Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada yang memanggil Rara dengan sebutan Mommy.
Rara yang baru pulang bekerja tiba-tiba saja di kagetkan oleh gadis kecil yang begitu cantik nan imut namun yang membuat Rara kaget adalah panggilan gadis kecil itu kepadanya.
" Mommy " Dengan kedua mata yang berbinar dan senyum yang mengambang di bibirnya membuat gadis cantik itu semakin menggemaskan.
Rara yang terkejut ia langsung melihat kearah belakang dan melihat kesekitar namun Rara tidak melihat siapapun disana.
Bagaimana kelanjutannya? yuk simak cerita selanjutnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31. HARI H
Hari yang di nanti-nanti telah tiba, pernikahan yang di gelar di salah satu pantai dengan nuansa outdoor wedding dengan bunga-bunga cantik yang menambah nuansa romantis.
Rara yang sudah menggunakan kebaya moderen dengan rambut yang di bentuk sedemian rupa menambah cantiknya wajah Rara apa lagi kebaya yang melekat di tubuh rara begitu pas.
‘’ Mommy is very beautiful ‘’ Puji caca sambil mengacungkan jempol mungilnya.
‘’ Anak mommy juga sangat cantik, seperti princess ‘’ Rara mencubit pipi caca.
‘’ Anak ibu sangat cantik, seperti ibu semasa muda dulu ‘’ Kata Ibu yang masuk kedalam kamar.
Rara memeluk lengan sang ibu ‘’ Aku kan anak ibu, sudah pasti aku akan seperti ibu ‘’ Balas Rara ‘’ Bu, terimakasih karena ibu sudah melahirkan aku ke dunia ini, tanpa ibu dan Ayah mungkin aku tidak akan lahir dan mendapatkan kebahagian ini ‘’ Ucap Rara.
Ibu mengelus kepala sang putri ‘’ Ibu juga terimakasih karena kamu sudah menjadi anak yang berbakti kepada ibu dan ayah. Kamu adalah anugrah dari Allah untuk kami ‘’ Balas Ibu yang merasa bahagia bisa menyaksikan putrinya tumbuh dewasa dan kini akan menikah dengan pria yang ia cintai.
Ucapan harus terus terlontar sampai akhinya Ayah datang lalu memeluk sang putri ‘’ Berbahagialah nak, tugas ayah telah usai. Berbakti lah kepada suamimu dan carilah rido Allah di dalam rumah tangga kamu. Ayah mendoakan kebahagian kalian ‘’ Ucap Ayah mengusap punggung sang putri.
‘’ Terimakasih Ayah. Terimakasih karena sudah mendidik dan membesarkan rara ‘’
Ayah mengangguk ‘’ Sekarang sudah waktunya ‘’ Ajak ayah yang langsung di balas anggukan oleh rara.
Rara keluar dengan di apit oleh kedua orang tuanya, Rara cukup bersyukur karena di hari bahagianya bisa di saksikan oleh kedua orangnya. banyak di luar sana para pengantin yang tidak bisa di dampingi oleh kedua orang tua.
Acara terasa nikmat apa lagi ketika Irfan mengucapkan ijab kabul dengan lantang tanpa ada hambatan, hanya satu tarikan nafas mereka langsung sah menjadi suami istri.
Rara mencium punggung tangan Irfan lalu irfan pun mencium kening rara dengan lembut. Aksi keduanya membuat heboh para saksi apa lagi kedua orang tua mereka yang sangat bahagia.
‘’ Akhinya kita besanan jeng ‘’ Kata Ibu.
‘’ Benar jeng, mudah-mudahan rara yang terakhir untuk Irfan dan semoga mereka selalu di limpahkan dengan kebahagiaan Aamin.. ‘’
‘’ Aamin.. ‘’
Para undangan saling bergantian untuk mengucapkan selamat kepada rara dan juga Irfan. Rara tidak menyangka jika tamu akan sebanyak ini.
Rara harap jika pernikahan ini yang pertama dan terakhir, ia ingin bisa hidup bahagia mendampingi suaminya di saat susah mau pun senang.
‘’ Ra kamu pegal? ‘’ Tanya Irfan
‘’ Sedikit mas ‘’ Jawab rara.
‘’ Tunggu di sini ‘’ Irfan langsung pergi entah apa yang akan ia ambil ‘’ Pakai ini, sepatumu terlalu tinggi makanya cepat pegal ‘’ Irfan berjongkok dan menggantikan sepatu nara dengan sepatu keteplek yang tidak memiliki hak.
Rara sampai tidak bisa berkata-kata ternyata Irfan sangat pengertian ‘’ Makasih mas ‘’ Kata Rara
‘’ Sama-sama, kalo kamu mulai tidak nyaman bilang saja biar kita akhiri acaranya ‘’
‘’ Aku nyaman ko, lagian aku juga ingin menikmati hari pernikahan kita ini. Ini akan menjadi kenangan kita nanti jadi mana mungkin mas bisa mengakhiri begitu saja ‘’ Balas Rara.
Irfan tersenyum lalu menggenggam tangan Rara dengan lembut ‘’ Terimakasih karena kamu mau menjadi istri mas dan mau menjadi ibu sambung untuk caca ‘’ Kata Irfan tulus.
‘’ Hm.. Jika aku melakukan hal yang salah tolong di tegur dan tolong ajari aku bagaimana cara mendapatkan pahala dari suami ‘’ Pinta Rara yang langsung di balas anggukan oleh Irfan.
Bukan tanpa alasan rara berkata demikian karena rara tidak ingin menjadi istri durhaka kepada suami, lagian irfan lebih berpengalaman dari rara.