NovelToon NovelToon
Takdir Alina

Takdir Alina

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Beda Usia / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Alin26

Di pagi hari yang cerah tepatnya di sebuah rumah sederhana terlihat seorang gadis yang bernama Alina Astriani atau kerap di panggil Alin.

Saat ini Alin sedang bersembunyi di balik selimutnya. Dia enggan membuka mata dari tidur yang sangat nyenyak. Hingga terdengar suara keributan yang membuatnya harus bangun dari tidurnya.

"Ih, siapa, sih, yang ribut pagi-pagi di rumah orang gini, ganggu aja orang lagi mimpi indah juga," ucapnya kesal. Lalu Alin pun keluar dari kamarnya menuju arah suara keributan tersebut yang ada di ruang tengah rumahnya.

"Cepat kasih tau pada kami di mana kau sembunyikan anakmu!" teriak seorang pria yang mengenakan jas sambil mencengkram kerah baju seorang pria paruh baya.

"Nggak akan. Saya nggak akan menyerahkan anak saya. Apapun yang akan kalian lakukan, saya tidak peduli!"

Karena merasa kesal pria berjas tersebut mendorong pria paruh baya itu ke lantai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alin26, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 3

Setelah sampai kampus, Alin pun melangkahkan kakinya menuju kelas dan langsung mendudukkan tubuhnya di bangku.

"Alin!" panggil seorang gadis yang langsung duduk di bangku di samping Alin.

"Putri?" Alin menatap sahabatnya itu.

Putri adalah teman sebangku sekaligus sahabat Alin sejak pertama mereka berkuliah di kampus itu, bahkan mereka bekerja di tempat yang sama. Bukan hanya sahabat, tapi bagi Alin Putri adalah saudara untuknya. Pada Putri lah ia membagi semua masalahnya.

"Lin, kamu ke mana aja? Aku hubungin nggak bisa, terus kemarin aku cariin ke rumah kamu, tapi nggak ada, Ayah kamu juga nggak ada. Emang kalian ke mana?" tannya Putri.

Tiba-tiba Alin teringat dangan ayahnya yang sudah tiada. Tak terasa air matanya pun jatuh membuat Putri yang ada di sampingnya bingung. Entah di mana Charles membuang mayat ayahnya itu

"Kamu kenapa nangis, Lin?" tanya Putri tapi Alin tak menjawab dan malah menangis.

"Yaudah kamu ikut aku yuk. Kita bicara di tempat lain aja," ajak Putri lalu menggandeng tangan Alin dan membawanya ke taman kampus yang tidak terlalu ramai.

"Sekarang kamu cerita kenapa nangis. Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Putri lagi saat mereka sudah duduk di bangku taman tersebut.

"A---ayah, Put," ucap Alin sambil menangis sesenggukan.

"Iya, ayah kenapa, Lin? Ayah kamu kenapa?"

"Ayah aku meninggal, Put. Dia sekarang udah nggak ada, sekarang aku udah nggak punya siapa-siapa lagi di dunia ini selain ayah," ucap Alin.

Sontak kabar itu membuat Putri terkejut. Ayah Alin sudah ia anggap ayahnya juga. Selama ini ia tau ayahnya Alin tak pernah sakit. Dia begitu syok ketika tau ayah Alin tiba-tiba sudah meninggal.

"Apa? Meninggal? Kapan? Dan kenapa kamu nggak kabarin aku soal ini"

"Kemarin ayah meninggal dan itu karena...." Ucapan Alin terpotong karena sebuah notifikasi masuk ke ponselnya yang di berikan Al.

[Kalau kamu berani ngomong macam-macam, saya akan pastikan ini adalah pertemuan terakhir kalian berdua, karena saya sudah menyuruh orang untuk memata-matai kamu. Jadi, jangan pernah main-main sama saya, kalau tidak teman kamu itu akan bernasib sama seperti ayah kamu] Begitulah isi pesan yang di kirim Al. Seketika itu Alin menjadi panik. Al tak main-main dengan ancamannya, nyawa Putri bisa dalam bahaya jika ia melibatkan sahabatnya itu dalam masalahnya.

"Nggak, aku nggak boleh cerita apa yang terjadi ke Putri. Aku.nggak mau dia kenapa-napa karena aku," batin Alin.

"Pesan dari siapa?" tanya Putri membuyarkan lamunan Alin.

"Ah, bukan dari siapa-siapa kok," jawab Alin berbohong.

"Kamu belum lanjutin kata-kata kamu, Lin,, ayah kamu meninggal karena apa?"

"A---ayah aku meninggal karena sakit dan aku nggak ngabarin kamu karena HP aku lagi rusak makanya aku beli yang baru," bohong Alin agi.

"Kamu nggak bohong, kan, Lin?" tanya Putri yang tidak percaya dengan apa yang Alin katakan. Entahlah, dia merasa ada sesuatu yang tak mau di ceritakan Alin padanya.

"I---iya, aku nggak bohong kok, Put," ucap Alin gugup.

Lalu Putri menghela napas kemudian membawa Alin ke dekapannya.

"Aku itu udah kenal lama sama kamu, Lin, aku tau pasti kamu lagi bohong, kan? Kamu nggak bisa bohong sama aku karena aku tau kalau kamu lagi bohong. Sekarang cerita ke aku. Apa yang udah terjadi sama ayah kamu"

"Hiks ... maaf, Put. Aku emang udah bohong sama kamu. Tapi aku juga nggak bisa cerita yang sebenarnya,

Nggak untuk yang satu ini," ucap Alin di pelukan Putri.

