Takdir dari Tuhan adalah skenario hidup yang tak terkira dan tidak diduga-duga. Sama hal nya dengan kejadian kecelakaan sepasang calon pengantin yang kurang dari 5 hari akan di langsungkan, namun naas nya mungkin memang ajal sudah waktunya. Suasana penuh berkabung duka atas meninggalnya sang korban, membuat Kadita Adeline Kayesha (18) yang masih duduk di bangku SMA kelas 12 itu mau tak mau harus menggantikan posisi kakaknya, Della Meridha yaitu calon pengantin wanita. Begitu juga dengan Pradipta Azzam Mahendra (28) yang berprofesi sebagai seorang dokter, lelaki itu terpaksa juga harus menggantikan posisi kakaknya, Pradipta Azhim Mahendra yang juga sebagai calon pengantin pria. Meski di lakukan dengan terpaksa atas kehendak orang tua mereka masing-masing, mereka pun menyetujui pernikahan dikarenakan untuk menutupi aib kelurga. Maksud dari aib keluarga bagi kedua belah pihak ini, karena dulu ternyata Della ternyata hamil diluar nikah dengan Azhim. Mereka berdua berjanji akan melakukan pernikahan setelah anak mereka lahir. Waktu terus berlalu dan bayi mereka pun laki-laki yang sehat diberi nama Zayyan. Namun takdir berkata lain, mereka tutup usia sebelum pernikahan itu berlangsung. Bagaimanakah kehidupan rumah tangga antara Azzam dan Kayesha, yang memang menikah hanya karena untuk menutupi aib keluarga dan menggantikan kakak mereka saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon almaadityaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
21. SMDH
Sayang bangun, sholat subuh ayo...
Azzam membangunkan Kayesha pelan, ia menepuk pelan pipi Kayesha yang agak chubby itu membuatnya gemas. Apalagi wajah Kayesha ketika tidur nyenyak bukan ala ala putri tidur, melainkan dengan posisi tubuh yang tidak beraturan, apalagi rambut Kayesha yang acak-acakan.
Gemasnya istri gue batin Azzam.
Jam setengah lima subuh Azzam sudah bangun, ia memutuskan untuk mandi agar badannya lebih segar. Tapi setelah mandi ia seperti biasa hanya menggunakan sarung saja, membiarkan atas tubuhnya terekpos sempurna memperlihatkan kotak-kotak Indomie yang tersusun jadi enam.
"Sayang bangun—Hey, Kayesha sayang..."
Kayesha yang tidak merasa itu jelas masih saja molor dengan enaknya.
Azzam mendekatkan diri kepada Kayesha, ia sedikit menindih tubuh Kayesha dari samping. Dengan jelas Azzam melihat detail pahatan wajah Kayesha yang ia anggap sempurna. Wajah yang mulus, bibir tipis yang berwarna pink, hidung yang tidak mancung dan tidak pesek juga, wajah oval, babyface, alis yang cukup tebal, dan jangan lupakan bulu mata yang lentik.
Azzam tersenyum-senyum kecil melihat wajah Kayesha, ia berulang-ulang mencium pipi Kayesha yang sekarang membuatnya candu, bukan hanya pipi, tapi kening, hidung, mata juga sama hal nya ia cium karena sangat candu.
"Eunghh...." Kayesha melenguh karena ia sedikit terusik.
"Bangun sayang..."Kayesha hanya membalasnya dengan deheman yang singkat dan malas lalu kembali molor.
Azzam mentoel-toel pipi Kayesha yang benar-benar arghhh membuatnya bisa gila.
"Udah mau subuhan ini sayang, mending bangun sholat subuh."
"Udah sholat aku," Kayesha nampaknya mengigau dengan suara seraknya.
"Hah? Sholat apanya?"
Kayesha tak menyahut, matanya masih terpejam.
"Hahahaha—-sayang kamu ngigo ini pasti, ayo bangun dulu sayang."
Kayesha menggeleng dengan malas.
"Kamu kenapa sih sayang haha aneh deh, kalo ga bangun aku cium ya?" Sebenarnya tak harus menunggu Kayesha bangun pun Azzam akan mencium Kayesha.
Cupp.
