Berkisah tentang Alzena, seorang wanita sederhana yang mendadak harus menggantikan sepupunya, Kaira, dalam sebuah pernikahan dengan CEO tampan dan kaya bernama Ferdinan. Kaira, yang seharusnya dijodohkan dengan Ferdinan, memutuskan untuk melarikan diri di hari pernikahannya karena tidak ingin terikat dalam perjodohan. Di tengah situasi yang mendesak dan untuk menjaga nama baik keluarga, Alzena akhirnya bersedia menggantikan posisi Kaira, meskipun pernikahan ini bukanlah keinginannya.
Ferdinan, yang awalnya merasa kecewa karena calon istrinya berubah, terpaksa menjalani pernikahan dengan Alzena tanpa cinta. Mereka menjalani kehidupan pernikahan yang penuh canggung dan hambar, dengan perjanjian bahwa hubungan mereka hanyalah formalitas. Seiring berjalannya waktu, situasi mulai berubah ketika Ferdinan perlahan mengenal kebaikan hati dan ketulusan Alzena. Meskipun sering terjadi konflik akibat kepribadian mereka yang bertolak belakang, percikan rasa cinta mulai tumbuh di antara
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amelia's Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 23. Panas
Apa kau juga merasakan sesuatu?
"Iya, aku ... aku... merasa... ingin melakukan itu, bagaimana ini."Alzena dengan suara tertahan. Tiba-tiba Alzena meraup bibir Ferdinan dengan amatir. "Aku .. sudah tidak tahan,tolong aku."Alzena meringis menahan tubuhnya meremang hebat.
"Aku pun sama, sangat menginginkanmu, apa kau yakin?"Ferdinan menatap lekat wajah Alzena.
Alzena mendorong dada bidang Ferdinan dengan tenaga yang tersisa. "Tidak, tidak Ferdinan ini... tidak boleh terjadi, kau ...mencintai Katerine sebentar lagi kiita. akan bercerai. "
" Bagaimana jika aku mencintaimu!" Ferdinan menatap tatapan sayu diselimuti kabut gairah, namun otaknya mampu, berpikir dan mengatakan cinta.
"Apa?kau bo-hong heuhhhhhh."Alzena sambil menggelengkan kepalanya. Menahan perasaan yang sangat bergelora, dan sekujur tubuhnya meremang hebat. Dia tak bisa menahan lagi.
"Aku mencintaimu, Alzena." Ferdinan meraup bibir ranum Alzena, dan disambut oleh Alzena tanpa penolakan. Mereka berdua hanyut dalam panas gejolak gairah, yang sudah membuncah. Ferdinan yang seperti singa yang lapar, menikmati sesuatu yang halal baginya. Dia mulai menyusuri setiap inchi yang ada pada Alzena, yang kini menggeliat hebat.
Dia sangat berpengalaman, berbeda dengan Alzena yang polos dan amatir.Sensasi berbeda dirasakan oleh Ferdinan. Karena ternyata Alzena masih perawan. Dan rasanya sangat berbeda, memberikan kenikmatan yang luar biasa.
"Sssshhh, sakiiit." Alzena memekik kesakitan. Saat Ferdinan berhasil menerobos benteng pertahanan Alzena. Senyum sekilas terukir dari wajah Ferdinan yang merasa bangga karena dia orang pertama bagi Alzena.
"Maaf, tahan ya, cuma sebentar kok "Ferdinan mengecup kening Alzena. Yang meringis kesakitan. Namun kesakitan itu berganti dengan suara merdu dari bibir ranum Alzena. Yang menghiasi ruang kamar Ferdinan. Hingga 1 jam sudah penyatuan mereka berlangsung panas itu berakhir. Tubuh Alzena terkulai lemas, begitu juga Ferdinan.
"Maaf, apa kau kesakitan tadi?"Ferdinan mengelus rambut Alzena. Dia meraih kepala Alzena agar tidur di lengan kekar nya. Alzena dengan wajah memerah mengangguk pelan. "Kau pasti lelah, tidurlah sejenak,"
"Maksudnya?"
"Kita akan melanjutkan lagi, aku masih belum puas dengan kemolekan tubuh istriku ini "Ferdinan mengarah pada dada Alzena yang hanya tertutup selimut.
"Aku mau ke kamar mandi rasanya tidak enak."Alzena membersihkan sisa-sisa dari aktivitas panas mereka. Kemudian berwudhu, karena dia sangat lelah, dia tidak mandi, nanti saat subuh baru dia mandi."Capek banget, ya, Awww, kok sakit ya pangkal pahaku?"
"Al, kamu kenapa?"Ferdinan menuju kamar mandi.
"Enggak cuma sakit aja dipake jalan, kaya pegal dan linu."pekik Alzena.
"Ya sudah ayo "Ferdinan menggendong Alzena ala bridal style.
"sakiiit banget." Alzena meringis saat perlahan Ferdinan meletakkan tubuhnya di ranjang.
"Tidurlah, besok juga hilang kok,"
"Beneran ya, jangan sampai bohong, Aku malu kalau sampai jalannya aneh pasti kakek tertawa."seru Alzena.
"Ha ha.Iya iya, aku janji "Ferdinan mengecup kening Alzena. Dan memeluknya. Mereka tidur dengan saling memeluk. Hinga pukul 6 pagi Alzena berusaha terbanyak dengan tubuhnya yang terasa sangat sakit. Sehingga dia kesulitan bangun. Karena semalam, Ferdinan menggencar nya lagi 2 jam setelah mereka tidur.
