NovelToon NovelToon
Ketika Istriku Berbeda

Ketika Istriku Berbeda

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Berbaikan / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:849.9k
Nilai: 4.9
Nama Author: Muhammad Yunus

"Mas kamu sudah pulang?" tanya itu sudah menjadi hal wajib ketika lelaki itu pulang dari mengajar.

Senyum wanita itu tak tersambut. Lelaki yang disambutnya dengan senyum manis justru pergi melewatinya begitu saja.

"Mas, tadi..."

Ucapan wanita itu terhenti mendapati tatapan mata tajam suaminya.

"Demi Allah aku lelah dengan semua ini. Bisakah barang sejenak kamu dan Ilyas pulang kerumah Abah."

Dinar tertegun mendengar ucapan suaminya.

Bukankah selama ini pernikahan mereka baik-baik saja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muhammad Yunus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tuntutan.

Canda tawa memenuhi rumah sederhana milik orang tua Irham. Tingkah lucu Ilyas-lah yang menjadi sumbernya.

Balita tiga tahun itu sedang melantunkan sholawat, tapi karena masih cadel, semua yang di ucapkan jauh dari kata aslinya.

"Sudah mau bobok, biar Abi gendong. " ajak Irham ketika melihat Ilyas beberapa kali menguap.

Irham melangkah untuk meraih tubuh Ilyas. Belum beranjak jauh, seseorang muncul di pintu depan. Bapaknya Ratih dan Ibunya. Wajahnya terlihat tegang. Irham mulai khawatir. Ia beri kode pada Dinar untuk masuk ke kamar.

"Silahkan duduk, Pak Lik, Bu Lik. Apa kabar?" Irham mengulurkan tangan untuk menyambut tamunya. Tapi ternyata tangannya tidak di sambut, malah ia di pelototi.

Nah, badai apa lagi ini? Batin Irham nelangsa.

"Ada apa sebenarnya?"

"Jangan sok ndak tahu! Kamu pikir anakku itu mainan? Bisa kamu buang-buang seenaknya? "

Wajah orang tua Ratih merah padam. Irham benar-benar di labrak orang.

"Jangan melongo saja! Kamu harus tanggung jawab! "

"Iya, Pak Lik. Silahkan duduk dulu, lalu kita bicarakan tanggung jawab apa yang dimaksud." Irham berusaha menjaga intonasi suaranya.

Dengan isyarat tangan Irham persilahkan tamunya duduk.

Meski terlihat enggan, akhirnya keduanya bersedia duduk.

Sementara kedua orang tua Irham juga belum tahu apa yang menyebabkan sepasang suami istri paruh baya itu marah pada Irham.

"Jadi, bagaimana yang Pak Lik maksud tadi? Saya harus tanggung jawab apa? " tanya Irham ramah.

"Kamu sudah menabrak Ratih dan suaminya, saat ini menantuku sekarat, harusnya kamu tidak malah pergi melarikan diri seperti ini."

"Begini, Pak Lik. Saya paham Pak Lik marah. Tapi.. "

"Ndak ada tapi-tapian!"

"Loh, sebentar. Saya jelaskan dulu. Yang terjadi kemarin itu kecelakaan beruntun, saya bantu Ratih dan suaminya sebagai tanggung jawab karena mereka jatuhnya di bawah kolong mobil saya, kejadiannya itu sebenarnya... "

"Apa? Mau ingkar kamu? Saya sudah sabar-sabarin, kamu malah ngelunjak! "

Loh-loh, kok malah gini? Piye, tanggung jawab kok dibilang ingkar. Pasti ada salah paham.

"Ingkar bagaimana, Pak Lik?"

"Pak! Panjenengan ini kenapa memaki-maki anak saya seperti itu?" Bapak Irham akhirnya ikut buka suara melihat Irham dimaki-maki.

Pak Hendra yang sudah duduk malah kembali berdiri, membuat Irham mulai ngeri takut timbul keributan yang lebih besar.

"Pak Lik, Bapak, silahkan duduk kita bicara dengan tenang ya." Irham berusaha mendamaikan. Meski pikirannya sendiri sedang ruet.

"Ndak ada tenang-tenang. Sekarang kamu jawab! Kamu ini serius sama anak saya atau tidak?"

