Terlahir dari keluarga kaya raya dan memiliki bakat yang terlalu sempurna bukannya membuat hidup Loren berjalan mulus, justru karena kelebihannya dia membuat sepupunya menjadi iri hingga membuang Loren ke luar negeri.
Semua orang mengejek dan menghindarinya karena tubuhnya yang gemuk dan kotor sebab dia berakhir menjadi gelandangan di luar negeri.
Namun tak disangka, ketika dia mengalami kecelakaan dan berpikir akan mati, ternyata dia malah dipertemukan dengan CEO kejam yang malah membantunya merubah takdirnya.
Bagaimanakah perubahan takdir Loren? Yukkk baca..!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#22. Menemui Marisa
Loren memasuki ruangan dimana Christian dokter dan juga asisten Ransi sudah menunggunya.
Saat Loren melihat Christian, perempuan itu langsung tahu kalau pria itu telah marah padanya karena dia sudah menghabiskan beberapa menit waktu Christian untuk menunggunya.
"Maaf sudah membuat kalian semua menunggu." Kata Loren sembari berdiri menunggu diperintah untuk duduk.
"Tidak apa-apa, duduklah." Bian langsung mempersilakan Loren duduk di sampingnya.
Setelah Loren duduk, Bian langsung menatap perempuan di depannya.
"Aku dengar kau yang menghentikan Christian saat dia mengamuk? Dapatkah kau menceritakan apa yang sudah kau lakukan hingga bisa menghentikannya?" Tanya Bian.
Loren menatap dokter itu dengan ragu-ragu, tapi kemudian dia menjelaskan segala sesuatu yang telah terjadi sambil sesekali menatap kearah Christian karena dia takut kalau pria itu memarahinya saat mendengar ceritanya.
"Jadi begitu. Kalau begitu, kau adalah malaikat penyelamat untuk Christian. Sudah bertahun-tahun dia terus menderita karena trauma nya yang tidak kunjung sembuh, tapi sekarang kau ada disini untuk membantu nya memulihkan rasa trauma nya." Ucap Bian memuji Loren.
Loren tersenyum "Saya merasa tersanjung," ucap Loren merasa kikuk.
'Dokter Bian jauh lebih baik daripada Christian dan Ransi, 2 pria itu terus menghina aku, tapi dokter Bian memiliki mulut yang sangat lembut. Semoga saja hatinya juga selembut mulutnya.' gumam Loren menatap Bian dengan mata berkaca-kaca.
Setelah mengatakan penjelasannya, Loren kemudian disuruh keluar dari ruangan jadi perempuan itu segera kembali ke kamarnya dan melanjutkan pijatannya.
Sementara Ransi, pria itu juga keluar dan menunggu di depan pintu. Setelah dokter Bian keluar dari ruangan Christian, pria itu kembali masuk ke ruangan Christian.
"Perempuan itu, aku mengijinkannya berjalan-jalan di sekitar mansion ini," ucap Christian mengagetkan Ransi.
Namun, pria itu segera mengiyakan ucapan Christian lalu pergi menemui Loren untuk mengatakan kabar baik tersebut.
"Benarkah?!" Loren Langsung melompat dari kursinya dan menatap Ransi dengan rasa tak percaya.
"Iya benar. Akan ada pengawal yang terus mengawasimu kalau-kalau kau berusaha melarikan diri dari tempat ini. Dan yang kedua, jika trauma Tuan Christian kembali kambuh maka kau harus siap kapanpun untuk menyembuhkannya. Mengerti?!"
"Siap Tuan Ransi!" Langsung kata Loren dengan sangat bersemangat.
"Kalau begitu, aku harus mengunjungi Kak Marisa." Ucap Loren lalu perempuan itu segera meninggalkan kamarnya dan meminta tolong pada seorang pengawal untuk menunjukkan jalan baginya.
Ketika dia tiba di ruangan dokter Marissa, Loren sangat terkejut dan berdiri terpaku menatap seorang perempuan yang terbaring di ranjang.
"Ini,," suara Loren tercekat melihat kondisi Marisa.
"Dokter Marisa sedang tidur, jadi saat ini dia tidak bisa dikunjungi. Kau bisa melihatnya saja di sini tetapi jangan membangunkannya karena setiap kali dia bangun dokter Marisa akan menanggung rasa sakit di seluruh punggungnya." Ucap Seorang perawat yang mengantar Loren.
"Terima kasih." Ucap Loren setengah berbisik lalu dia segera mendekati Marisa dan melihat luka-luka Marisa yang belum sembuh.
'Lukanya pasti sangat dalam sampai Sudah beberapa waktu dan lukanya masih terlihat seperti ini. Luka ini juga pasti akan membekas,' ucap Loren sembari meneteskan air matanya yang merasa ngeri melihat keadaan Marissa.
'Demi aku, aku yang bukan siapa-siapanya, aku yang tidak dikenalnya, dan aku yang hanya seorang gelandangan yang dibuang oleh keluargaku membuat dokter Marissa harus menanggung semua ini.' Ucap Loren dalam hati merasa haru akan perlakuan Marisa padanya.
Christian tidak akan tutup mata.