NovelToon NovelToon
Jebakan Cinta Pawang Sapi

Jebakan Cinta Pawang Sapi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Fakultas peternakan x Fakultas Hukum

Nyambung nggak jelas ngak Nyambung bangetkan, bau sapi sama tumpukan undang-undang, jelas tidak memiliki kesamaan sama sekali. Tapi bagaimana jika terjalin asmara di dalam perbedaan besar itu, seperti Calista Almaira dan Evan Galenio.

Si pawang sapi dan Arjuna hukum yang menjalin hubungan dengan dasar rasa tanggung jawab karena Evan adalah pelaku tabrak lari kucing kesayangan Calista.
Kamu sudah melakukan tindak kejahatan dan masih bertanya kenapa?" Calista sedikit memiringkan kepala menatap Evan dengan tidak percaya, laki-laki yang memakai kaos putih itu pun semakin bingung.

"Nggak usah ngomong macen-macem cuma buat narik perhatian gue, basi tau nggak!" Hardik Evan emosi.

"Buat apa narik perhatian pembunuhan kayak kamu!"

Beneran kamu bakal ngelakuin apapun?" Tanya Calista yang gamang dan ragu dengan ucapan Evan.

Evan mengangguk pasti.

"Hidupin joni lagi bisa?"

"Jangan gila Lu, gue bukan Tuhan!" sarkas Evan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Demam

Malam itu, udara dingin menusuk tulang, tapi Calista masih saja sibuk di dapur warung milik bibinya. Matanya sembab karena kurang tidur, tubuhnya menggigil karena demam yang terus memburuk karena hujan-hujan dua hari yang lalu bareng Evan. Namun tangannya tetap bergerak mencuci tumpukan piring yang tiada habisnya. Sudah tiga hari ini warung makan milik Halimah dibooking untuk acara pabrik disebelahnya. Tentu itu sangat menguntungkan Halimah tapi meremukkan Calista, dia harus bekerja extra bahkan sampai larut malam.

“Cepat cuci itu! Jangan lelet! Mau makan gratis tapi kerja kayak siput! Buat dirimu berguna sedikit, jangan cuma jadi beban!” suara Halimah, bibinya, menggema dengan nada menyakitkan.

Calista terdiam, menelan bulat-bulat hinaan yang kembali menghujani dirinya. Tubuhnya lemas, tapi hatinya lebih lelah. Di matanya, dunia tak memberinya tempat untuk sekadar bernapas lega.

"Pastikan semua sudah bersih sebelum kamu tidur!" sentak Halimah.

"Iya, Bi"jawab Calista.

Wanita paruh baya itu pun melenggang pergi, seperti biasa halimah akan pulang ke rumahnya meningggalkan Calista sendirian dengan tumpukan pekerjaan itu. Halimah tidak menyuruh Palupi atau Warni, karena kalau dia menyuruh dua pekerjanya itu dia harus membayar uang lembur, dan tentu saja Halimah lebih memilih cara hemat.

Semua sayur sudah dikupas bersih, bumbu dan rempah juga sudah siap, daging sapi, ayam dan ikan juga sudah Calista bersihkan dan siap diolah ke tahap selanjutnya besok. Tumpukan piring dan perkakas dapur yang kotor juga sudah bersih. Calista mengeliatkan punggung, merenggangkan otot yang sudah sangat capek.

Pukul tiga pagi, akhirnya Calista bisa merebahkan tubuhnya di kasur lantai tipis di ruamh sempit yang ia sebbut kamar. Namun, bukannya beristirahat, Calista justru membuka laptop untuk menyelesaikan laporan praktikum yang harus dikumpulkan besok pagi.

“Tunggu saja. Hidupmu nggak bakal jadi apa-apa! Lihat saja kalau semua nilai bagusmu itu hanya sia-sia!” suara bibinya masih terngiang di kepalanya.

Calista menggeleng, mengusir semua pikiran negatif yang menyusup mematahkan semangatnya. Calista meraup rambut lalu mengikatnya tinggi.

"Ayo Caca semangat!" serunya menyemangati dirinya sendiri.

Jono yang tadinya meringkuk di pojokan bangkit dan berjalan menghampiri Calista, kucing gimbul berwarna calico itupun mengosokkan tubuhnya di paha Calista lalu naik ke pangkuannya. Calista tersenyum lalu mengusap lembut tubuh Jono.

Calista pun mulai mengerjakan tugas, memasukan data dan membuat tabel perkembangan kesehatan Debora, sai sakit yang darang beberapa hari yang lalu. Tepat pukul empat pagi, laporan selesai, Calista pun menutup laptop dan bergegas merebahkan tubuhnya yang terasa dingin. Lumayan juga dia bisa tidur 2 jam lebih sebelum bersiap ke kampus.

