Hai..
Namaku Ziqiesa. kalian bisa memanggilku dengan sebutan,Zi. Aku seorang gadis cantik yang masih erat kasih sayang dari Ayah dan Ibuku. suatu hari aku tersesat ke dunia yang tidak aku ketahui. dan kasih-sayang itu masih sama adanya, tapi seakan terputus karena jarak kami yang tidak dapat di ketahui.
Aku,ingin mengajak kalian untuk ikut menemani perjalanan ini, sampai kembali pada pangkuan Ayah,dan Ibuku. bagaimana? kalian mau kan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Karlina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. Di Serang
Sarapan pagi sudah tersedia di meja makan yang terdapat di dalam ruangan rumah kaca. Ada buah-buahan segar yang sudah di kupas lalu di potong-potong kecil membentuk anak dadu. Makanan beratnya ada roti panggang yang isiannya daging cincang halus,dan sayuran juga di iris kecil-kecil sebagai pelengkapnya.
"Jusy,dimana Graysen? Apakah dia juga tidak makan sama sepertimu?" Zi, bertanya demikian hanya menghalau rasa kesunyian panjang yang tidak berujung. "Ya, yang mulia Putri. Kami sama,tapi beda jenis." Sahut Jusy yang duduk di kursi depan Zi. Gadis cantik itu meminta Jusy agar menemaninya sarapan pagi.
Zi, mengangguk di sela kunyahannya. Melihat Jusy yang duduk jauh lebih rendah darinya tapi tetap saja kepala mereka tidak setara. Jusy, benar-benar mematung dengan kepala tinggi menjulang. "Ah,aku kembali teringat Ayah,dan Ibu. Pasti mereka akan bergosip saat melihat,Jusy." Itu salah satu kebiasaan buruk keluarga,Zi. Tapi mereka tetap saja keluarga harmonis penuh cinta.
"Jusy,apa kau tau jalan untukku kembali ke duniaku?" Zi, bertanya entah yang ke berapa kali,' masalah kembali,' tapi tetap saja ingin menanyakan perihal itu.
Jusy, menggeleng lemah. "Tidak. Yang mulia Putri." Jawabnya singkat, memperhatikan mulut Zi yang mengunyah dengan mulut penuh. Jusy, hanya curi-curi pandang saat Zi tidak fokus ke arahnya.
Terdengar helaan napas berat dari gadis kecil itu. Jika, Jusy bisa memilih ia ingin sekali Zi tetap tinggal di istana kerajaan Aestherlyn. Karena semenjak kedatangan gadis itu, Graysen menjadi sedikit lebih banyak bicara,dan Graysen juga terlihat sangat menjaga gadis itu—Zi.
Selesai sarapan pagi. Zi, mengunjungi taman belakang rumah kaca. Udara pagi terasa sangat dingin. Mungkin tempias dari air terjun menciptakan embun yang sedikit berlebihan di pagi hari.
Jusy, mendorong ayunan Zi dengan pelan. Sedangkan Zi memikirkan air suci yang tidak berhasil di dapatnya. "Aku, pikir air suci itu ada di kediaman Nenek sihir jelek itu. Ternyata aku hanya mendapatkan amukannya saja." Gumam Zi dengan wajah di tekuk ke bawah.
Zi, sudah beberapa kali mendatangi taman ini,tapi rasanya tetap sama saat pertama kali ia datang ke tempat ini. Takjub,dan sangat menikmati sekali. Cahaya matahari terbit cukup bagus, tidak ada kabut tebal yang membungkus di sekelilingnya. Secara baik juga aliran hangat menjalar ke tubuh Zi, membuat ia menjadi lebih rileks.
"Yang mulia Putri? Sebaiknya kita kembali ke dalam ruangan rumah kaca. Cuaca dingin akan membuat tubuh Anda semakin kurang baik." Ajak Jusy dengan datar.
"Kenapa? Aku bahkan belum sampai satu jam lamanya berada di tempat ini, Jusy." Zi berseru sambil melipat dahi. Entah kenapa ia merasa belum puas,tapi Jusy sudah mengajaknya pergi untuk kembali ke dalam ruangan rumah kaca.
"Akhir-akhir ini banyak sekali pendatang yang ingin berkunjung ke istana kerajaan Aestherlyn, yang mulia Putri. Karena itulah Anda tidak boleh berlama-lama berada di luar ruangan." Ucap Jusy dengan penuh pertimbangan. Di ujung sana ada Levi yang berkeliaran untuk mencari informasi. Jusy menyadari hal itu,dan sebelum Zi melihat keberadaan Levi, sebaiknya ia membawanya masuk.
"Biarkan saja, Jusy. Bukankah ada Graysen dan yang mulia Raja, yang akan menjamu mereka? Tidak ada hubungannya denganku sama sekali." Malas Zi memutar bola matanya jengah. Lagi pula ia sudah melihat Levi sedari tadi. Penyihir kecil itu tidak akan bisa membawanya pergi sekarang, karena kerusakan pada sistem teleportasi sudah kembali membaik,itu di tempat kediaman Graysen. Kalau yang di gerbang istana kerajaan Aestherlyn Zi tidak mengetahui hal itu.
