Gibran harus merelakan kisah cintanya dengan Shofiyah yang telah dia bina selama 8 tahun kandas karena orangtua Shofiyah tak menerima lamarannya dan membuatnya harus menyaksikan pernikahan kekasih yang begitu dicintainya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Wisuda bersama
Shofiyah kini tengah berada di kampus untuk menyelesaikan berkas KKP (kuliah Kerja Profesi) karena dia bekerja di Kantor Perpajakan bersama dengan 3 orang temannya yang lain. Kemudian dia akan mengajukan ACC untuk skripsinya".
Kini dia juga telah aktif di kepengurusan lembaga Agama terbesar di kota ini. Dia bahkan diberi Amanah yang lumayan berat karena dia menjadi koordinasi dakwah kampus tepatnya dia akan sering untuk melakukan survei kekos atau tempat tinggal anak-anak kampus yang menjadi anak bimbingannya.
Jilbabnya pun perlahan panjang sepinggang dan terus menggunakan terusan bukan lagi baju dengan rok.
"Bagaimana hubungan mu dengan kak Gibran Shofiyah?? Apakah kamu akan melanjutkannya?? Tanya sahabatnya yang terlebih dahulu berhijrah bahkan jilbabnya pun panjang selutut.
" Aku sudah memintanya bertemu ayahku tapi akhir-akhir ini kami sangat sibuk dan jarang berkomunikasi". Ucapku dengan sendu.
"Jangan terlalu intens berkomunikasi ukhti, kamu sudah tahu bukan jika apa yang selama ini kalian jalani itu tidak pantas?? Tanyanya dengan penuh nasehat.
" Iya ukhti, aku sudah mengurangi intensitasnya dan hanya membalasnya sesekali. Kasian lelaki baik itu, dia begitu menjagaku sejak kami berpacaran, dia bahkan tak pernah kurang ajar padaku".
"Suruhlah dia datang melamar saja ukhti karena kita hampir selesai, kamu bahkan lebih dulu mencuri stars kami dengan hampir ujian skripsi sedangkan kami baru mengajukannya". Dawiyah tertawa kecil melihat ekspresi sahabatnya yang cemberut.
Berteman selama hampir 4 tahun membuat mereka saling mengerti dan mengenal karakter Masing-masing. Bahkan mereka bertujuh bahkan saling support satu sama lain.
"Itu mah kalian saja yang lelet". Dengus Shofiyah menatap temannya itu dengan wajah garang yang dibuat-buat.
" Mukamu tidak cocok seperti itu ukhti, kamu bukannya menakutkan malah menggemaskan ". Ucapnya mencubit pipi gembul sahabatnya itu.
Selalu saja seperti itu jika dia memasang wajah garang, semua sahabatnya bukannya takut malah mencubit pipinya yang memang sangat berisi.
" Yayaya cubit saja terus pipiku jangan kasih kendor". Sungutnya kesal karena dicubit.
"Kamu yang bilang yah, aku cubit terus ini biar kamu rasain". Dawiyah kembali menggoda sahabatnya itu.
" Ada apa ini main cubit-cubitan, ikutan dong". Ikut kelima temannya yang lain.
"Ih bisa bengkak dan merah pipiku, jika kalian semua mencubit ku. Itu Anti sama kak kasma saja kalian cubit". Ucapku kepada mereka.
" Astaga Shofiyah tidak usah pasang wajah seperti itu, kamu bukan seram tapi bikin gemes". Ucap Kak kasma memandangku dengan pandangan gemes.
"Nah benarkan yang aku bilang, bukan cuma aku itu yang berkata seperti itu, yang lain juga". Ucap dawiyah menaikturunkan alisnya.
Kami bertujuh memang seperti saudara yang saling melengkapi, dengan perbedaan umur, karakter bahkan daerah membuat kami saling melengkapi.
"Sudahlah kawan-kawan nanti Shofiyah nangis kalian goda terus-menerus". Ucap Fitri dengan ikut menggoda Shofiyah.
" Sudah ya, oh iya Shofiyah bagaimana dengan skripsimu??, kapan sidang?? Tanya Anti dengan serius, mengalihkan acara goda-menggoda tadi.
"Eh iya, Shofiyah bahkan sudah mau sidang sedangkan kita masih mengajukan judul itupun selalu ditolak". Ucap Anti dengan sendu.
" Aku sidang bulan depan karena jadwalnya sama dengan yang lain katanya masih menunggu beberapa orang lagi untuk ikut sidang, masih butuh 40 orang katanya".
