++ Iwan seorang pemuda usia 19 tahun, setelah ia menemukan sebuah cincin ajaib saat memancing disungai. Iwan mendapatkan kesaktian yang dipergunakan untuk memijat.
Seiring waktu banyak pasien yang telah disembuhkan, sehingga menjadi masalah karena banyak wanita yang menginginkan dia. Sehingga membuat ia terlena akan kenikmatan dunia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jamal Nurcahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6
Setelah menata tempat tidur diruang tamu," aku butuh papan nama biar orang tahu kalau sekarang aku mijat, tp cukup gak ya? Uangku tinggal 60 ribu "
Iwan teringat kalau ada potongan triplek di dapur". Segera dicarinya potongan triplek itu "nah ini dia, ukurannya cukup untuk papan nama sementara. Nanti kalau ada uang aku pesan banner dan kartu nama" gumam Iwan.
Dibawanya potongan triplek itu kedepan,
" Nah sekarang tinggal bikin papan nama" kembali Iwan tenggelam berfikir tulisan yang pas untuk papan namanya.
"PIJAT ΝΙΚΜΑΤ"BIKIN SEHAT DAN TUBUH BUGAR
TELP. 081XXXXXXXXX
" Nah selesai sudah papan namanya, sekarang tinggal pasang didepan "
setelah memasang papan nama dipagar rumah, dipatutnya lagi posisi papan nama itu." Sudah pas disini, sekarang cari makan cacing cacing ini sudah gak sabaran minta makan ha... ha.... ha...." gerutunya, dilihatnya jam di hp sudah pukul 4 sore, segera ia pergi kewarung untuk cari makan. Terlintas dibenaknya" kok pingin yang ada kuahnya ya, hemm... makan sotonya Pak Ri aja " segera Iwan pergi menuju ke stand soto Pak Ri.
"Soto dan es teh satu Pak Ri " pesan Iwan. " Eh... kamu Wan, lama gak kesini kemana saja?" tanya Pak Ri.
" Biasa Pak Ri, cari kerja "
"Sekarang kerja apa Wan "
"Aku sekarang mijat dirumah, panggilan juga bisa "
" Ini sotonya Wan, ya yang penting niatnya bener rejeki pasti datang" ucap Pak ri
Setelah menghabiskan semangkok soto dan segelas es teh, Iwan segera pulang kerumah.
"Ada apa ini didepan rumah kok banyak orang, apa mereka mau pijat " gumam Iwan.
" Nah ini anaknya datang!" kata Bu marni
"He... Wan kamu mau bikin apa dirumahmu, jangan bikin kampung kita tercemar lho!" Seru Bu ida
"Sini Wan, tolong jelaskan ini " Pak rt menunjuk papan nama yang dipasang Iwan.
"Maksudnya pijat nikmat ini apa!, jangan main main dikampung sini!" seru Bu marni
"Maaf ibu ibu dan bapak bapak, maksud dari pijat nikmat itu pijat yang gak sakit!" seru Iwan.
"Mana ada pijat yang gak sakit Wan, jangan ngeles kamu!" sahut Bu ida
"Ya kalau bapak bapak atau ibu ibu gak percaya mari silahkan masuk kedalam, barangkali bapak atau ibu ingin merasakan pijatan saya tapi gak gratis lho he.... he.... he.... "kata Iwan mempersilahkan. "Wah ini pucuk di cinta ulampun tiba, bisa buat promo nih hi.... hi... hi...." batin Iwan.
" Mari silakan duduk bapak bapak ibu ibu tempatnya masih darurat maklum baru mulai buka, silahkan bila ada yang mau pijat"
Mereka saling berpandangan Iwan hanya tersenyum melihat mereka.
" Baik aku aja Wan ini pinggangku agak sakit " pinta Pak harno
"Silahkan Pak naik kesini!" Iwan menepuk kasur yang sudah disiapkan dan mengambil hand body untuk memijat.
Setelah Pak Harno melepas baju dan naik ketempat tidur" permisi Pak, saya mulai ya pijatnya" kata Iwan sambil menuangkan sedikit hand body kesekitar pinggang Pak Harno. Iwan memegang pinggang Pak Harno dan melihat banyak titik titik yang agak besar dipinggangnya, setelah itu ia menekan dan mengurut pinggang Pak Harno sesuai arah peredaran darahnya. Tak lama setelah melihat titik titik itu hilang Iwan berkata " sudah selesai Pak pijatnya silahkan dirasakan sakit yang Pak Harno rasakan dipinggang"
" Lho .... he... kamu ini mijat apa cuma ngelus doang Wan!" kata Pak Harno
"Ya namanya pijat nikmat Pak, tanpa sakit tapi terasa manfaatnya.