"Rasanya sakit banget, duh gimana mau masak kalau begini." Alzena berjalan dengan perlahan.
"Sudah, kita pesan saja ya, kamu istirahat saja."Ferdinan memakai celana boxernya dan juga kimononya. Dia menuju kamar mandi untuk menyalakan air hangat di bathtub
"Aku sudah mengisi air hangat untuk membuat tubuhmu rileks, sebaiknya kamu berendam supaya lebih enak san sakitnya berkurang. "Ferdinan mengangkat tubuh Alzena, hal yang tak pernah dia lakukan pada wanita lain.
"Tapi..aku malu, masa mandi di depan kamu?enggak mau ah." Alzena menggelengkan kepalanya.
"Aku sudah melihat semuanya, jadi enggak usah malu oke."Ferdinan menyeringai senyum, sambil mengangkat kedua alisnya.
"Isssshhh, kamu bikin Al malu ."Alzena menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
"Sudah, berendamlah, nanti sakitnya pasti. berkurang." Ferdinan meletakkan tubuh Alzena di bathtub dan membiarkan Alzena sendirian, karena dia sudah mandi. Ferdinan memakai pakaian kerjanya dan memesan sarapan untuk mereka bertiga. Saat keluar kamar, dia terkejut sang kakek sudah duduk di sofa dan mengulum senyumnya.
"Selamat pagi kek."
"Pagi Fer, bagaimana tidurnya, nyenyak?"tanya sang kakek merasa sangat puas melihat Ferdinan yang terlihat kelelahan dari matanya, dan rambutnya yang basah.
"Dimana istrimu?kok enggak keluar?" Kakek menelisik pintu kamar Ferdinan. Pura-pura tidak tahu apa yang terjadi pada Alzena. Dia tahu pasti bagaimana reaksi obat tersebut.
"Dia lagi mandi kek, dan dia agak kurang sehat, makanya enggak masak sarapan,"Ferdinan menjawab dengan canggung, dan terbata-bata. Kakek mengangguk, sambil mengulum senyumnya.
"Sepertinya, rencanaku berhasil, semoga hubungan mereka semakin dekat,"Kakek dalam batinnya. Seolah dia sangat tahu apa yang terjadi antara cucu dan menantunya.
"Ting tong."Suara bel berbunyi.
"Tuan ini pesanannya,"
"Iya, terimakasih ya."Ferdinan memberikan uang yang lumayan besar.
"Tuan ini kembaliannya.
"Enggak usah , ambil aja."Ferdinan mengibaskan tangannya.
"Terimakasih tuan."Pengantar makanan tersebut pergi meninggalkan penthouse Ferdinan.
"Maaf ya Kek, Al, enggak masak sarapan, karena enggak enak badan."Alzena keluar dari kamar dengan menahan pegal di pangkal pahanya.
"Iya, tidak apa-apa, istirahat saja Al, kamu harus menjaga kesehatan,"ujar sang kakek.
"Iya Kek terimakasih."Alzena duduk sementara Ferdinan sibuk menuangkan air kopi dan teh menggunakan gula khusus untuk Kakek.
"Ini Kek silahkan diminum." Ferdinan menyajikan minuman, untuk Kakeknya.
"Mas, biar aku saja,"Alzena berusaha mengambil cangkir namun Ferdinan menolaknya.
"Sudah Al, ini waktunya aku yang melakukannya, kamu sedang sakit bukan?"Ferdinan menatap Alzena sambil mengedipkan salah satu matanya.
"Ya sudah kalau begitu."Alzena duduk kembali di meja makan. Mereka makan dengan santai. Dan obrolan yang hangat dan santai.
"Sayang, kamu ... sebaiknya tidak usah bekerja lagi, karena kamu istriku dan semua sudah aku penuhi." Seru Ferdinan.
"Tapi enggak enak kalau tiba-tiba, secara aku masih terikat kontrak, khawatir pak Bastian menyangka aku tidak profesional,"cicit Alzena.
"Ya sudah, tapi ingat, habis kontrak, kamu harus resign, aku mau kamu fokus jadi istriku." Ferdinan dengan tegas .
"Ehmm, kenapa tidak bekerja di perusahaan Ferdinan saja, kalau kamu ingin berkarir."Kakek memberi pilihan.
"Ya Kek, lihat nanti saja, Aku masih mau kerja, tapi... "Alzena tidak melanjutkan ucapannya.
"Ya sudah nanti kamu bisa kerja di perusahaanku oke."Ferdinan dengan nada lembut.
"Baiklah, kalau begitu, he he he ."Senyum terukir di wajah Alzena.
Setelah sarapan Kakek berpamitan, supirnya sudah menjemputnya."Kakek, pulang dulu, dan ingat ya kalian harus tetap menjaga hubungan kalian oke." Kakek pun pergi meninggalkan penthouse Ferdinan.
Kakek menaiki mobil mewahnya, dan duduk di kursi
"Lukman, terimakasih kamu sudah mengumpulkan informasi tentang cucuku, Aku berharap dia semakin dewasa dan berhenti bermain-main dengan wanita, hingga dia bisa semakin bertanggung jawab sebagai pemimpin perusahaan Klein Grup."Suara Kakek melalui sambungan seluler dengan asistennya.
"Iya tuan, aku akan selalu memantau tuan muda Ferdinan,"jawab Lukman.
bersambung...
"
