NovelToon NovelToon
SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI

SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI

Status: sedang berlangsung
Genre:One Night Stand
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: Indah Yuliana

"Mas, aku hamil." ujar Bella menemui laki-laki berperawakan tampan itu di kantornya. Laki-laki yang malam itu menghabiskan waktu bersama Bella.

"Hamil? yakin itu anak saya?" tanyanya dengan sinis sambil menatap Bella dengan tajam.

"Iya Mas, ini anak kamu." jawab Bella apa adanya.

"Bagaimana bisa saya percaya itu ajak saya, sedangkan di malam itu kamu saja tidak berdarah sama sekali!!" ujarnya tanpa perasaan.


DEG...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Indah Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 13

SALAH KAMAR MEMBAWA BAYI

13

Akhirnya mereka sampai di kediaman nenek buyut Bella. Rumah itu tampak bersih seakan ada penghuninya. Memang selama ini Riyan meminta orang sekali seminggu untuk membersihkan rumah itu agar tak rapuh di makan usia.

"Untuk sementara kita tinggal di rumah ini dulu ya. Meskipun rumahnya tidak sebesar rumah kita, tapi tempat ini cukup nyaman dan terbaik hingga nanti kamu melahirkan Bel," ujar Riyan kepada putri dan istrinya.

Riyan memeluk Bella erat, mencoba menghilangkan kekhawatiran dari wajah putrinya itu. "Kita akan membuat rumah ini menjadi tempat yang bahagia, sampai kita bisa kembali ke rumah kita sendiri nantinya," tambahnya lagi.

Bella tersenyum lemah, mata indahnya menampilkan binar bahagia. "Iya Ayah,, terimakasih atas semua yang Ayah lakukan untukku." jawabnya.

"Kamu tidak perlu berterimakasih Bel, itu sudah tugas Ayah dan Ibu untuk menjaga dan melindungi kamu," balas Riyan mengusap lembut kepala putrinya.

"Kita akan menjaga dan melindungi anak di perut kamu bersama-sama Bel, tidak peduli di mana kita tinggal sekarang yang penting, kita bersama dan bahagia." tambah Meska.

"Iya Ibu, terimakasih kalian selalu mendukungku sampai sekarang." ujar Bella penuh haru.

Bella memasuki kamar yang berada tempat di samping kamar ibu dan ayahnya. Menatap sekeliling kamar yang tampak bersih dan rapi itu.

"Semoga saja ini menjadi jalan terbaik dari semua yang terjadi ya Allah. Aamiin," ujar Bella setelah menyusun pakaiannya kedalam lemari yang ada di kamar itu.

Malam harinya Bella keluar dari kamar dan menghampiri sang ibu yang tengah berada di dapur. Kebetulan di dapur itu juga ada meja makan yang cukup untuk empat orang duduki.

"Ibu masak?" tanya Bella saat sampai di samping Meska yang tengah menyusun beberapa menu makanan di piring.

"Tidak Bella, tadi di beli Ayah di warteg. Kalau masak sendiri kita juga belum membeli bahan masakan. Mungkin saja besok ibu ke pasar." jawab Meska di angguki Bella.

Malam itu mereka makan seadanya saja, karena memang menu itu saja yang ada di warteg tadi saat di beli Riyan. Yang terpenting untuk saat ini perut mereka terisi dulu dari pada tidak sama sekali.

****

Pagi harinya Bella berjemur di depan rumahnya karena panas pagi ini lumayan sejuk. Dan cukup menghangatkan tubuhnya sebelum nanti mandi. Sedangkan Meska dan juga Riyan pergi ke pasar yang tidak jauh dari rumah mereka untuk membeli bahan masakan dan juga alat-alat masak yang masih kurang.

"Baru disini ya Mbak?" tanya seorang wanita yang bisa Bella taksir umurnya tidak jauh berbeda dari dirinya.

Bella mengangguk. "Iya Mbak, baru datang kemaren." jawab Bella tersenyum.

"Ngontrak ya Mbak di rumah ini? Sudah lama saya tinggal disini baru kali ini ada yang tinggal di rumah ini." tanyanya lagi.

"Nggak Mbak, ini rumah Nenek saya." jawab Bella membuat wanita itu hanya mengangguk saja.

"Ooo saya kirain Mbaknya ngontrak. Ehh, sudah berapa bulan Mbak?" tanya wanita itu lagi menatap perut Bella.

"Lima bukan Mbak," jawab Bella singkat.

"Hmm, Mbak tinggal di sini sama suami?" tanyanya yang mulai membuat Bella risih. Jujur saja pertanyaan inilah yang tidak ingin Bella dengar dari orang lain.

"Nggak Mbak, sama ibu dan ayah, saya," jawab Bella.

"Ooo, emang suaminya Mbak kemana? kenapa nggak ikut tinggal disini? Kan kasihan Mbak lagi hamil pasti butuh dukungan suami juga karena itu yang utama." pertanyaan itu bagaikan pedang bagi Bella. Karena memang sosok seorang suami harusnya dia dapatkan untuk memberikan dukungan pada kehamilannya. Tapi apa yang bisa Bella kata jika anak itu saja tak punya ayah. Anak itu hanya miliknya sampai kapan pun.

"Suami saya sudah meninggal Mbak," jawab Bella menunduk.

"Maaf Mbak, saya tidak tahu." ujarnya tak enak hati.

"Tidak apa-apa Mbak. Saya masuk dulu ya Mbak soalnya sudah gerah mau mandi." pamit Bella karena tidak ingin banyak lagi pertanyaan yang muncul dari mulut wanita itu.

"Iya Mbak, saya juga mau mandi." jawabnya beranjak meninggalkan rumah Bella.

TBC

1
Huri Fah
langsung tolak bel, jaangan gampang luluh😁 biar diberjuang dulu
Huri Fah
tuman, itu belum seberapa sakit yg bella rasakan😁
Huri Fah
buat delano menyesal thor👿
Yumi
tambah up lagi thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!