NovelToon NovelToon
Wanita Pengganti

Wanita Pengganti

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Balas Dendam
Popularitas:3.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asni J Kasim

Rela meninggalkan orang yang dicintai demi keluarga. Dan yang lebih menyakitkannya lagi, mendapatkan suami yang penuh dengan kebencian. Itulah yang dirasakan Allesia. Allesia harus meninggalkan kekasihnya, ia dipaksa menikah dengan tunangan kakaknya, namanya Alfano. Alfano adalah pria yang sangat kejam. Kejamnya Alfano bukan tanpa alasan. Ia memiliki alasan kenapa ia bisa sejahat itu.

Apa yang membuat Alfano kejam dan kehidupan seperti apa yang akan Allesia jalani? Mari simak ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asni J Kasim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 21

Ansel tersenyum mencubit pipi cabby Lusia yang begitu menggemaskan. "Ayah, sengaja tidur lama. Ayah ingin tahu seberapa besar kasih sayang Lusia pada ayah" jelas Ansel dengan senyum.

"Katakan pada ayah. Lusia sangat, sangat dan sangat... sayang ayah" balas Lusia dengan tatapan memohon. Ada kesedihan yang terlihat disana.

"Jika Paman berhasil membujuk ayah untuk bangun, Lusia janji, Lusia akan membelikan sepatu untuk Paman" ujarnya sembari mengangkat tangannya sebelah ke atas, membuktikan bahwa ia berjanji dengan sungguh-sungguh.

Mata Ansel mulai memerah, berusaha untuk tidak menangis di depan gadis mungil yang juga amat sedih. "Paman janji, Paman akan berusaha membujuk ayah untuk bangun" balas Ansel lalu memeluk erat Lusia.

Ansel maupun Lusia, keduanya duduk disamping Alfano. Pria yang keras kepala dan sangat kejam kini terbaring lemah di rumah kontrakan yang berukuran kecil. Pertemuan yang harusnya membawa kebahagiaan kini menjadi luka. Luka untuk putri kecil yang selama ini merindukan sosok ayah. Saat pertemuan itu ada, kisah mereka tak sesuai dengan impiannya.

"Paman, apa ayah tidak lapar? Sejak ayah tinggal di sini, ayah tidak bangun untuk makan" tanya Lusia.

Ansel berbisik tepat ditelinga Lusia, seketika gadis mungil itu tertawa terbahak-bahak. Entah apa yang dibisikkan Ansel hingga membuat Lusia tertawa. Tawa mereka terhenti saat Bi Neona tiba-tiba datang.

"Tuan, boleh Bibi bertanya" ujar Bi Neona.

"Silahkan Bibi" balas Ansel dengan senyum ramah. Bi Neona berdiri di samping nakas sembari memainkan jari jemarinya. "Katakan Bibi" kata Ansel.

Bi Neona menghirup udara dalam-dalam. Memberanikan diri untuk menanyakan sesuatu yang dia ingin tanyakan. "Bagaimana keadaan Bi Nazma? Terakhir kali kami dengar, Bi Nazma tinggal di Mansion lama bersama Tuan Alfano" tanya Bi Neona menunduk.

Ansel terdiam, menatap Bi Neona dengan mata memerah. Lalu menatap Lusia. "Lusia, paman tutup telingamu ya Sayang" kata Ansel yang dibalas anggukan oleh Lusia.

"Venika, menyuruh orang-orang untuk menculik Alfano. Dan Bi Nazma mati terbunuh" balas Ansel. Setelah mengatakan itu, Ansel melepaskan tangannya dari telingan Lusia.

"Nene, kenapa Nene menangis?" tanya Lusia saat melihat Bi Neona menangis.

"Nene lagi acting. Nene lagi ikut lomba menangis" balas Bi Neona.

"Menangislah" kata Lusia dengan polosnya.

Mendengar perintah itu, tangis Bi Neona pecah. Teman seperjuangannya telah mati terbunuh. Di bunuh oleh wanita yang bermuka dua. Akhh... rasanya Bi Neona ingin berteriak namun dia tidak mungkin berteriak di kontrakan.

--

A**potek**

Allesia sibuk mengisi buku stok obat. Perlahan matanya terpejam sesaat. Lalu membuka mata menatap jam dipergelangan tangannya. Waktu menunjukan pukul 15:00, sudah waktunya Allesia pulang. Allesia pamit pada teman kerjanya yang sif sore.

"Hati-hati Allesia, besok bawa Lusia ya" balas Apoteker Zena.