Azzam berulang-ulang mencium bibir Kayesha, Kayesha reflek langsung terbangun meski matanya masih merem melek karena malas.
"Apasih sana, aku mau bobo ah..." Kayesha mendorong dada Azzam menjauh sedikit.
Pagi-pagi jadi senam jantung gue batin Kayesha.
Azzam menggeleng, ia langsung berbaring disebelah Kayesha lalu memeluk gadis itu dengan erat, lengan besarnya itu ia lingkarkan dipinggang Kayesha yang kecil.
Kayesha ingin menolak walaupun hatinya tidak, karena posisi ini jujur sangat nyaman baginya berada dalam dekapan Azzam, apalagi badan pria itu benar-benar wangi dan dingin, nyaman untuk dipeluk, ia hanya bisa pasrah dan malu-malu juga melakukan hal yang sama.
"Peluk mah peluk aja, gausah pegang-pegang kaya gitu,"ejek Azzam.
"Cot," Kayesha memeluk punggung Azzam, ia sedikit mendongakan kepala agar ia bisa bernafas.
Azzam menundukkan wajahnya kebawah, deg ia bertemu dengan wajah Kayesha, meski Kayesha matanya tertutup karena gadis itu malas dan masih ingin tidur.
"Kamu cantik banget sayang," tangan Azzam beralih mengelus surai rambut pendek Kayesha yang sangat lembut.
Kayesha mendengar itu, berpura-pura tak mendengar dan acuh saja.
"Sumpah ya kamu tuh—" Azzam tak bisa melanjutkan kata-katanya karena ia benar-benar speechless dengan kecantikan istrinya, Kayehsa.
Cupp...
Azzam sekali lagi mencium bibir Kayesha dalam waktu yang cukup lama, dari yang awalnya hanya mencium secara singkat, beralih menjadi sebuah... lumatan?
Azzam dengan pelan dan lembut tapi lihai, ia melumat bibir bawah Kayesha tapi ketika Kayesha reflek membuka mulutnya sedikit, celah itu langsung ia gunakan dengan sebaik mungkin, lidah lelaki itu masuk dan bertemu dengan lidah Kayesha yang kaku tak bergerak.
"Mphh—" desah Kayesha sedikit karena ia tak bisa berbicara.
Azzam menutup matanya, tangannya beralih lagi memegangi tengkuk Kayesha dan makin menekannya agar ciuman mereka semakin dalam.
\~•\~
Nanti abis kamu pulang sekolah kita kerumah umi sama abi ya sayang, udah mau seminggu kita gak jengukin mereka.
Kayesha mengangguk, lalu ia menyalimi punggung tangan Azzam.
"Nanti kabarin aku kamu pulangnya jam berapa, kamu masih sama kaya kemaren kah sayang latihan drama?"
"Eumm kayaknya engga deh, soalnya kelompok aku banyak yang ekskul hari ini jadi mungkin besok deh kayanya Jumat," Azzam ber oh-ria.
"Btw, mas minta uang jajan dong! Hehe!" Sifat asli Kayesha sudah mulai keluar, seperti dulu yang sering ia lakukan ke ayahnya untuk meminta uang.
Azzam mengeluarkan dompetnya lalu menyodorkannya pada Kayesha.
"Lah apa ini maksudnya?"
Azzam tersenyum, "kamu pegang dompet aku sayang, pakai buat jajan disekolah atau apa gitu."
Kayesha menggeleng, "lah kok gitu? Aku cuman mau minta goceng aja buat beli cilung sama maklor."
"Gapapa sayang, kamu pegang aja dompet sama uangnya."
Kayesha menggeleng cepat lalu buru-buru memberikan dompet Azzam tapi ditolak suaminya itu.
"Kenapa sayang? Udah lah kamu pegang aja."
"Ngga, aku masih ada sih ini limabelas ribu, yaudah aku duluan ya mas ——"
Azzam memegang tangan Kayesha, "kamu kalau ga pakai, ga aku bukain ya pintu mobilnya biar kamu gak bisa keluar. Emang kenapa sih kamu gak mau pegang?"
"Ya ngga mau, kebanyakan, apalagi mas mau kerja masa ga bawa dompet sama duit kan aneh."
