NovelToon NovelToon
Perjalanan Hidup Pahlawan Kota

Perjalanan Hidup Pahlawan Kota

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Light Novel
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

karya ini murni imajinasi author jika ada kesamaan nama itu hal yang tidak di sengaja

Galang Bhaskara adalah anak yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri waktu masih bayi. Setelah Galang tepat berumur tujuh belas tahun, Galang bermimpi bertemu kakek tua bungkuk yang mengaku sebagai leluhurnya.

Bagaimana perjalanan Galang untuk menjadi pahlawan kota? Dan, akankah Galang menemukan keluarga kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

menyerap energi supranatural

Di sisi lain...

"Akkh, anjing kerasukan apa tuh bocah?" ucap Aditya sambil bangun dengan hidung yang mengeluarkan darah.

"Ngmong aja sama papah lo, dit pasti bakalan abis tuh bocah!" ucap Aldi.

"Ga usah minta bantuan papahnya, Aditya. Gimana kalau kita keroyok aja Siculun itu bareng seluruh anggota geng kita?" ucap Ucup.

"Ide bagus!" ucap Aditya.

"Ya udah, kita langsung aja susun rencana!" ucap Aldi, dan dibalas anggukan oleh Aditya dan Ucup.

Malam hari pun tiba. Saat ini Galang sedang berada di kamarnya. Galang kembali masuk ke alam ghoib itu. Galang berlatih seperti biasa.

Setelah berjam-jam berlatih, Galang mulai terbiasa dengan gravitasi di alam ini. "Gw harus lebih kuat dari pada ini!" gumam Galang dalam hati sambil berbaring menatap langit-langit alam ghoib ini.

Setelah Galang merasa cukup berlatih, dia keluar dari alam ghoib itu.

"Singokolo, apa ada sesuatu yang bisa membuatku kuat?" tanya Galang.

"Ada satu teknik, tuan mungkin akan sangat cocok untuk tuan dalam bertahan ketika melawan musuh," ucap Singokolo.

"Apa nama teknik itu?"

"Namanya teknik pertahanan tameng mistik, tuan."

"Apa kau menguasainya?" tanya Galang.

"Tidak, tuan. Teknik itu sangat sulit untuk dipelajari," jawab Singokolo.

"Lalu, siapa yang menguasai teknik itu?"

"Teknik Tameng Mistik hanya dikuasai oleh siluman kuno yang sudah hidup ribuan tahun, tuan. Dan siluman seperti itu sudah tidak ada lagi, tuan. Tetapi aku memiliki gulungan lontar tentang teknik tersebut, tuan."

Menarik, nanti aku akan mencoba mempelajarinya."

Di sisi lain...

"Yah, tadi Fatur diculik sama Aditya, terus diselamatkan sama Galang. Bahkan Galang nampar Aditya, anehnya Tanty ga bisa lihat gerakan Galang waktu nampar Aditya," ucap Tanty.

"Fatur diculik? Terus kamu ga papa, kan?" tanya Alex.

"Yah, gapapa, Ayah lihat sendiri, kan?" jawab Tanty.

"Tanty juga mau, yah, jago bela diri kaya Galang," ucap Tanty.

"Hahahaha, apa cuma gara-gara Galang jago bela diri, kamu jadi pengin kaya dia?" tanya Alex.

"Waktu kecil, Ayah nyuruh kamu bela diri, ga mau. Itu kan dulu, yah, sekarang udah beda. Tanty mau jadi kuat biar bisa jaga diri sendiri dan ga jadi beban buat Ayah dan Galang," ucap Tanty sambil memeluk Alex.

"Iya, nanti Ayah ajarin kamu bela diri, tapi sama Galang, ya?" ucap Tanty sambil tersenyum.

"Pikiran kamu Galang, Galang terus. Apa kamu udah lupa sama Ayah semenjak ketemu Galang?" ucap Alex sambil memasang ekspresi pura-pura sedih.

"Ga, dong, Ayah! Tetep cinta pertama, Tanty!" ucap Tanty kembali memeluk Alex.

"Sementara itu, Mbah Kodam, pemberianmu di makan," ucap Jonathan kepada Nenek Rumi.

"Mbah bilang, khodam itu kuat, tapi apa hanya sekali makan saja langsung mati?" tanya Jonathan.

"Memangnya siapa yang memakan?" tanya Nenek Rumi.

"Salah satu pasukanku," jawab Jonathan.

"Yang memakan gondoruwo itu adalah Kepala Singa, bahkan kepalanya saja sebesar rumah. Memangnya, kau berurusan dengan siluman macam apa?" tanya Nenek Rumi.

"Aku tidak berurusan dengan siluman itu, Mbah, tetapi dengan pemiliknya. Dia cuma bocah yang masih duduk di bangku SMA," jawab Jonathan.

"Aku paham, jadi kau kesini ingin balas dendam pada dia?" tanya Nenek Rumi.