"Andai judul kita di acc pasti kita bisa ikut sidang bersama Shofiyah". Ucap Icha dengan dengan sendu.
Mereka selalu berencana untuk wisuda bersama dan sekarang jangankan wisuda bersama judul yang mereka ajukan saja selalu ditolak.
" Sabar yah kawan-kawan, aku akan bantuin kalian mengajukan judul dan aku sudah menyiapkan untuk kalian semua, aku bahkan sudah mengumpulkan nya". Shofiyah memandang sahabatnya dengan senyuman lebar kini menggoda sahabatnya yang memasang wajah bengong.
"Kamu serius Shofiyah??
" Tentu dan aku juga punya kejutan buat kalian karena nama dan judul kalian sudah keluar, aku yakin kalian suka dan senang karena itu judul mata kuliah yang kalian senangi". Ucapnya dengan senyuman lebar berhasil membuat keenam sahabatnya itu terdiam.
Mata mereka semua berkaca-kaca kemudian menghambur kepelukan sahabatnya itu. Mereka memang tahu Shofiyah sangat pintar dan selalu membantu mereka dalam keadaan apapun bahkan dalam masalah materi dan kuliah pun dia ada paling depan membantu mereka.
"Ya ampun Shofiyah terima kasih". Kak kasma memamndangku dengan berkaca-kaca begitupun yang lainnya.
" Aku tidak akan meninggalkan sahabatku saat aku berada di puncak, bukankah kita semua ingin wisuda bersama?? Ucap Shofiyah dengan senyuman.
Mereka kembali memeluk Shofiyah bersamaan dengan tangisan yang kini mengalir. Mereka bahagia dan beruntung memiliki Shofiyah sebagai sahabat mereka.
"Ini keterangan di mading yang ku foto tadi, kalian bisa melihat nama dan judul kalian disana. Aku akan kirim digrub supaya kalian melihatnya". Ucapnya kemudian mengirim ke pesan Grup mereka.
Dia bisa melihatnya semua mata sahabatnya berbinar melihat nama dan judul mereka yang keluar. Benar itu mata kuliah yang mereka kuasai masing-masing dan Shofiyah menghapal itu dengan sangat baik.
"Kalian suka?? Tanyanya dengan senyuman manis.
" Ah Shofiyah aku sungguh menyayangimu". Kak kasma memeluk dan mencium sahabatnya itu dengan perasaan bahagia.
"Kamu memang sahabat kami yang paling mengerti dan mengenal kami Shofiyah". Ucap Anti dan Fitri bersamaan kemudian memeluk sahabatnya itu.
" Kamu kenapa dawiyah kok wajahnya gitu amat??, kamu tidak suka yah judulnya?? Ucapku sendu, takut judul itu tidah disukai sahabatnya.
"Aku sangat suka Shofiyah, aku sangat terharu atas kepedulian dan kebaikanmu kepada kami selama ini. Makasih ya!! ". Ucapnya dengan tangis bahagia.
Mereka bertujuh menjadi pusat perhatian karena mereka sedang berada di fakultas mereka tepatnya didepan kantor kepengurusan jurusan Ekonomi.
" Sama-sama, sekarang teraktiir aku makan dikantin, aku lapar". Rengekku kepada mereka.
"Ayo, kamu mau makan apapun, biar kami yang bayar". Senang mereka merangkul sahabatnya untuk ke kantin bersama.
Mereka semua berjalan dengan perasaan gembira dan sangat senang. Impian mereka yang bisa wisuda bersama terbuka lebar.
" Kalian berjuang untuk ACC skripsi nanti dan konsultasi sama pembimbing kalian. Tenang saja aku akan mengantar kalian tapi kasih uang bensin ya, kan aku tukang ojek". Ucap Shofiyah dengan bercanda.
"Tenang saja tukang ojek kami akan sering order kamu supaya bisa pergi bimbingan skripsi". Ucap mereka menoyor badan Shofiyah dengan gemes.
Mereka tahu jika Shofiyah bercanda dengan hal seperti itu. Dia bahkan tak mau diberi uang jika mereka diantar kesana kemari.
"Makanlah yang banyak Shofiyah, hari ini kamu bebas makan apa saja".
" Baiklah, aku akan menghabiskan uang kalian semua, karena mentraktir ku makan dikantin sepuasnya". Shofiyah memandang mereka dengan muka songong dan menjengkelkan.
Mereka semua terkekeh gemes melihat tingkah Shofiyah