapi kamu masih mempunyai Oma dan Mbak Nina yang menguatkanmu, mensupportmu, sedangkan Keiina hanya memiliki Mamamu." Kata Ryu yang memang masuk akal. "Keiina kekurangan kasih sayang hingga dia merasa tidak percaya diri dan membatasi hatinya."
Kaisar tersenyum miris, "Dan semua ini karena Papaku dan wanita itu." Katanya pada akhirnya. "Aku bersumpah akan membuat mereka hidup dalam penyesalan dan tekanan, akan ku balas setiap tetes air mataku, Keiina dan Mama yang terluka karena perpisahan."
Ryu menepuk pundak Kaisar, "Dendam juga tidak baik, Key. Sudah saatnya kamu mengobati dirimu dengan bahagia bersama Mama dan Adikmu."
"Juga Oma." Tambah Kaisar.
"Dan aku sebagai adik iparmu." Sahut Ryu lagi.
Kaisar berdecak. "Ck, kamu ini. Masih pantang menyerah."
Ryu tertawa, "Aku akan menunggu adikmu hingga hatinya luluh."
Setelah beberapa waktu terlewati, kini mobil mereka berada percis di depan toko kue sederhana milik Adelia. Mata Kaisar tertuju pada pintu toko kue yang terbuat dari kaca. Kaisar mengusap tengkuknya tanda gelisah tengah melandanya.
"Are you okay, Key?" Tanya Ryu sedikit khawatir.
Kaisar menghela nafas, "Setelah lebih dari dua puluh tahun." Katanya sejenak, "Aku bisa melihat Mama kembali."
Ryu mengerti kondisi sang sahabat. "Kebahagiaanmu sudah di depan mata, Key."
Kaisar tersenyum tipis, ia mengambil topi dan masker dari tas yang sudah ia siapkan sebelumnya.
"Kenapa memakai Masker?" Tanya Ryu.
"Aku ingin Mama menyadari kehadiranku yang lebih dekat dengannya." Jawab Kaisar lalu memakai masker yang menutupi sebagian wajahnya dan juga topinya.
Ryu mengerdikan bahunya, "Akan ku bantu melobi Mamamu."
Lalu mereka berdua turun dari mobil. "Pak, istirahatlah di rumah makan di sebelah sana, kemungkinan saya dan Key agak sedikit lama, nanti saya hubungi jika sudah selesai." Kata Ryu pada sang supir sambil menunjukan rumah makan yang berjarak dua puluh meter dari toko kue milik Adelia.
Kaisar melihat dan membaca tulisan yang tertera pada papan nama toko kue yang bertuliskan "Toko Kue K&K" Kaisar seketika tersenyum. "Ry, K&K itu berarti Kaisar dan Keiina." Ucapnya lirih dan Ryu mengangguk setuju.
"Nanti aku akan membuat rumah sakit dengan nama K&R Medika." Jawabnya sambil menaik turunkan halisnya.
Kaisar mengernyitkan dahinya,
Ryu tertawa, "Keiina dan Ryu Medika." Ucapnya dengan enteng dan membuat Kaisar menggeleng gelengkan kepalanya.
"Ayo masuk." Ajak Ryu.
Mereka melangkahkan kakinya masuk ke dalam toko kue yang tidak terlalu ramai di jam nya, banyak pengunjung yang membeli kue hanya untuk di bawa pulang sebagai oleh oleh.
"Ada satu meja yang kosong, Key." Kata Ryu yang mengedarkan pandangannya.
Kaisar mengikutinya dan mata nya tetap mengawasi isi toko kue mencari sosok yang ia rindukan.
"Mamamu sepertinya di dalam, mungkin akan keluar, karena toko tidak terlalu ramai." Ucap Ryu menenangkan kekhawatiran Kaisar.
Kaisar menunggu dengan cemas, menggenggam sendiri kedua tangannya, Hingga suara yang sudah lama tak ia dengar kini terdengar kembali di telinganya.
"Dokter Ryu." Sapa Adelia yang menghampiri meja Ryu dan Kaisar.
Ryu berdiri dan mencium punggung tangan Adelia sebagai tanda hormat. Sementara Kaisar ia mendongakan kepalanya menatap wajah Adelia, meski terdapat beberapa goresan keriput di wajahnya, namun Adelia tetap terlihat cantik.
"Selamat sore, Tante." Sapa Ryu dengan ramah.
"Sore, sedang berkunjung ke klinik?" Tanya Adelia lagi.
Ryu mengangguk, "Sekalian melihat pembangunan rumah sakit juga." Jawab Ryu.
Adelia tersenyum ramah, "Mau pesan apa?" Tanyanya.
"Tante tidak menanyakan Keiina?" Tanya Ryu.
Adelia sedikit tertawa, "Setengah jam yang lalu, Keii baru saja menelponku." Jawabnya membuat Ryu merasa malu.
Ryu menggaruk tengkuknya.
"Mau makan sesuatu?" Tanya Adelia lagi.
"Kami ingin lemon cake." Ucap Ryu.
"Sayang sekali, lemon cake habis tadi siang, ini sudah sore dan sudah mau tutup, tidak ada banyak pilihan kue yang ada." Kata Adelia menyesal.
"Temanku sangat menyukai lemon cake." Balas Ryu sambil melirik ke arah Kaisar.
Adelia menoleh ke arah Kaisar dan Kaisar ikut berdiri.
"Maafkan aku, kalian datang terlalu sore." Kata Adelia pada Kaisar.
"Apa aku terlambat?" Tanya Kaisar pada Adelia dari balik maskernya.
Terlambat yang di maksud Kaisar adalah terlambat menemukan keberadaan Adelia.
Adelia menatap mata milik Kaisar, bola mata yang sama dengan Keiina, putrinya.
Adelia menyipitkan matanya mencoba mengingat tatapan sendu itu, tangannya begitu saja terulur mencoba membuka masker penutup sebagian wajah Kaisar. Tangan Kaisar meraih tangan Adelia yang belum sempat menyentuh maskernya. Satu tangan Kaisar membuka kaitan masker di telinganya dan melepasnya. Juga membuka topinya sementara tangan satunya tetap menggenggam tangan Adelia.
Air mata Adelia terjatuh begitu saja saat melihat wajah tampan yang ia kenali itu, "Kai..." Lirih Adelia.
"Apa aku terlambat menemukan Mama? Hem?" Tanya Kaisar berbisik dan juga tak dapat membendung lagi air matanya.
"Kaisar, anakku." Kata Adelia kemudian Kaisar menarik Adelia ke dalam pelukan.
"Mama..." Kaisar memeluk erat sang Mama dan menenggelamkan wajahnya di pundak Adelia.
"Maafkan Mama, Kai.. Mama banyak melewatkan waktu bersamamu." Adelia terus saja terisak di dalam pelukan sang putra yang kini bertubuh lebih besar dari dirinya.
"Kai datang, Ma.. Kai akan membahagiakan Mama, Kai janji." Ucap Kai. "Maafkan Kai yang telat menemukan Mama, Maafkan Kai, Ma.."
Ryu mengusap sudut ekor matanya yang basah, ia begitu terharu melihat pemandangan mengharukan pertemuan antara ibu dan anak yang sudah lama terpisah, beruntung sejak tadi Ryu datang toko kue milik Adelia berangsur semakin sepi, hanya ada beberapa orang yang memilih kue, ini semua karena waktu sudah sore dan mendekati jam tutup toko.
...****************...
...Note:...
...Satu Like,...
...Satu Vote,...
...Satu Komentar dari kalian,...
...Sangat berarti untukku menaikkan Novel ini....
...Please jangan jadi silence readers....