"Pak! Jangan asal bicara Irham sudah punya istri, sampean tidak bisa seenaknya begitu maksa-maksa anak saya, lagian si Ratih juga sudah menikah, to?" suara Bapak Irham lantang berkumandang.

"Itu bentuk tanggung jawab Irham karena dia menantu saya sekarat. Sekarang Ratih sakit, siapa yang bakal ngurusin anak-anaknya? Kami tidak sanggup, orang tua suami Ratih juga angkat tangan."

"Loh, loh kecelakaan itu korbannya nggak cuma Ratih dan suaminya, Pak Lik. Saya juga korban, mobil saya masuk bengkel juga butuh puluhan juta untuk biaya."

Mata Pak Hendra berubah ragu.

"Tapi kata Ratih, Irham berjanji akan membiayai pengobatan mereka sampai sembuh, dan memberi tunjangan pada anak-anaknya."

Mata Irham terbelalak. Itu jelas tidak benar.

Kini mata Bapak dan ibunya menatap penuh pada Irham yang syok dengan penuturan Bapak Ratih.

"Waallahi, saya tidak ada bilang begitu sama Ratih. Malahan ponsel saya di ambil sama dia dan Ratih mengirim pesan yang tidak-tidak untuk istri saya."

Pak Hendra tercenung sejenak. Agaknya ia sudah mendengar informasi yang salah. Apakah Ratih bicara Irham akan membiayai mereka? Maruk sekali.

Ketegangan sedikit menurun, setelah sumpah Irham. Tapi tidak lama, karena baru saja Irham hendak membuka mulutnya kalimatnya sudah di potong.

"Begini..."

"Jangan begana, begini!" sentak Pak Hendra.

Bapak Irham sudah akan berdiri lagi, tapi Irham segera menenangkan. Bakal tambah runyam kalau semua keras kepala.

"Saya tidak mau tahu, jangan bikin malu keluarga kami. Kamu harus menikahi anak saya!"

Luar biasa. Gendang telinga Irham berasa meledak saat itu juga.

"Tidak bisa begitu, Pak Lik. Saya tidak merasa berjanji apa-apa pada Ratih, dan lagi, saya sudah punya anak, isteri."

"Aku nggak perduli ya!! Aku cuma mau kamu menikahi Ratih sebagai tanggung jawab. Mau dijadikan istri kedua, Ndak masalah. Mau nikahnya nggak sampai catatan sipil juga ndak papa. Yang penting kamu jadi suami anak saya, karena sekarang suaminya koma, nggak ada yang cariin Ratih duit. Ratih sudah mencoba bunuh diri karena depresi, kalau sampai terjadi apa-apa kamu harus tanggung jawab!"

"Tapi sayangnya panjenengan datang pada orang yang salah, Pak!"

Semua kepala menoleh ke arah pintu depan.

Disana berdiri gagah laki-laki cinta pertama Dinar. Pak Kiai Ahmad Sulaiman akhirnya menyusul Dinar ke rumah mertuanya, sekalian ingin silahturahmi dengan besan.

Orang tua Irham tergopoh-gopoh menyambut kedatangan besannya.

"Ngapunten, Pak Yai, Bu Yai." tutur Bapak Irham sungkan. Datang-datang besannya di suguhi cek cok.

Umi Zalianty menggeleng menenangkan.

"Dinar dimana Bu?" tanya beliau santun.

"Di kamar, Bu Yai." iris mata wanita yang telah melahirkan Irham tampak berbinar. Orang tua mana yang tidak syok anaknya di maki-maki.

"Saya izin menemuinya, ya?" sama halnya Dinar, Umi nya juga wanita lemah lembut, tidak pernah satu kalimat yang keluar dari bibir Umi Zalianty dengan nada tinggi, selalu lembut dan santun.

******

Irham menyusul Dinar ke kamar setelah pembicaraan serius dengan kedua orang tua Ratih.

Irham menemukan istrinya yang meringkuk dengan Isak rendah.

Tangan kecil Dinar mengusap wajahnya yang sembab ketika melihat kedatangan suaminya.

Irham tak tahan lagi. Segara menangkap kedua tangan istrinya. Di genggam erat untuk berbagi kehangatan. Akhirnya Irham membenamkan Dinar ke dadanya. Dinar justru menangis hebat ketika di dekap.

