Olivia baru pertama kali berpergian tanpa pantauan kedua orang tuanya yang sangat posesif. karna rasa penasaran akan seperti apa dunia malam membuat Olivia masuk dalam penjara tawanan gairah pemuda impoten, Keenan Pradipta.
Percintaan panas yang terjadi satu malam menjadi alasan kuat Keen untuk menjadikan Olivia sebagai istrinya.
“Gairahku hanya ada padamu, cantik. Lalu kenapa aku harus melepaskanmu?” tanya Keen dengan tangan yang melingkar mesra dipinggang Olivia.
“Gairah-gairahmu kenapa juga aku yang menderita, ha? dasar pria gila impoten lagi!” umpat Olivia.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCPI 5
Semua sangat sesuai dengan keinginan dari Keenan Pradipta, pernikahan siri terlaksana dengan lancar. Keen menoleh kearah Oliv yang duduk termenung dengan posisi kepala menunduk, disertai bibir yang cemberut.
“Kenapa cemberut begitu?” tanya Keen sembari jari telunjuknya menyentuh bibir Oliv.
Seketika Oliv tersadar, ia menatap tajam Keen yang malah tertawa karna cepat sekali ekspresi dari Oliv itu berubah. “Kau itu menggemaskan, Baby..” puji Keen sembari mencium tangan Oliv.
Cepat-cepat Oliv menghempaskan tangan Keen, ia benci dengan Keen yang aneh. Bukannya membawa Oliv menuju keluarganya sebagai bentuk tanggungjawab yang baik. Tapi, malah lebih memilih nikah diam-diam secara sirih pula.
“Kau marah karna kita menikah sirih?” tanya Keen kepada Oliv yang hanya terdiam dengan helaan napas yang terdengar secara kasar. “Ini hanya sementara.. Setelah kita mendapatkan waktu yang tepat, pernikahan ini akan aku sahkan secara agama dan negara. Itu janjiku,” ucap Keen untuk meyakinkan Oliv yang sebenarnya tidak terlalu perduli mau apapun yang terjadi.
•
Selesai berbicara pada Oliv yang tidak ada merespon apapun, kini Keen sedang berbicara dengan Raga di dapur. Keen heran melihat Raga yang sangat serius menatap KTP yang dimiliki oleh Oliv.
“Kenapa kau termenung seperti itu?” tanya Keen heran.
Raga menggelengkan kepala saja. “Kita hanya memiliki KTP yang sengaja tertinggal ditas selempang Nona Oliv, dan tertera nama Olivia Pratama. Nama yang cukup tidak asing bagiku, Tuan..” jelas Raga yang mana Keen bodoamat saja mendengarnya.
“Nama bisa saja mirip, sudahlah segera pergi untuk membeli barang-barang kebutuhan yang diperlukan oleh Oliv di sini,” perintah Keen.
Raga mengangguk mantap lalu melangkah pergi tidak lupa membawa dokumen itu bersamanya. Dan sekarang tinggallah Keen berdua saja di Apartemen bersama dengan Oliv yang ntah sedang apa di kamar.
“Oliv..” Keen memanggil karna sudah merindukan wajah cantik itu.
Sementara itu Oliv sedang berada di balkon kamar, bangunan ini sungguh tinggi. Kalau meloncat bukannya kabur dengan aman melainkan.. “Malah kabur ke akhirat, itu tidak lucu!” ucap Oliv sambil mengelus dadanya sendiri.
Oliv menghela napas secara kasar, mendadak saja tiba-tiba menjadi istri dari Keenan seorang pria yang tidak ia kenal. Memang Oliv tahu jika perawan yang ia miliki sudah direnggut pada malam itu, hanya saja Oliv tidak mau juga bentuk tanggung jawab Keen dalam bentuk seperti ini.
Suasana sore hari yang mendadak mendung seolah menggambarkan suasana hati dari Oliv sekarang. Wanita cantik itu menangis dengan posisi berjongkok, merindukan kedua orang tuanya. Oliv sedikit menyesal telah membangkang hingga membuatnya menjadi tawanan pria aneh.
“Sayang, kau sedang apa disana?” tanya Keen yang mana membuat Oliv langsung cepat-cepat menghapus air matanya. “Kau menangis?” Sepertinya Keen menyadari itu dari gerakan tubuh Oliv sendiri.
Keen melangkah mendekati Oliv, ia ikut berjongkok di samping wanita mungil itu. Memang terlihat Oliv menangis, sepertinya wanita itu sedih dengan segala hal yang terjadi dalam waktu sesingkat itu.
“Kau sedih menikah denganku?” Pertanyaan Keen langsung membuat Oliv menatap kearahnya.
“Bagaimana tidak sedih? Kau memaksaku!”
“Aku melakukan itu karna kau istimewa bagiku, aku tidak bisa menjelaskan secara terperinci. Intinya aku tidak bisa melepaskan dirimu begitu saja setelah hal besar yang kau lakukan untuk hidupku,” jelas Keen, ia tersenyum tipis kepada Oliv yang masih menatapnya.