Sinar matahari terasa lebih menyilaukan dari biasanya, membuat kepala Calista semakin berat. Entah memang hari terlalu panas atau memang kepala calista yang bermasalah. Calista merasa sangat dingin di tengah pagi yang cerah, tapi anehnya dia berkeringat, Calista merasa ada yang tidak beres dengan dirinya tetapi ia memaksakan diri tetap berangkat ke kampus. Bukan hanya karena takut nilainya berkurang, tapi ia tahu tugas ini adalah tanggung jawabnya. Jika dia tidak berangkat maka nilai kelompok juga akan berkurang, Calista tidak mau membuat teman-temannya kecewa.

Calista merapatkan jaket milik Evan yang ia pakai ke kampus, Ia berusaha fokus mengamati sapi yang menjadi objek praktikum, tetapi pandangannya mulai kabur. Peluh mengalir di wajah pucatnya. Jaka, teman sekelompoknya, sesekali melirik Calista dengan khawatir.

“Cal, lo nggak apa-apa? Mukamu pucat banget,” tanya Jaka, suaranya rendah.

"Aku baik-baik aja, Jak. Nanti aja ngomongnya, fokus ke praktikum dulu,” jawab Calista dengan senyum tipis, meski tubuhnya gemetar.

Jaka pun menganggu lalu mulai memperhatikan Raden yang memimpin praktek sebagai pembimbing lapangan mereka.

Mereka telah menyiapkan alat dan keperluan. seperti sarung tangan panjang (untuk pemeriksaan dalam), pelumas, alat pencatat untuk mencatat kondisi sapi, dan stetoskop untuk memeriksa detak jantung janin.

"Jaka, memeriksa kondisi fisik Lusy gue pemeriksaan rektal, Mira pemeriksaan perut, dan Calista catat hasil ya," tutur Erzan membagi tugas pada kelompoknya. Mereka semua mengangguk lalu mulai bekerja.

Jaka mulai dengan memeriksa kondisi fisik sapi secara umum. Memeriksa tanda-tanda kesehatan sapi seperti suhu tubuh, nafsu makan, dan perilaku sapi. Ia juga akan mengecek apakah ada tanda-tanda stres atau gangguan kesehatan yang bisa mempengaruhi kehamilan.

"Otot-otot perut sudah tampak lebih kencang, sedikit penurunan nafsu makan. gelisah tapi tidak ada tanda-tanda stress dan suhu tubuhnya juga normal," ucap jaka setelah memeriksa kondisi umum Lusy, Calista pun mencatan semuanya dengan fokus.

"Oke lanjut Mira," ujar Raden mengarahkan.

Mira mengangguk lalu mulai meraba perut sapi untuk memeriksa.

"Perunya sudah sangat kencang, vulva sapi akan mulai membengkak dan longgar, udder (payudara sapi) juga membengkak dan terasa lebih keras, sudah mengeluarkan sedikit cairan, kemungkinan akan melahirkan dalam mingu ini," lapor Mira.

Erzan yang sudah bersiap memakai sarung tangan panjang pun langsung memasukan tangan jalan lahir Lusy Setelah meminta izin dari si sapi tentunya, tak ketinggalan Calista yang membisikan katak-kata penenang sambil mengusap sayang Elisabeth agar lebih tenang.

"Leher rahim sudah sedikit terbuka, tidak ada tanda-tanda infeksi, dinding rektum halus, kering tidak ada tanda-tanda infeksi. Lusy sangat baik," lapor Erzan setelah selesai melakukan pemeriksaanya.

Nafas Calista memburu cepat dan panas, kepalanya berdenyut seperti di hantam palu godam. Dia berusaha bertahan tapi Calista akhirnya menyerah. Pandangannya gelap, kakinya lunglai, dan tubuhnya limbung.

“Calista!” Erzan langsung memeluk tubuhnya yang hampir terbentur tanah. Panik, ia langsung menggendong Calista dan berlari ke arah poliklinik kampus.

"Cepat bawa ke klinik!" perintah Raden,

Erzan mengangguk lalu mengendong tubuh lemah Calista. Ia berlari menuju poliklinik. Mira segera mengirimkan pesan pada Laura.

Di Poliklinik

Calista terbaring di ranjang dengan wajah sepucat kertas. Suster sudah memeriksa suhu tubuhnya yang mencapai hampir 39,8 derajat Celsius. Laura, yang mendapat kabar dari Mira langsung menghubungi Evan, tapi Evan sama sekali tak merespon chat Laura. Ia pun memutuskan untuk menelpon arjuna hukum itu.

“Van, lo harus ke sini sekarang. Caca pingsan,” suara Laura terdengar gemetar.

“Apa?! Pingsan?!” Evan panik, suaranya meninggi. Ia tak peduli kalau dirinya sedang berada di tengah diskusi tugas kelompok.

“Di mana dia sekarang?”

“Di poliklinik kampus. Cepat, Van. Dia beneran lemah banget. Gue nggak tega," ucap Laura dengan nada bergetar.

Setelah menutup sambungan teleponnya, Evan langsung meninggalkan diskusi tanpa penjelasan. Jantungnya berpacu cepat, rasa bersalah dan khawatir membanjiri pikirannya.