"Ya. Anda benar. Tapi apa Anda tidak takut jika terjadi sesuatu yang membuat istana ricuh?" Jusy, hanya bertanya dan sebenarnya tidak ingin Zi benar-benar menjawabnya.
"Untuk apa takut, Jusy. Melihat bagaimana menyeramkannya penjaga, yang mulia Raja,aku biasa saja. Memangnya ada lagi yang lebih menyeramkan dari pada mereka? Mereka makhluk-makhluk yang melayang di udara, bertanduk,dan wajahnya datar dengan taringnya yang panjang. Ada sedikit imutnya, karena mereka berkumis seperti kucing, tangannya pendek dengan jari yang menyatu,tapi terasa sangat lembut seperti anjing laut,lebih tepatnya" Ungkap Zi, dengan wajah tenang.
Jujur saja sekarang Jusy tidak bisa berkata-kata, bahkan perempuan kaku itu belum pernah melihat makhluk penjaga, yang mulia Raja. Apalagi tadi? Zi, bahkan menyebutkan ciri-ciri mereka yang tidak bisa Jusy tebak seperti apa bentuk aslinya. Jusy belum pernah sampai di kediaman,Muchen.
"Saya tidak tau, yang mulia Putri. Bahkan belum pernah bertemu langsung dengan mereka." Jawab Jusy kikuk. Wajahnya yang cantik dan pucat, terlihat semakin kejang dan kaku.
"Sudahlah, lupakan saja. Kalau begitu ayo kita masuk, Jusy! Aku ingin berkunjung ke ruangan yang mulia Raja." Ajak Zi keluar dari ayunan. "Apa semudah itu untuk Anda mendatangi kediaman yang mulia Raja?" Jusy menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Iya. Dia sendiri yang memintaku untuk sering-sering berkunjung ke sana." Jawab Zi dengan santai.
•••
Jusy, menemui Graysen di ruangannya. Mengatakan apapun yang mereka obrolkan dengan Zi, saat di taman.
"Itu artinya Zi bukan manusia biasa. Ayah akan membatasi dirinya dengan siapapun termasuk aku,tapi jika Ayah sudah bertindak begitu jauh, berarti benar bahwa Zi adalah seorang yang di kirim sebagai pelindung kerajaan Aestherlyn dari bahaya besar yang mengancam istana." Tutur Graysen pada Jusy dan Judy yang berdiri di sudut ruangan.
Judy dan Jusy mengangguk, membenarkan ucapan Graysen, bahkan mereka juga berpikir bahwa Zi juga sudah melihat rupa yang mulia Raja, yang sesungguhnya. Tidak mungkin gadis itu bisa selamat dari tangan Muchen jika Zi belum melihat wujud aslinya.
"Benar, yang mulia pangeran. yang mulia Putri, bukanlah manusia biasa, bahkan saya juga melihat luka bakar yang di sebabkan oleh sinar panas yang mulia Ratu,tapi dia seolah-olah tidak merasakan apa-apa." Ucap Jusy mengingat ada bekas itu saat mengganti pakaian, Zi, saat tidur.
"Apakah itu benar, Jusy? Jadi anak kecil itu berhasil menembus pelindung transparan yang kalian ciptakan tanpa hancur?" Penasaran Graysen, sekarang dia juga mengerti kenapa Zi muncul begitu saja tanpa adanya proses dan ritual untuk memanggil manusia terlebih dahulu.
Jusy, mengangguk dalam sebagai jawaban. Limit berbicaranya semakin berkurang. Jusy tidak mau ia nanti hanya diam mematung saat melayani,Zi,dan kembali menerima Omelan dari gadis kecil itu. Sebenarnya makhluk apakah Jusy dan Judy, ini? Kenapa memiliki limit saat harus berbicara?
Graysen, berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati pintu menuju ke balkon. suara ledakan kecil terdengar dari gerbang masuk istana kerajaan Aestherlyn. Itu, artinya ada yang datang untuk menyerang istana.
"Judy, Jusy? Kalian bersiaplah!" Tegas Graysen yang menutup kembali pintu itu dengan rapat. Meninggalkan ruangan tersebut dan menuju keluar kediamannya. Judy dan Jusy, mengikuti langkah Graysen dari belakang, mereka berjalan kaku layaknya patung manekin misterius yang di seret secara paksa.
Akhir-akhir ini memang sering terjadi kekacauan di istana yang di sebabkan oleh iblis. Jadi mereka harus siap siaga 24 jam agar selalu siap untuk menyambut kedatangan mereka yang tidak di undang.
Penyebab utama kedatangan mereka sampai saat ini belum di ketahui, namun keretakan sistem perlindungan yang menjadi penyebab utama pemicu munculnya mereka. Itu baru prediksi saja, belum pasti lebih jelasnya!
Lima iblis bertanduk pendek sudah menyerang prajurit milik Graysen, selama kerusakan terjadi,memang yang berada di kediaman Graysen lah yang lebih unggul menjadi benteng pertahanan. Tidak ada prajurit milik yang mulia Raja turun untuk membantu, karena memang Graysen masih mampu mengatasi masalah ini.