“Sederhana sebenarnya, kau tetap menjadi milikku. Apa susahnya dengan itu?” Sambung Keen atas perkataannya tadi membuat Oliv langsung melotot sempurna.
“Aku tidak pernah bertemu pria gila sepertimu sebelumnya, kau memang tidak waras!” maki Oliv yang mana tidak membuat Keen marah, malah bangkit dari posisinya melihat keindahan kota dari balkon itu.
“Aku punya orang tua, jika ingin menikahi aku katakan baik-baik dengan mereka. Bukan seperti ini, soal malam itu aku bisa_”
“Terserah mau mengatakan apa, suka tidak suka kau tetap milikku! Tetap diam dan terima saja bentuk kasih sayangku ini, apa sulitnya untuk melakukan itu, hem?”
Oliv membuang napasnya secara kasar, karna sulit sekali berbicara baik dengan Keen. Oliv melangkah pergi meninggalkan pria itu, merasa semua percuma segala hal yang ia ungkapkan. Keen selalu mengatakan semuanya mudah, padahal nyatanya tidak seperti itu.
“Oliv..” Panggil Keen, ia melihat wanita cantik itu merangkak naik keatas kasur. Menutupi wajahnya dengan bantal, seolah tidak mendengar apa yang Keen katakan lagi.
Tangan Keen masih memegang KTP milik Oliv, ia tersenyum melihat foto Oliv yang sangat menggemaskan disana. “Kau berusia 22 tahun?” tanya Keen yang mana Oliv langsung membuang bantal itu ke sembarangan arah.
Oliv melihat tangan Keen yang memegang KTP miliknya, menjawab dengan anggukan kepala. “Aku baru lulus kuliah seminggu yang lalu, dengan susah payah aku meminta izin untuk bisa pergi ke rumah paman bukan menjadi istrimu!” ucap Oliv dengan sangat ketus, ia semakin kesal jadinya.
“Aku akan membawamu ke keluargaku nanti, memperkenalkan dirimu sebagai istri yang aku cintai.”
Ucapan Keen membuat Oliv termenung sebentar. “Jadi, bertahanlah.. Apapun yang kau keluhkan, aku akan tetap mempertahankan mu di sini. Dan jika kau ingin kabur, aku akan berusaha untuk selalu mencarimu,” ucap Keen dengan penuh ketegasan.
Karna tidak ada respon dari Oliv maka Keen langsung bangkit dari tempat tidur, ia mengecup kening Oliv lalu melangkah pergi. Oliv hanya diam bagaikan patung memikirkan semua hal yang dikatakan Keen barusan.
“Lalu, bagaimana dengan keluargaku yang saat ini sedang mencariku?” tanya Oliv dengan sedikit berteriak tapi tidak mendapatkan jawaban apapun dari Keen.
Tentu saja kesal, ia mengusap wajahnya secara kasar karna memikirkan mungkin sekarang kedua orang tuanya sedang heboh mencari keberadaannya. Dan Keen malah acuh seperti itu, Oliv tidak tahu harus apa sekarang.
•
•
“Aku tidak tahu makanan apa yang disuka Nona Oliv, jadi hanya membelikan makanan yang mungkin Nona menyukainya,” ujar Raga kepada Keen yang sedang duduk minum sekaleng minuman soda.
“Hem, terimakasih sudah membantu, Raga..” ucap Keen yang kini melempar kaleng kosong itu ketempat sampah, sebenarnya Keen terlihat lebih segar setelah bertemu dengan Oliv.
“Besok adalah hari terpanjang untukmu, Tuan. Kau harus memimpin rapat untuk kolega besar, aku yakin pasti kau akan mampu untuk melakukan itu.” Ucap Raga yang mana Keen angguki.
Sudah lama Keen berjuang sebagai wakil CEO untuk membuktikan kepada Ayahnya bahwa sebenarnya Keen mampu untuk memimpin keseluruhan Perusahaan keluarga Pradipta. Hanya saja sang Ayah tetap berprinsip jika Keen belum mampu untuk melakukan itu, hingga posisi Keen tetaplah wakil CEO sampai usia 28 tahun ini.
“Meskipun Tuan besar tidak ada, tapi aku yakin jika terus memantau kinerjamu, Tuan.” ujar Raga.
Keen yang sedang melamun langsung tersadar karna perkataan Raga itu. “Apa lagi kalau Tuan besar tahu kau menikah diam-diam seperti ini, maka sudah pasti akan_”
“Raga, jangan lanjutkan!”
“Apa Tuan Muda takut?” tanya Raga dengan penuh penasaran.
“Tidak takut hanya saja aku tahu kalau Ayah merupakan orang yang tegas, satu kesalahanku akan membuat fatal. Dan aku tidak mau semua ini ketahuan ayah, aku bisa gawat nanti.” jelas Keen yang mana Raga setuju akan itu.