Setibanya di poliklinik, ia langsung menuju tempat Calista berbaring. Melihat wajah pucat gadis itu, Evan merasakan ada sesuatu yang menghantam hatinya. Ia duduk di sisi ranjang, menggenggam tangan Calista yang dingin dan penuh bekas luka kecil akibat pekerjaannya.

"Ca," panggilnya lirih. Rasa marah, khawatir, dan penyesalan berkecamuk di hatinya.

Laura bangkit, memberi ruang pada Evan yang tampak lebih panik daripada siapapun. Erzan yang duduk di dekatnya, menundukkan kepala, merasa lega gadis itu akhirnya ditangani dengan benar.

Ketika Calista akhirnya membuka mata, pandangannya kabur. Namun, ia langsung mengenali tangan yang menggenggamnya erat.

“Epan?” suaranya lemah, hampir seperti bisikan.

“Iya, gue di sini. Istirahat dulu, gue bakal nemenin Lu di sini,” kata Evan, mencoba terdengar tenang meski nada suaranya bergetar.

Calista mengangguk lalu memejamkan mata yang masih terasa berat.

1
Risty Hamzah
Walaupun terkadang evan suka ketus tapi perlakuan evan ke calista sangat manis
kieky
sekalipun cuma hewan, tapi dia juga butuh hidup, uda kelewatan lu gab, mknya kalo g mau disuruh ini itu, y g usah cari masalah
Anita♥️♥️
njirrr q ikutan salting woeeee🤣🤣
Anita♥️♥️
ehhh sek tadi Evan bilang apa?Caca hanya miliknya???wowwww
Risty Hamzah
Aduuuuhhh malu gk tuhhh si Gaby udh bikin rusuh dan sok iyehhh ehhh taunya Evan datang dan bela calista, nangis bombay dah lu
Torabika Torabika
malu gk tuh di gituin sm Evan? hrsnya lu malu sih gab klo lu pny muka, pasti tiba2 pengen ngilang klo di gituin sm cowok yg di incar
Torabika Torabika
oh ngedate sm kucing' bkn sm Evan lho, trm nasib aja Van kalah sm kucing 😁
Zahra Nisa
Caca akhirnya tumbang dia kelelahan dan kurang istirahat cepat sembuh ca
Zahra Nisa
Caca mencari kebahagiaan ny sendiri sebelum pulang dan kena omel bibi ny
kpn Evan tahu tentang Calista
Torabika Torabika
malah di kira mau maling burung, si bapak suka ngasal amat...lha Evan jg bawa2 burung kan dia pny jg burung, ngapain mau maling burung 🙄
Torabika Torabika
kamvret emang pny bibi sm sepupu pengen di tonjok sm bersuara HEG!! kali ya.
ini yg di umpetin Caca ttng keluarganya yg buruk rupa buruk hati buruk kelakuan jg.
Torabika Torabika
wuih keren Caca ini, kuliah sambil cari uang jg jd chef apa ca.. kerem pokoknya mah klo ada anak muda kyk Caca gini gk gengsian.
Lilis Ika Supriatna
Dasar anak manja,,,, terlalu di ratukan sama org tuanya makanya km gk bisa apa² tp cukup puas sih akhirnya km bisa ngerasain apa yg anak fapet kerjakan setiap harinya
Torabika Torabika
Krn Caca pny alasan Van mknya gk mau di anterin
Lilis Ika Supriatna
Oalah pantas saja si Gaby sikapnya arogan bgt,,,, ternyata dia itu anak salah satu dosen di universitas nolite toh,,,, tp sukurin kau Gaby dpt hukuman buat bersihin kandang sapi di fakultas fapet Selma satu bulan... semoga saja km bisa menjalankan hukuman ini dgn baik ya
Lilis Ika Supriatna
Saran buat anak fapet,,,, mnding klian sklian aja bawa kotoran sapi trus lempar ke mukanya si Gabby biar mulut sama mukanya bau kotoran sapi,,, mkin lama pertikaian antara fakultas fapet dn hukum mkin memanas aja ini mah
Lilis Ika Supriatna
Seding bgt kasian Calista 🥺 knpa dia punya bibi sejahat itu sih 😕
lalu paman nya Calista mna knpa gk ada yg belain Calista
kasian km cal Malang sekali nasib km udah mah kurang tidur blum LG harus kuliah semoga km sehat selalu ya cal
Lilis Ika Supriatna: Ralat sedih mlh typo 🙈😩
total 1 replies
Lilis Ika Supriatna
Perlahan tapi pasti rasa itu lama kelamaan pasti ada dn mungkin saja saat ini rasa itu sudah ada cuma Evan msh menampik rasa itu dgn dalih tanggung jawab yg lama² akan berubh jadi cinta ☺️
D'kurnia Sharma
iya juga ya siapa tuh cewek yg udah bikin sial harinya Evan dan ngaku sebagai pacarnya juga
💝💝pemuja Rahasia💖💖
secar g langsung sadar g sadar kaian udhbsaling sayang. idh puya rasa buat ngelidungi pasangan masing2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!