"Baik Zena" sahut Allesia dengan ramah.

Allesia berjalan menuju kontrakan, berhubung kontrakan dan Apotek tidak terlalu jauh maka Allesia memilih untuk jalan kaki. Sepanjang jalan, Allesia terus memikirkan Alfano yang belum juga sadar.

"Ibu..." teriak Lusia saat melihat ibunya diluar.

"Anak Ibu sudah makan?" tanya Allesia, mencium kedua pipi putrinya.

"Sudah Ibu. Tadi Paman menyuapiku" balas Lusia dengan senyum yang memperlihatkan sejejeran gigi putihnya.

"Allesia, kamu sudah pulang" terdengar suara pria dari dalam kamar yang tak lain adalah Ansel. Ansel menghampiri Allesia dan Lusia.

"Iya, Ansel" balas Allesia dengan senyum.

"Allesia, aku kesini mau pamit pulang ke New York. Jaga diri kalian di sini, dan.. kabari aku jika Alfano sudah sadar" kata Ansel.

Allesia tersenyum ramah pada Ansel. "Kamu juga, jaga dirimu baik-baik. Sampaikan permintaan maafku pada Tante" balas Allesia.

Ansel mensejajarkan tingginya dengan Lusia, tersenyum dan mencium pipi Lusia. "Paman pulang dulu ya," ujar Ansel.

Mata Lusia mulai berkaca-kaca. Tangis pun kembali terdengar. "Paman" Lusia memeluk Ansel dengan erat. "Jangan lupakan kami" ujarnya.

Ansel tersenyum dan menghapus air mata Lusia. "Paman tidak akan pernah melupakan kamu dan ibumu" kata Ansel.

"Bagaimana dengan ayah, apa Paman akan melupakan ayah?" tanyanya dengan polos.

Ansel terkekeh "Tentu tidak, dia sahabat Paman" balasnya.

"Allesia, ini kunci mobil" kata Ansel sembari menyerahkan kunci mobil pada Allesia, mobil milik Alfano. Ansel keluar dari rumah diantar oleh Allesia dan Lusia. Setelah mendapatkan Taxi, Allesia dan Lusia masuk ke dalam rumah. Di ruang keluarga, Allesia melihat mata Bi Neona sebam. Allesia mendekat menghampiri Bi Neona.

"Ibu, Nene latihan menangis. Besok Nene akan mengikuti lomba acting menangis" jelas Lusia.

"Lusia, sekarang kamu masuk di kamar ya" titah Allesia. Allesia yakin, ada sesuatu yang terjadi hingga Bi Neona menangis.

Lusia mengangguk lalu masuk ke dalam kamar, dia berbaring di samping ayahnya. "Ayah belum bangun juga. Jari tanganku sudah tidak cukup untuk menghitung hari" ujarnya.

Di ruang keluarga, Allesia dan Bi Neona menangis sembari berpelukan. Keduanya nampak syok saat mendengar kabar kematian Bi Nazma.

--

Malam hari

Seperti biasa, Allesia akan memasak sedangkan Bi Neona menemani Lusia bermain. "Ayo makan..." panggil Allesia dengan suara agak keras.

"Hahahaha" tawa Lusia, ia berlari menuju meja makan. "Nene kalah" ujarnya.

"Sayang, kasihan Nene. Kamu membuat Nene berlari sejak tadi" kata Allesia. Ia menuntun anaknya untuk duduk.

"Ibu, kenapa ayah tidak bangun untuk makan?" tanya Lusia sembari menatap ibunya penuh tanya. Pertanyaan itu selalu ia lontarkan saat mereka akan makan.

"Ayah belum bangun tidur. Lusia makan sekarang, setelah itu Lusia temani ayah tidur" kata Allesia tersenyum manis pada putrinya.

"Nyonya, jika Tuan sudah sadar nanti apa kita akan kembali ke New York?" tanya Bi Neona sembari mengambil nasi dan meletakannya di piring.

"Aku belum memikirkan itu, aku tidak tahu kapan Alfano akan sadar. Bibi, aku ingin kita berkumpul lagi bersama Bi Arlen di Mansion" ujar Allesia.

"Ibu, apa rumah kita di sana besar?" tanya Lusia mengerutkan keningnya.

Allesia dan Bi Neona terkekeh. "Sangat besar. Kamar Lusia seluas rumah kita yang sekarang" ujar Allesia.

"Benarkah..." Lusia membulatkan mata tak percaya. Jika rumah disana lebih besar kenapa mereka harus tinggal di kontrakan kecil.

