Persahabatan antara Celine dan Damian harus ternoda karena kesalahan satu malam yang mereka lakukan.Mereka harus memulai "hubungan" baru tanpa direncanakan dan tanpa rasa cinta.
Cerita ini hanya hayalan author aja yaa,dan karya pertama dari author receh ini.
Mohon dukungannya, saran dan kritiknya.
Terimakasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ichapurie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Entah sudah berapa Celine tidak sengaja terlelap,seperti mimpi dia merasakan ada yang menyentuh bibirnya, dan ......... Tidak !! tiba-tiba dia membuka matanya.
Matanya terbelalak sempurna ketika dia melihat dan merasakan apa yang sahabatnya lakukan.
"Damian......" gumam Celine sambil mencoba menjauhkan tubuhnya dari Damian.
"Maaf Cel gue gak tau kenapa kayak gini,tolongin gue" ucap Damian dengan tatapan sayu dan berkabut,keringat pun sudah membajiri keningnya.
Celine pun tak tahu harus bagaimana,"Dam elo kenapa?"
Damian tak menjawab dia "menyerang" Celine kembali,mencium bibir gadis itu,memagutnya,menyentuh semua yang bisa disentuh.
Otak, perasaan dan logika Celine pun mulai tak sejalan.
Saat dia ingin menolak dan menghindar entah kenapa seperti tidak bisa atau tidak mau..
Aahh sh*t umpat Celine dalam hati.
Hingga entah bagaimana kini dua sahabat itu telah polos.
Damian pun sudah siap dengan posisinya.
"Apa gue tendang aja itu selangkangan Damian..."gumam Celine dalam hati.
Tapi lagi-lagi hati dan logikanya tak sejalan.
"Cel,can i....i'll be gentle" ucap Damian parau.
Celine sungguh tak dapat berfikir dengan benar saat ini, mungkinkah efek sentuhan Damian.
Akhirnya hanya anggukan kepala yang keluar sebagai jawaban dari pertanyaan Damian.
"Thanks Cel, elo bisa gigit atau cakar gue kalau sakit..." bisik Damian, dia pun memulai segala sesuatunya.
30 menit berlalu hingga terdengar erangan jantan dari mulut Damian menandakan berakhirnya kegiatan panas mereka.
Damian mengecup dahi Celine dan menutup dengan selimut tubuh polos mereka.
Damian pun tertidur,sedangkan Celine masih terjaga pikirannya melayang,matanya menatap langit langit kamar Damian.
"Yaa Tuhan apa yang baru aja terjadi..."gumam Celine dalam hati, dia melihat kesamping ada Damian yang sudah ke alam mimpi.
Lambat laun kantuk pun menyerang Celine, akhirnya dia pun terpejam menyusul Damian ke alam mimpi.
Sinar matahari mengintip dari balik tirai kamar Damian,namun sang pemilik kamar masih terlelap diatas kasur king size nya.
30 menit berlalu Damian mulai membuka mata, dia mengumpulkan kesadarannya dan mengingat kejadian semalam.Dia menoleh kesamping tempat tidurnya,tapi tidak menemukan seseorang yang dia cari.
"oh sh*t" umpatnya,dia langsung memakai bajunya asal,dan turun kebawah menuju dapur.
"Bi,lihat Celine ga?" tanyanya pada Bi Sumi,salahsatu ART di kediaman Wasesa.
"Tadi jam 6,non Celine sudah pulang mas, katanya non Celine nonton film korea sampai ketiduran di kamar mas Damian." jawab Bi Sumi sopan.
"Celine gak ada ngomong apa-apa bi?" tanya Damian kembali.
"Tidak mas,cuma pamitan aja mau pulang karena takut mas Cello nyariin karena semalam ketiduran disini."
Damian pun menganggukan kepala.
"Bi tolong siapin sarapan,sama teh jahe ya,saya pusing banget."pinta Damian
"Nggih mas".
Damian kembali ke kamar untuk membersihkan diri dan kekacauan semalam , saat melipat selimut dia melihat bercak merah di spreinya.
"Cel maafin gue." gumamnya dengan suara tercekat.
Setelah mandi kemudian Damian sarapan dan meminum teh jahenya, tanpa pikir panjang Damian langsung melesat ya tujuan kemana lagi kalau bukan ke rumah sahabatnya.
Tok..tok..tok
"Assalamualaikum"
Ceklek
"Wa'alaikumsalam, eh kak Damian" sapa Cello adik dari Celine.
"Celine nya ada gak dek" tanya Damian.
"Oh kak Celine baru aja pergi,15 menitan yang lalu." jawab Cello
"Kemana, pagi banget ?"
"Katanya ada perlu urusan buat nanti kuliah S2 di Paris."
"Sendirian aja kakak kamu dek?" tanya Damian kembali.
"Dijemput sama mas Rayyan,masuk dulu kak." tawar Cello.
bibir Damian hanya membentuk huruf O sambil mengangguk sebagai jawaban, tetapi pikirannya entah kemana.
"Yaudah terimakasih yaa dek, kakak pulang aja."
Damian langsung melesat tanpa menunggu jawaban Cello.
"Eehh kak ..."
"Kak Damian kayak aneh gitu, apa pikiran aku aja ya" gumam Cello dalam hati.
Damian termenung di balkon kamarnya, pikirannya menerawang, bahkan panggilan seluler dari Alisa pun dia abaikan.
Dia mencoba mengingat kejadian semalam dan mengumpulkan kepingan penyebab apa sampai dia nekat melakukan tindakan itu kepada Celine sahabatnya.
Sahabat yang selalu dia jaga, agar tidak "dirusak" laki-laki brengsek.
Tapi ternyata dialah lelaki brengsek itu.