Luna gadis cantik dan manis, anak dari seorang pria penjaga hewan kesayangannya namun mampu membuat pria yang usianya hampir kepala 4 jatuh cinta terhadap aluna atmaja gadis 22tahun, bagaimanakah perjalanan cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Olla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuan Bos
Alur cerita luar negeri ya🤭🤭
Plug.
"Luna, dipanggil tuan willy."
Seorang gadis tersentak saat bahunya dipukul pelan membuat sang empu menoleh sambil mengerutkan dahinya terhadap seorang gadis yang ada dibelakangnya membuat dirinya memutar tubuhnya.
"Ada apa nes?"
Gadis yang dipanggil anes tersebut nampak mengendikkan kedua bahunya sambil memegangi kedua pinggangnya yang terasa mau patah.
"Sudah sana, daripada tuan willy keluar tanduknya." anes mendorong pelan rekan kerjanya itu yang masih terpaku.
"hm..."
Gadis yang dipanggil luna nampak menghela nafasnya kemudian berlalu meninggalkan toilet khusus karyawan, gadis cantik nan manis tersebut bernama lengkap Aluna atmaja gadis yang saat ini berusia 22 tahun dengan tinggi 150cm termasuk mungil diantara pekerja, namun luna tidak pernah ambil pusing dengan pandangan orang justru dirinya bangga sebab dirinya duplikat mendiang sang bunda yang sudah berpulang kealam lain setelah melahirkan sang adik 17tahun yang lalu.
Luna anak dari pasangan Gio atmaja dan marisa putri, mereka dikarunia 2 orang anak yang pertama tentunya luna si gadis cantik dan manis sedangkan kedua bernama anna atmaja yang kini masih bersekolah disalah satu sekolahan biasa sebab keterbatasan biaya lah yang membuat anna tak bisa bersekolah disekolahan yang bagus.
Luna bergegas menemui tuan willy pemilik restoran dimana dirinya bekerja sejak 2 tahun lalu itu.
"Nah, luna antar pesanan Bos smith, segera berangkat jangan lama-lama nanti bos smith akan murka dan tidak mau lagi menjadi langganan kita."
Willy segera menyodorkan paperbag khusus untuk pelanggan istimewanya itu, biasanya bukan luna yang bertugas mengantar pesanan namun tidak ada lagi yang bisa diandalkan saat ini kecuali luna sebab hanya dialah yang mahir membawa kendaraan beroda dua tersebut.
Glek.
"Tap...tapi tuan willy."
"sudah-sudah sana buruan nanti keburu Bos smith kelamaan nunggu bisa-bisa restoran saya dibuat bangkrut."
Willy segera mendorong pelan bahu luna setelah menyerahkan paper bag tersebut lantas segera menjauh meninggalkan luna yang masih terpaku.
Astaga mendengar nama smith membuat bulu kuduknya berdiri, sebab dirinya sering kali mendengar gerutuan rekan kerjanya setelah mengantarkan pesanan tersebut ke gedung raksasa tersebut.
Dan akhirnya mau tidak mau luna harus segera pergi dan jangan sampai dirinya terkena semprotan sebab denger-denger pemilik perusahaan tersebut terkenal kejam dan tak segan-segan melakukan sesuatu yang membuat menyesal seumur hidup.
Dengan mengendarai sepeda khusus restoran tempatnya bekerja dan setelah bejibaku melawan asap serta melewati puluhan bahkan ratusan kendaraan akhirnya luna sampai juga di sebuah gedung yang menjulang tinggi hingga dirinya merasakan sakit dilehernya saat melihat puncak gedung yang terlihat kecil itu.
Matanya seketika membelalak saat melihat jam ditangannya sudah melewati jam makan siang.
"omo...mati aku, astaga bisa-bisanya hampir 1 jam dijalanan tadi." gerutunya sambil berlari namun seketika langkahnya terhenti saat ada petugas yang menghentikan langkahnya.
Sambil mengatur nafas tak lupa luna menampilkan senyum terbaiknya.
"Maaf pak satpam saya dari Restoran WS ingin mengantarkan pesanan tuan bos." cengirnya sambil mengelap peluh yang membasahi dahinya.
"sebentar."
Petugas tersebut lantas meninggalkan luna yang masih berdiri diluar untuk menuju kearah resepsionis.
Luna memandang dengan kagum akan keindahan interior kantor nomor 1 dinegara ini bahkan dirinya tidak pernah bisa bermimpi untuk bisa menginjakkan kaki disini apalagi sampai bekerja di gedung raksasa ini.