"Ayo makan" kata Allesia, mereka pun memulai makan malam.

Seusai makan, Allesia mengangkat piring lalu meletakannya di wastapel cuci piring, sedangkan Bi Neona membersihkan meja.

"Selamat tidur Nene" kata Lusia saat Bi Neona hendak masuk ke dalam kamarnya.

Bi Neona tersenyum. "Selamat tidur princes" balas Bi Neona.

Allesia dan Lusia berjalan masuk ke dalam kamar. "Ibu, kata Paman, ayah tidak mau bangun karena ayah takut ibu meninggalkan ayah" ujar Lusia. Dia berbaring memeluk tangan ayahnya.

Allesia mendekat dan berbisik ditelinga putrinya. "Bisikan kalimat ini pada ayah" ujarnya.

"Apa ayah akan bangun jika aku membisikan itu pada ayah?" tanya Lusia.

"Semoga saja" balas Allesia dengan senyum.

"Ibu saja" ujar Lusia sembari menggoyangkan lengan ibunya.

"Kamu saja, ibu malu" kata Allesia.

"Hahahaha. Ibu tahu malu juga" ledek Lusia.

"Kamu ya," Allesia menggelitik putrinya.

"Hahahaha, ampun ibu. Lusia akan berbisik ditelinga ayah" kata Lusia disertai tawa.

Lusia mendekat lalu berbisik ditelinga ayahnya. "Ibu, ayah tidak bangun" kata Lusia lesuh.

Waktu menunjukan pukul 01:00, Lusia sudah tidur pulas sedangkan Allesia masih terjaga memandangi suaminya. Matanya terasa berat, ia pun tertidur di samping putrinya.

Pukul 02:00, jari Alfano bergerak. Alfano membuka matanya dengan pelan, menoleh ke kiri, ada Lusia dan Allesia yang sedang tidur.

"Allesia" panggil Alfano.

Allesia merasa ada yang menyebut namanya. Ia berusaha untuk bangun, menoleh menatap suaminya. Air matanya menetes saat melihat suaminya tersenyum dengan bibir yang pucat.

Like, bagikan, vote serta bintang 5nya ya 😊

Mampir yuk di ATC season 1. Alurnya ringan, konfliknya datar dan tidak ada pelakor.

1
Supriyatijunaidi Wicaksono
Luar biasa
Anifa Anifa
kuliah dan tinggal di luar negri, dh tau kk nya di bunuh eh masih aja belagak cupu, novel kek gini kok di up nggak jelas
Kasmiwati P Yusuf
heran knp mau menikah kmrn ,sdh tau g cinta..
Nay Chan
klo kata aq mah kabur weh da
Aissyah
Luar biasa
Aissyah
Lumayan
maya ummu ihsan
eh geblek
sita
7 tahun merasakan hal itu,menjaga jodoh orang.
A Yes
sukaaaaa
Author_Ay: Permisi

yuk baca kak novelku SUAMIKU 5 MILYAR

BERI LIKE, KOMEN DAN VOTE YA

JANGAN BOOM LIKE
total 1 replies
Herliana Sulvianti
koq kesal yah baca karakter lusiaa😏
Asni J Kasim: Hooh. Aku juga kesal waktu ngetik dulu, jadi kekesalanku terbawa 😔😔
total 1 replies
Tobeli Hiatus 💞
jangan kasi titik. koma aja kak
Asni J Kasim: Ya Allah 🤣🤣🤣🤣🤣. Aku nggak buka dan lihat 🤣🤣🤣. Maaf 🙏🙏
Tobeli Hiatus 💞: wkwk endignya kan kakak suruh milih koma apa lumpuh 🤣 makanya aku jawab itu wkwk
total 3 replies
En Dik
suami yg kejam...
Dewi Soraya
visualny ko gt thor.hrsny yg ckep2 bule kn byk yg ckep spt novel lain
Asni J Kasim: Nggak punya 🤣
total 1 replies
Dewi Soraya
ye akhirny da malaikat yg nolong n jgn biarin alfano ktmu allesia lg
Dewi Soraya
bunuh dri aj ngpain mw hdup dg laki2 bejat kek gt
Yuni Satriani Lumban Toruan
❤️❤️❤️❤️
Asni J Kasim: Terima kasih, Kak.
total 1 replies
Lilian Sawori
alisia,!!!! alisia
Lilian Sawori
aku syanh mama
Lilian Sawori
lanjut thor
Ari Sekar
paman hill aja...jd pasangan lusia
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!