Mungkin hal biasa kalo cewek cupu pacaran sama bad boy, namun kali ini kebalikanya gimana peran sicewe yang urak-urakan, suka balap liar, dan tidak mau diatur malah dia jatuh cinta dengan cowo cupu kutu buku yang anti sosial.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prettyaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
derita gara
Lagi-lagi Gara melamun selalu memikirkan Sera yang tak mau bicara dengan dirinya lagi bahkan tidak mau menemui dirinya sekarang yang tidak baik-baik saja.
Ia memandang foto Sera yang terletak di atas meja belajarnya, gadis itu tampak cantik dan mempesona dengan senyum lebarnya yang manis. Foto itu yang dirinya ambil di taman saat mereka tengah berkencan.
Jika dirinya boleh jujur sebenarnya dia tidak ingin hubungan mereka renggang seperti ini, Gara berjanji akan memperbaiki hubungan mereka berdua dan akan jujur mengatakan apa penyebab dirinya lebih memilih Nabila, pasti Sera akan percaya dan memahami ini semua tapi ia bingung bagaimana memulai itu semua.
Sebenarnya dirinya hanya terpaksa bersama Nabila dan lebih memilih dia dari Sera karena sebuah alasan gadis itu memiliki penyakit langka dan tidak bisa untuk sering sendirian, orang tuanya menyuruh agar dirinya melindungi Nabila. Mereka berteman baik dengan orang tua Nabila bahkan pernah menjodohkan mereka berdua.
Bahkan ayahnya menyuruh orang untuk mengawasi dirinya agar selalu melindungi Nabila, itu sebabnya ia jarang membela Sera dan lebih memilih Nabila.
Ayahnya pasti marah jika dirinya membuat Nabila terluka dan bersedih seperti kejadian kemarin ia dipukul oleh sang ayah karena membuat Nabila trauma, padahal kejadian kemarin bukan kehendaknya. Ayahnya bahkan tidak peduli kepada keadaannya yang masih dipenuhi memar yang ditambah pukulan oleh ayahnya.
Orangtuanya memang tidak peduli dengan keadaan dirinya, mereka hanya peduli pada kepintarannya, memaksa untuk menjadi yang paling bisa untuk meneruskan perusahaan ayahnya kelak. Bahkan sang ibu tidak dapat menjadi sandaran dirinya, dia hanya akan menghubungi untuk mengetahui nilai dan prestasinya, tidak dengan keadaannya. Mereka benar-benar menyukai kesempurnaan dan kepintaran dalam hidup.
Saat bersama Sera dirinya menemukan sandaran ketika dirinya lelah dan kecewa pada hidupnya. Sera akan selalu menyemangati dirinya dan memberikan berbagai kegiatan baru yang berbeda dengan hidupnya yang selalu monoton dan tanpa arah.
Sambil merebahkan dirinya di kasur, ia berdoa semoga hubungannya dengan Sera segera membaik. Gara mulai menutup mata untuk menuju ke alam mimpi, semoga Sera datang ke mimpinya.
••••
Gara terus menunggu kabar dari Sera, namun tidak pernah ada pesan yang masuk ataupun panggilan yang diterima. Setiap hari ia berharap setidaknya bisa bertemu Sera di sekolah, tapi gadis itu selalu menghindar. Bahkan ketika mereka berpapasan di lorong, Sera memilih untuk berjalan lebih cepat seolah Gara tak pernah ada.
Di rumah, Gara mulai merasa frustasi. Ia tahu bahwa ini salahnya, namun ia tidak tahu harus berbuat apa lagi untuk memperbaikinya. Bahkan ketika ia mencoba menjelaskan kepada teman-temannya, mereka hanya bisa menghela napas dan mengingatkannya bahwa mungkin Sera benar-benar sudah tidak ingin ada urusan lagi dengannya.
Hari demi hari berlalu, dan Sera tetap pada pendiriannya. Ia fokus pada pelajaran, persiapan ujian, dan masa depannya sendiri. Baginya, Gara sudah menjadi bagian dari masa lalu yang tidak perlu diulang kembali. Sesakit apa pun perasaannya, ia tahu bahwa ini adalah keputusan terbaik.
Sementara itu, Gara mulai menyadari bahwa semakin ia berusaha mendekati Sera, semakin gadis itu menjauh. Ia pun mulai mempertanyakan segalanya. apakah ia masih pantas untuk berada di sisi Sera? Atau mungkin ini adalah hukuman untuk semua kesalahannya di masa lalu?
Pada akhirnya, Gara hanya bisa menatap ke luar jendela, menyesali semuanya dalam diam. Ia sadar, mungkin ada hal-hal yang memang tidak bisa diperbaiki.