"silahkan masuk, Bos berada dilantai paling atas." suara pria membuyarkan decakan kagum luna lantas dirinya segera mengikuti arahan petugas keamanan tersebut dan tentu langsung didampingi salah satu petugas yang berada dibalik meja receptionist tadi.
ting
"Silahkan nona, ruangan beliau disana dan ada asisten bos sedang menunggu." ucap wanita tersebut dengan sopan sambil mengarahkan tangan dimana ruangan bos besarnya berada.
"ehh iya terima kasih."
Luna melangkah dengan ragu sambil mendekap paperbag tersebut, hingga tak lama dirinya bisa melihat seorang pria berjas hitam sedang berjalan mondar mandir dengan gelisah.
Menyadari ada yang mendekat, Billy seketika mengangkat wajahnya dan dirinya bernafas lega saat melihat gadis berseragam merah tersebut.
"ayo buruan, kenapa lama sekali, bos sudah menunggu sejak tadi." billy segera mendorong tubuh mungil luna agar segera masuk kedalam ruangan bosnya itu, pasalnya sudah sejak tadi bos nya ingin makan siang namun makanan yang dipesan tak kunjung datang bahkan dirinya tadi sudah kena semprot berkali-kali sebab menunggu terlalu lama.
Glek.
"aduh mati aku, kayaknya bulan ini aku nggk bisa beliin anna hadiah." gumamnya dalam hati sambil merapatkan doa berharap dirinya tidak terkena amukan seperti yang rekan kerjanya ceritakan.
Tok...tok...tok...
"masuk."
Seruan dari dalam membuat tubuh luna seakan kehilangan seluruh tulang belulang saat mendengar suara berat dari dalam, badannya terasa bergetar dengan wajah yang mulai memucat.
klek
Billy segera mendorong tubuh luna dan dirinya segera menutup pintu kembali dan berjaga diluar sambil berharap semuanya baik-baik saja.
Disisi lain alex yang mendengar pintu terbuka seketika menyudahi aktifitasnya dan tubuhnya disandarkan dikursi miliknya, kedua tangannya tertumpu menyaksikan seorang gadis yang berjalan kearahnya namun seperti baru berjalan sebab lambat sekali seperti siput.
"Jadi harus sampai kapan saya menunggu." suara berat nan tegas keluar dari mulut tajam alex, alisnya terangkat sebelah melihat gadis kecil yang takut-takut berjalan kearahnya.
Ck.
Alex menjadi kesal sekarang, dan dengan jengkel dirinya beranjak dari duduknya lalu segera menghampiri gadis berseragam merah tersebut yang masih menundukkan kepalanya hingga dia tak dapat melihat wajah gadis yang sudah membuatnya menunggu sekaligus kesal tersebut.
Tap...tap.. Tap...
Sepasang sepatu pantofel mahal terlihat dipandangan luna saat dia masih menundukkan kepalanya sungguh saat ini dirinya merasakan takut sekali apalagi mendengar suara tegas pria tersebut seolah mengulitinya hidup-hidup.
"angkat wajahmu."
glek.
Luna seakan susah menelan salivanya saat mendengar perintah dari bos yang terkenal kejam itu namun mau tak mau dirinya perlahan mengangkat wajahnya.
deg.
Tak lupa dirinya menampilkan senyum terbaiknya saat pandangannya terpaku pada pria dewasa yang mungkin usianya kurang lebih seperti ayahnya.
"ma...maaf tuan bos, tadi diperjalanan macet sekali." dengan gugup luna memberanikan diri bersuara walaupun dengan terbata-bata.
Alex masih tak bereaksi, kedua tangannya masih setia masuk kedalam saku celananya dengan pandangan yang tak lepas dari gadis eh bukan lebih tepatnya bocah kecil yang melihatnya saja seperti kesusahan.
Namun satu yang tidak terlewat matanya berwarna cokelat tidak sama seperti kebanyakan gadis diluar sana bahkan sepertinya dan wajahnya cantik.
Alex segera menggelengkan kepalanya pelan dan setelah itu dirinya berlalu meninggalkan gadis yang masih terpaku dihadapannya dirinya memilih duduk di sofa yang tak jauh dari posisi mereka tadi.
"Jadi mau sampai kapan kamu disana."
Luna tersentak dan segera berlari kecil untuk meletakkan semua pesanan bos besar tersebut, dengan cekatan dirinya menata makan siang yang tentunya sudah tidak panas lagi mengingat lamanya luna terkena macet tadi.
"Duduk dan suapi saya."
Deg.
Alhamdulillah bisa up, mudah-mudahan mom diberi kesehatan dan dihilangkan rasa malasnya ya biar sering update🤭🤭