"Silahkan Pak dibuat gerak pinggangnya" suruh Iwan ke Pak harno.
Setelah turun dari tempat tidur Pak Harno membungkuk kedepan dan kesamping, digoyang goyang badannya rasa sakitnya pun hilang, lho.... kok gak sakit lagi Wan, padahal cuma kamu elus elus!" Iwan hanya tersenyum.
Bapak bapak dan ibu ibu yang ada diruangan terheran heran.
" Yang benar Pak Harno, pas akal akalan Pak Harno sama Iwan" seru Bu Ida
"Ya Ibu coba saja sendiri, saya gak bohong kok!" kata Pak Harno
"O... begitu, kalau sakit kepala bisa gak Wan!" tanya Bu Darmi.
"Tergantung Bu, kalau sakit kepala gak punya uang aku gak bisa bantu ha.. haa.... ha...." gurau Iwan
"Ya mesti Wan kalau itu" gerutu Bu Darmi." Kepalaku ini sering pusing Wan, kayak berputar putar jadi gak nyaman rasanya kalau pas kerja!"
"O... itu vertigo ya Bu, Bu Darmi duduk sini" sambil menepuk kasur Iwan mempersilahkan Bi Darmi
Setelah Bu Darmi duduk " maaf ya Bu, kepalanya Iwan pegang!" ucap Iwan
Kembali Iwan menemukan beberapa titik dan garis di urat kepala Bu Darmi. "Sudah lama sakit kepalanya ya Bu?" sembari menekan dan mengurut kepala Bu Darmi sampai keleher.
"Sudah beberapa tahun ini Wan!" Bu darmi menceritakan awal mula kepalanya sakit.
" Sudah pijatnya Bu, gimana coba dirasakan " kata Iwan
" Kapan kamu mijatnya Wan kok sudah selesai!" Bu Darmi memelototkan matanya.
"Dirasakan dulu Bu, baru Bu Darmi komentar!" kata Iwan.
Bu Darmi segera turun dari tempat tidur setelah itu jongkok.
Pak Rt yang melihat Bu Darmi sedang jongkok berseloroh" kalau sudah penuh, segera pindah Bu ha... ha... ha...."
Bu Darmi segera berdiri sambil melotot ke Pak Rt.
" Gimana Bu sudah penuh, eh sudah sembuh sakit kepalanya?" kata Iwan
Bu darmi yang masih jengkel kembali memandang tajam ke Iwan,setelah sadar ia tersenyum." E.... Wan, kepala Ibu terasa enteng, biasanya habis jongkok agak pusing!"
" Ibu ini vertigo apa darah rendah sih, biar pasti Bu Darmi periksa ke puskesmas ya" kata Iwan. Bu Darmi hanya tersenyum.
"Bagaimana Pak Rt, kan sudah ada pembuktian dari tehnik pijat saya yang tanpa sakit tapi membawa nikmat kesembuhan he.... he.... heee...."
"Ya... ya.... Sebagai pengurus kampung bapak ijinkan kamu buka pijat disini, bagaimana bapak bapak dan ibu ibu?" Kata Pak Rt.
" Setuju" berbarengan menjawab orang orang yang berada dirumah Iwan.
" Terima kasih atas restunya, tapi jangan lupa ongkos pijatnya ha... ha... ha....!" gurau Iwan
" Hala.... gratis Wan!" ucap Bu Darmi
"Ini Wan, terimakasih ya pinggangku sudah lebih nyaman " kata Pak Harno memberikan selembar warna biru.
"Nah berhubung semua setuju dan hari sudah menjelang petang, sekarang kita bubar dan pulang kerumah masing masing!" Seru Pak Rt.
" Terima kasih bapak bapak dan ibu ibu kalau ada yang butuh pijat hubungi saya!" Seru Iwan
Dan mereka pun pulang kerumah masing masing meninggalkan Iwan sendiri dirumahnya.
Iwan melirik jam di hp jadulnya" sudah setengah 6 mandi dulu ahh... " gumamnya menuju kamar mandi. Setelah mandi Iwan membuat kopi dan menuju keruang tamu yang sekarang disulap menjadi ruang kerja untuk memijat. Disruput kopi dan dinyalakan sebatang rokok menemani petang hari di kesendiriannya.
" Kalau dilihat dari banyaknya tetangga yang tadi disini sepertinya sih sudah pas penataan ruang ini" gumam Iwan
***
Bersambung....