Lagi-lagi Putri menghela napas pasrah. "Yaudah nggak papa kalau nggak mau cerita sekarang. Tapi satu harus kamu tau, kapan pun kamu siap buat cerita aku siap buat dengarin semuanya. Dan jangan pernah bilang kalau kamu sendirian di dunia ini, karena aku akan selalu ada buat kamu," ucap Putri dengan lembut.

"Makasih ya, Put. Kamu emang sahabat terbaik aku," ujar Alin yang sudah kembali tersenyum

"Sama-sama. Yaudah kita ke kelas yuk, bentar lagi dosennya masuk."

"Iya, ayo."

Mereka berdua pun berjalan sambil bergandengan tangan menuju kelas. Di perjalanan ada saja lelucon yang di buat Putri hingga Alin tertawa. setidaknya dia bisa melupakan sejenak masalah yang dia hadapi. Dalam hatinya dia bersyukur bisa di pertemukan dengan sahabat yang sebaik Putri.

***

Sementara di sisi lain, Al sedang ada di kantornya. Dia baru saja selesai bicara dengan salah satu anak buahnya di telepon.

"Terus awasi Alin dan jangan sampai dia kabur."

[Baik, Tuan]

Al pun menutup sambungan teleponnya. Tak lama pintu ruangannya terbuka dan menampakkan seorang gadis cantik dengan wajah kesalnya lalu duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut.

"Sayang, kok kamu nggak bilang kalau mau datang ke kantor? Kan, aku bisa nyuruh Charles buat jemput kamu?" tanya Al. Lalu dia pun ikut duduk di samping kekasihnya tersebut.

"Kok kamu kayak lagi kesal gitu, sih, Sayang?"

"Siapa Alin?" tanya Gadis itu datar tanpa menjawab pertanyaan Al.

"Oh, dia itu anak dari pembunuh Salsha, Bella. Dan aku udah nikah sama dia kemarin," jawab Al santai.

"Apa? Nikah? Kamu nggak bohong, kan? Kalau kamu udah nikah terus aku gimana?" tanya Bella marah sekaligus kaget.

"Kamu dengar dulu penjelasan aku. Aku menikahi dia karena aku ingin balas dendam ke ayahnya, dengan aku nikah sama dia aku akan buat dia menderita," jelas Al.

"Tapi gimana kalau nanti kamu bakal cinta sama dia?" tanya Bella curiga.

"Itu nggak akan terjadi. Karena aku hanya cinta sama kamu dan untuk Alin hanya kebencian yang ada untuk dia."

"Yaudah sekarang jangan kesal lagi ya sama aku," bujuk Al.

"Oke, aku nggak akan kesal lagi asalkan kamu temenin aku shoping. Kan, aku pengen beli tas yang mewah sama sepatu yang mahal."

"Tapi aku lagi banyak kerjaan, Sayang. Bentar, ya?" Al lalu menelepon seseorang untuk segera ke ruangannya. Tak lama terdengar seseorang membuka pintu ruangan tersebut.

"Ada apa Bos manggil saya?" tanya Charles. Ya, tadi Al menghubungi Charles.

"Tolong kamu temenin Bella belanja, ya. Nggak papa, kan, Sayang kalau kamu perginya sama Charles dulu!"

"Iya nggak papa, Sayang," jawab Bella bersemangat.

"Dan ini kartu ATM aku." Al memberikan kartu ATM-nya pada Bella. "Kamu bisa pakai uang ini sebanyak yang kamu mau."

"Yaudah aku pergi dulu ya, Sayang, kamu yang semangat kerjanya." Bella lalu mencium sekilas pipi Al.

"Ayo Mbak Bella, kita pergi sekarang?" tanya Charles yang di balas anggukan oleh Bella.

Setelah itu mereka pun pergi dari ruangan Al. Lalu Al juga kembali mengerjakan pekerjaan kantornya yang sempat tertunda.

***

Setelah pulang kampus, Alin dan Putri memutuskan untuk segera pergi bersama ke restoran tempat mereka bekerja.

"Put, aku ke ruangan manajer dulu, ya. Soalnya aku mau minta izin untuk kerja mulai jam 7 malam hari ini," ucap Alin.

"Emang kenapa? Tumben, biasanya juga kamu pulangnya jam 9 atau jam 10 malam," tanya Putri heran.

"Ya aku pengen fokus sama kuliah dulu, kan, bentar lagi kita ujian, iya, kan?" Alin meyakinkan Putri. Padahal sebenarnya dia harus pulang ke rumah Al sebelum jam 8 malam.

"Iya juga, sih. Yaudah biar aku yang minta izin aja sekalian aku juga mau izin kayak kamu," ucap Putri.

Saat Putri akan masuk ke ruangan manajer, tiba-tiba seseorang memanggil mereka. Mereka pun menoleh ke arah orang tersebut.

1
☆Peach_juice
Ceritanya seru banget😭

oh iya mampir juga yuk dikarya baruku, judulnya ISTRI PENGGANTI TUAN ARSEN😁🙏
Geby Baheo
bagus banget 👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!