"Ya Allah.." ratapnya berkali-kali. Dari suaranya Irham tahu hati istrinya kembali hancur.

"Jangan menangis, Dinar. Mas mohon.."

Dinar memukul-mukul dadanya, seolah mengusir sesak yang bertumpuk di sana.

"Mas tidak akan menikahi wanita lain, tidak akan pernah! Kamu satu-satunya istriku, tidak akan ada yang ke-dua dan yang seterusnya." di dekap nya semakin erat Dinar di dadanya.

Andai tidak takut terjadi keributan lagi, Irham ingin tidur memeluk Dinar sepanjang malam, sayang, dia harus mengantar kedua orang tua Ratih pulang ke Salatiga. Setidaknya sebagai tanggung jawab terakhirnya pada keluarga itu.

Irham sendiri tidak habis pikir dengan permintaan Bapak Ratih. Mereka seperti menjual keadaan suami Ratih untuk mendapatkan keuntungan.

Bersikeras ingin ia menikahi Ratih, tidak perduli jika putrinya hanya dinikahi siri, tidak masalah jika pernikahan itu sah kah nantinya sebab Ratih masih menjadi istri orang.

Irham baru sadar, kedekatannya dulu dengan Ratih tak sampai mengenal pada keluarganya. Irham hanya mengenal mereka dari luarnya saja.

Hal yang paling di sesali Irham adalah pertemuannya kembali dengan wanita itu. Tapi, dari pertemuan itulah Irham juga menyadari seberapa besar cintanya untuk Istrinya. Dinar adalah belahan jiwanya.

Malam itu di bawah guyuran hujan, Irham mengantarkan orang tua Ratih ke Salatiga.

Dinar melepas kepergian Irham dengan berat hati.

Irham juga tampak berat meninggalkannya, Dinar mencium punggung tangan suaminya berkali-kali, sebelum tangan itu melambai dari jendela mobil yang meninggalkan pekarangan rumah.

*******

Duar!

Dinar yang tengah terlelap memeluk Ilyas langsung terjaga ketika tiba-tiba guntur menyambar sangat kuat.

Tiba-tiba perasaannya tidak enak. Terlebih Irham belum pulang hingga tengah malam.

Dinar yang merasa haus, hendak ke dapur ketika dikagetkan dengan suara Bapak mertuanya.

"Nduk, kita ke rumah sakit. Abu Ilyas kecelakaan."

Karena hujan yang amat deras membuat jalanan licin. Mobil Irham yang membawa kedua orang tua Ratih mengalami kecelakaan di tol Salatiga - Kertosono.

1
Ratna Fika Ajah
Luar biasa
Wang Dong
Bukankah dinar dan hassan adalah saudara persusuan dimana dalam islam gak boleh nikah???
Farika Willesden
Luar biasa
Nurtina Arjuna
Lumayan
Yuni Ngsih
Tkooooor knapa Ending yg punya ceritra meninggsl ngga seruuuuuu Thor😭😭😭😭😭
Yuni Ngsih
Thooooor knp Dinar trs diuji dlm ceritra ini yg membuat ceritra tdk adil kapan Dinar bahagianya Thor....😡😡😡
Naufal hanifah
Luar biasa
Yuni Ngsih
Thooooooor ceritramu aneh masa orang yg ceritra meningga ngga seru Thor ulang ceritranya ....😡😡😡
Siti M Akil
nanti Ilham meninggal dinar nikah sama Hasan
Yuni Ngsih
Dasar laki" tak tahu diri kan tau gmn membimbing istri ,apalagi dinikahkan usia 19 th kawin punys anak ,emang enak ngurus anak tanpa ada yg membantu ....kynya blm pas Thor dipanggil Gus ....introfeksi Ilham berarti sbg suami menurut syariat islam blm berhasil ....bikin kesel yg baca Thor😠😠😠
Hastin71
Buruk
Dewi Kasinji
ya Allah , sad ending ya
Dewi Kasinji
irham kayaknya gak belajar dari pengalaman ya.
Dewi Kasinji
Luar biasa
Dewi Kasinji
ijin baca kak
3sna
tanggung jawab,atas dasar apa tanggung jawab itu ham?
Heryta Herman
muter",pusing
Heryta Herman
dasar irham laki" tdk pandai bersyukur...
Merli Gosal
Luar biasa
mbak i
othor jahat😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!