"Iya, Mbah, aku ingin Mbah menyantetnya," jawab Jonathan.

"Hahaha, kalau cuma nyantet bocah SMA itu gampang, asal ada uangnya," kata Nenek Rumi.

"Tenang saja, Mbah Rumi, aku sudah menyiapkan uangnya," ucap Jonathan.

"Hahahaha, bagus!" tawa Nenek Rumi, salah satu anggota Gen Petir.

Nek Rumi langsung mengambil gentong kecil berisi air keruh dan bunga-bunga. Nenek Rumi membacakan mantra-mantra aneh, dia meneteskan darahnya. Tina, tiba-tiba air dalam gentong tersebut berubah menjadi asap dan menghilang entah ke mana.

"Aku sudah mengirim sihir yang cukup kuat untuk membunuh bocah itu," ucap Nek Rumi.

Jonathan tersenyum mendengar ucapan Nek Rumi.

Sementara itu, Galang sedang tidur, dia merasa ilmu hitam mendekat. "Singokolo, ada apa ini?" tanya Galang.

"Ada orang yang mengirim santet kepada tuan," jawab Singokolo.

"Apa kau bisa mengurusnya?" tanya Galang.

"Tentu, tuan. Aku juga akan mengirimnya kembali pada pemiliknya," ucap Singokolo.

Singokolo langsung muncul di depan rumah Galang dengan wujud sebesar bukit. Singokolo membaca mantra aneh juga dan dia meniup asap tersebut. Asap hitam tersebut langsung berbalik.

Nenek Rumi merasa bahwa santetnya gagal, dia langsung waspada. Tiba-tiba asap hitam muncul dari celah-celah gubuknya. Nenek Rumi yang melihat asap itu langsung meniupnya, dan asap itu menghilang.

"Jika bukan aku, mungkin sudah mati," ucap Nenek Rumi.

"Apa yang terjadi, Mbah? Apa bocah itu sudah mati?" tanya Jonathan.

"Bocah itu bukan bocah sembarangan, dia memiliki khodam yang sudah hidup ratusan tahun. Bahkan khodam bocah itu bisa membalikan mantra santet miliku," ucap Nenek Rumi.

"Berarti apa, Mbah? Ga mampu membunuh bocah itu?" tanya Jonathan.

"Hahaha, kau jangan meremehkanku. Saat ini aku memang tidak bisa membunuhnya, tetapi tunggulah bulan purnama, aku akan menggunakan pusaka ku untuk membunuhnya," ucap Nenek Rumi sambil memandangi tujuh paku yang menancap di tongkatnya.

"Aku sudah tidak sabar melihat bocah bajingan itu mati, dia sudah membuat semua anak buahku tertangkap," ucap Jonathan dalam hati.

Singkat cerita, saat ini hari Sabtu, Galang sedang libur sekolah. Esoknya, Galang langsung pergi ke dalam hutan Demit. Singokolo di mana gulungan yang kemarin kau katakan?" tanya Galang.

"Ini, tuan," ucap Singokolo kali ini dia menunjukkan wujudnya.

"Untuk menguasai teknik tameng mistik, pengguna harus bisa mengendalikan energi supranatural," ucap Singokolo.

"Apa itu energi supranatural?" tanya Galang pada Singokolo.

"Energi supranatural adalah energi yang ada di alam ghoib, tuan. Tuan harus menyerap energi yang berada di alam ghoib sebelum menguasai teknik tameng mistik," jawab Singokolo.

"Apa kau pernah mencoba menyerap energi supranatural?" tanya Galang.

"Aku pernah menyerap energi supranatural, tuan, tetapi energi supranatural di alam ghoib kerajaanku tidak terlalu kuat. Mungkin tuan bisa mencoba menyerap energi supranatural yang berada di cincin mustika biru tuan," ucap Singokolo.

"Ide bagus memangnya, bagaimana cara menyerap energi supranatural dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk selesai?" tanya Galang.

"Cara menyerap energi supranatural, pikiran tuan harus kosong dan duduk bersila, dan energi supranatural akan masuk dengan sendirinya ke tubuh tuan. Untuk lama waktu penyerapannya bisa sehari penuh, tuan," ucap Singokolo.

"Lama juga, yah. Aku akan menyerap energi supranatural. Sementara kau menyamar menjadi aku agar ibu tidak kuatir, lakukan saja kegiatan ku seperti setiap hari," ucap Galang.

"Baik, 

Tanpa berlama-lama lagi, Galang langsung meneteskan darahnya di cincin tersebut. Portal langsung terbuka, dan Galang menghilang.

Begitu melihat tuannya menghilang, Singokolo merubah wujudnya persis seperti Galang dan berjalan keluar.

Sementara itu, Galang sedang duduk bersila dan mencoba menyerap energi supranatural. Tidak butuh waktu lama, Galang bisa merasakan samar energi supranatural yang masuk ke tubuhnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!