"Engga sayang, aku bawa cash kok ini beberapa dalam tas aku dikursi belakang, sama ada bawa card juga, aku jarang beli apa-apa juga sayang paling makan aja, atau mungkin bayar parkir, jadi kamu bawa aja ya dompet aku? Ya kan terserah kamu mau beli apa nanti pakai aja ambil dari dompet, sekalian traktir temen-temen kamu juga gapapa kok tenang aja, ya?"
Aduh dia ni baik banget sih, pengen nolak tapi hati gue gabisa nolak rezeki batin Kayesha.
"Yang bener ni? Cash mas dalam tas belakang cukup apa ngga? Sumpah mas, aku cuman perlu goceng aja sebenarnya kalo pun gada ya gapapa kok," Azzam menggeleng.
"Sumpah sayang tenang aja cash aku di tas cukup kok, kalo kurang kan nanti bisa ambil di kartu aku. Udah sana gih, nanti gerbangnya ditutup tuh!"
Dengan tak enak hati (padahal enak) Kayesha pun memegangi dompet Azzam.
"Yaudah beneran ni ya? Kalo gitu aku keluar dulu, assalamualaikum."
"Wa'alaikumussalam, sayang, semangat ya sayang sekolahnya."
Sebelum Kayesha benar-benar pergi, Azzam menyempatkan untuk mencium kening dan pipi Kayesha. Kayesha yang mendapatkan perlakuan sweet itu pastinya salah tingkah dan malu-malu kucing lalu keluar dari mobil.
\~•\~
Ochaaaaa!
Ocha dengan malas menoleh ke Kayesha.
"Apa hah? Ada something ya?" Kayesha mengangguk cepat.
"Cha lo tau ga sih ya ampun, gue berdosa banget Cha gila..." Ocha mengangkat sebelah alisnya.
"Berdosa apanya?"
Kayesha berbisik di telinga Ocha, "i lost my first kiss".
HAH? DEMI?
Ocha menutup mulutnya sanking kagetnya mendengar itu, ia speechlees dan benar-benar tak percaya antara romantis, baper, lucu, dan ikut panik juga.
"Kok bisa sih, Sha?"
"Iya jadi gini cuy —"
Kayesha menarik tangan Ocha, lalu mereka bercerita di pojok kelas yang kebetulan ada bangku kosong disana, untungnya sekali suasana kelas masih sepi hanya ada beberapa orang yang keluar masuk kelas.
"Gue gatau sebenarnya dia itu kenapa, but tadi subuh dia kaya aneh banget Cha, ga aneh sih udah kaya biasa aja sometimes walau pun gue ngerasa aneh mungkin karena awal-awal kali ya. Lo tau kan yang kemaren dia sama cewe di gerbang yang kita liat berdua? Intinya gue nangis-nangis gitu Cha pas dirumah kaya ngambek lah, terus pas dia jelasin, nah itu dong dia langsung cap cup cap cup gue Cha oh my God!" Cerita Kayesha panjang lebar dan masih dengan excited nya itu.
"Hah seriusan? Terus katanya tu cewe sapa Sha?"
"Katanya sih ————————- so gitu Cha," Ocha mangut-mangut saja.
"Eh terus gimana Sha? Rasanya cap cip cup? Gue penasaran juga nih anjir!" Kayesha malu-malu kucing pun menjelaskannya.
Dua orang yang sama sama stress.
FYI, flashback ke Azzam yang kemaren sempat terpergok Kayesha dan Ocha dari jauh sedang berbicara dengan Tamara yang mereka tidak tahu siapa Tamara sebenarnya. Waktu itu Kayesha dan Ocha walau tak mendengar pembicaraan Azzam dan Tamara, dari kejauhan mereka langsung bergegas bersembunyi dekat semak-semak yang agak berimbun pohon.
Tapi ketika sedang memantau dari kejauhan, mood Kayesha yang sudah hancur, ditambah ia dan Ocha karena berdempet-dempetan akhirnya terjatuh ke selokan yang untungnya kering bertanah. Maka dari itu kemarin Azzam melihat penampilan Kayesha yang sudah penuh dedaunan dan ranting di kepala bahkan seragam.
Kalau boleh jujur antara badmood, sedih tapi ngakak juga sih pikir Kayesha mengingat kebodohannya semalam bersama Ocha.